Denpasar (Antara Bali) - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Bali mendukung kebijakan pemerintah untuk menaikkan tarif dasar listrik (TDL) sebesar 15 persen secara bertahap pada tahun 2013.
"Jika dihitung secara menyeluruh sebenarnya tidak terlalu memberatkan industri, persoalannya efek psikologis saja yang menyebabkan kenaikan TDL ini menjadi sebuah beban," kata Ketua Umum Kadin Bali Gde Sumarjaya Linggih di Denpasar, Senin.
Ia tidak memungkiri setiap jenis usaha kebutuhan listriknya berbeda-beda guna mendukung proses produksi, namun jika dirata-ratakan konsumsi listrik sekitar lima persen dari biaya operasional perusahaan.
Kenaikan TDL secara bertahap direncanakan berlaku untuk tarif pelanggan dengan daya di atas 900 volt ampere (VA), sehingga juga tidak akan memberatkan masyarakat kecil. "Dari pengalihan subsidi listrik itu justru akan dapat digunakan untuk pembangunan berbagai infrastruktur penting yang dapat membantu rakyat dan industri kecil," ujar pengusaha dan politisi yang dikenal dengan nama panggilan Demer itu.
"Kami melihat infrastruktur banyak yang harus diperbaiki, daripada Rp90 triliun subsidi diberikan untuk PLN dan dinikmati oleh orang-orang kaya dengan menggunakan daya di atas 5.000 VA, kan lebih baik diarahkan untuk program lain yang lebih tepat guna dan tepat sasaran," katanya.
Wakil Sekjen DPP Partai Golkar ini mengharapkan pemerintah dapat menyosialisasikan secara baik rencana kenaikan TDL tersebut, sehingga rakyat menjadi mengerti. "Kita contohkan dana sektor pertanian sebesar Rp15 triliun kemudian dilipatgandakan untuk pengalihan subsidi listrik, akan lebih banyak traktor pembajak, alat pemetik gabah, dan pupuk yang dapat dinikmati petani," ucapnya. (LHS/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013
"Jika dihitung secara menyeluruh sebenarnya tidak terlalu memberatkan industri, persoalannya efek psikologis saja yang menyebabkan kenaikan TDL ini menjadi sebuah beban," kata Ketua Umum Kadin Bali Gde Sumarjaya Linggih di Denpasar, Senin.
Ia tidak memungkiri setiap jenis usaha kebutuhan listriknya berbeda-beda guna mendukung proses produksi, namun jika dirata-ratakan konsumsi listrik sekitar lima persen dari biaya operasional perusahaan.
Kenaikan TDL secara bertahap direncanakan berlaku untuk tarif pelanggan dengan daya di atas 900 volt ampere (VA), sehingga juga tidak akan memberatkan masyarakat kecil. "Dari pengalihan subsidi listrik itu justru akan dapat digunakan untuk pembangunan berbagai infrastruktur penting yang dapat membantu rakyat dan industri kecil," ujar pengusaha dan politisi yang dikenal dengan nama panggilan Demer itu.
"Kami melihat infrastruktur banyak yang harus diperbaiki, daripada Rp90 triliun subsidi diberikan untuk PLN dan dinikmati oleh orang-orang kaya dengan menggunakan daya di atas 5.000 VA, kan lebih baik diarahkan untuk program lain yang lebih tepat guna dan tepat sasaran," katanya.
Wakil Sekjen DPP Partai Golkar ini mengharapkan pemerintah dapat menyosialisasikan secara baik rencana kenaikan TDL tersebut, sehingga rakyat menjadi mengerti. "Kita contohkan dana sektor pertanian sebesar Rp15 triliun kemudian dilipatgandakan untuk pengalihan subsidi listrik, akan lebih banyak traktor pembajak, alat pemetik gabah, dan pupuk yang dapat dinikmati petani," ucapnya. (LHS/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013