Denpasar (Antara Bali) - Pengamat sosial politik Prof Dr Nengah Dasi Astawa menyarankan partai politik di Bali yang tergabung dalam koalisi untuk mengusung Made Mangku Pastika menjadi calon gubernur kembali harus berani memunculkan figur alternatif.
"Harus diingat bahwa sampai sekarang Mangku Pastika masih menjadi milik PDIP, dan ia juga belum tegas menerima tawaran dari partai koalisi," katanya saat menjadi pembicara pada diskusi bertajuk "Pilgub Bali; antara Ada dan Tiada" di Denpasar, Jumat.
Menurut dia, partai yang tergabung dalam koalisi akan menjadi "mati kutu" jika Pastika kembali diusung oleh PDIP. "Masyarakat kita sangat pragmatis, apalagi mereka diperlihatkan dengan kondisi keberhasilan berbagai program yang dilakukan Pastika selama menjabat," ucap akademisi dari Universitas Pendidikan Nasional itu.
Sementara itu, akademisi dari Universitas Udayana Prof Dr Dewa Gede Palguna tidak memungkiri memang bukan perkara yang mudah bagi calon lain untuk dapat menyampaikan program alternatif yang bisa menarik perhatian masyarakat.
"Selain itu belum apa-apa juga kandidat lain merasa tidak "pede" (percaya diri) karena tidak punya modal politik, tidak punya modal ekonomi, dan memang tidak punya nyali," ucapnya pada diskusi yang digelar oleh Komunikasi Lintas Media (K-Lima) itu.
Sedangkan Ketua DPD Partai Demokrat Bali Made Mudarta mengakui, berdasarkan hasil survei partainya, Mangku Pastika menduduki posisi teratas dan responden mengharapkan program-program yang telah berjalan agar dilanjutkan. (LHS/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013
"Harus diingat bahwa sampai sekarang Mangku Pastika masih menjadi milik PDIP, dan ia juga belum tegas menerima tawaran dari partai koalisi," katanya saat menjadi pembicara pada diskusi bertajuk "Pilgub Bali; antara Ada dan Tiada" di Denpasar, Jumat.
Menurut dia, partai yang tergabung dalam koalisi akan menjadi "mati kutu" jika Pastika kembali diusung oleh PDIP. "Masyarakat kita sangat pragmatis, apalagi mereka diperlihatkan dengan kondisi keberhasilan berbagai program yang dilakukan Pastika selama menjabat," ucap akademisi dari Universitas Pendidikan Nasional itu.
Sementara itu, akademisi dari Universitas Udayana Prof Dr Dewa Gede Palguna tidak memungkiri memang bukan perkara yang mudah bagi calon lain untuk dapat menyampaikan program alternatif yang bisa menarik perhatian masyarakat.
"Selain itu belum apa-apa juga kandidat lain merasa tidak "pede" (percaya diri) karena tidak punya modal politik, tidak punya modal ekonomi, dan memang tidak punya nyali," ucapnya pada diskusi yang digelar oleh Komunikasi Lintas Media (K-Lima) itu.
Sedangkan Ketua DPD Partai Demokrat Bali Made Mudarta mengakui, berdasarkan hasil survei partainya, Mangku Pastika menduduki posisi teratas dan responden mengharapkan program-program yang telah berjalan agar dilanjutkan. (LHS/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013