Pemerintah Kota Denpasar, Bali, mengunggulkan program Radio Inklusi Menuju Denpasar Maju dan Jaya (Raditya) agar lolos dalam seleksi menuju Top 45 inovasi pelayanan publik pada ajang yang digelar Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.
Wali Kota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara di Denpasar, Rabu, mengatakan inovasi Raditya hadir sejak 2015 untuk memberikan ruang dan bakat di bidang penyiaran bagi penyandang disabilitas di Kota Denpasar.
"Sebelum ada inovasi Raditya, belum ada radio milik pemerintah ataupun swasta di Kota Denpasar yang secara khusus memberikan perhatian terhadap anak-anak penyandang disabilitas," ujarnya.
Jaya Negara menyampaikan berbagai kelebihan inovasi Raditya tersebut saat mengikuti tahap wawancara di hadapan tim panelis independen menuju Top 45 inovasi pelayanan publik dalam kompetisi pelayanan publik tahun 2023.
Inovasi Raditya sebelumnya sukses menjadi salah satu inovasi Kota Denpasar yang lolos Top 99 pada ajang kompetisi pelayanan publik tahun 2023.
Turut mendampingi, Kadis Kominfos Kota Denpasar IB Alit Adhi Merta, Kadis Sosial Kota Denpasar I Gusti Ayu Laxmy Saraswati, dan Kadis P2AP2KB Kota Denpasar I Gusti Agung Sri Wetrawati.
"Raditya hadir untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Kota Denpasar terhadap sarana komunikasi, sosialisasi dan informasi mengenai layanan publik, pembangunan dan pendidikan," ujarnya.
Selain itu untuk pelestarian budaya, kegawatdaruratan, kebencanaan, info lalu lintas dan hiburan yang bersifat inklusif sehingga dapat diterima serta dinikmati manfaatnya oleh seluruh lapisan masyarakat.
"Kehadiran Raditya ini sejalan dengan upaya pemerintah dalam mewujudkan Kota Denpasar sebagai Kota Inklusi," ujarnya
Saat ini Radio Publik Kota Denpasar sebagai lembaga penyiaran publik lokal yang berada di bawah naungan Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik (Kominfos) Kota Denpasar, merupakan satu-satunya stasiun radio milik pemerintah yang telah memanfaatkan teknologi siaran digital.
Dengan demikian jangkauan siaran dapat diterima oleh masyarakat dengan semakin luas, serta kualitas siaran yang semakin jernih. Selain itu materi informasi yang tersedia di Raditya juga telah terintegrasi di semua platform.
"Sehingga seluruh lapisan masyarakat, tidak terkecuali penyandang disabilitas dan juga kaum lansia yang acap kali kesulitan untuk mengakses program siaran tetap mendapatkan informasi yang sama baik itu secara analog, ataupun subdomain dan juga media sosial," kata Jaya Negara menjelaskan.
Layanan streaming Raditya juga telah terintegrasi dengan aplikasi DPS (Denpasar Prama Sewaka).
Oleh karena itu, melalui inovasi Raditya, Radio Publik Kota Denpasar menjadi radio pertama di Provinsi Bali yang memberdayakan para penyandang disabilitas sebagai penyiar khusus sebanyak enam orang.
Selain itu juga memberikan ruang bagi para kelompok lansia yang tersebar di 43 desa/kelurahan di Kota Denpasar untuk tampil dan menyalurkan hobi melalui segmen Gita Sancaya di setiap hari Minggu.
Selanjutnya secara rutin setiap bulannya bekerjasama dengan kelompok KISARA (Kita Sayang Remaja) untuk mengedukasi remaja perihal infeksi menular seksual dan juga permasalahan remaja lainnya.
Hingga saat ini telah dilakukan 96 kali talkshow gratis di RPKD FM terkait hal tersebut dan dampaknya membantu menurunkan tingkat IMS dan juga pernikahan anak usia dini di Kota Denpasar.
"Inovasi ini dapat dengan mudah direplikasi di seluruh wilayah Indonesia. Hal ini dikarenakan sebagian besar kabupaten/kota di Indonesia memiliki Lembaga Penyiaran Publik Lokal (LPPL) yang dapat dimanfaatkan sebagai media inklusi," ujarnya
Menurut dia, keberadaan inovasi Raditya ini sangat berperan penting dalam mensukseskan program inklusi Pemerintah Kota Denpasar utamanya melalui pola edukasi dan layanan informasi bagi penyandang disabilitas.
"Semoga dengan inovasi Raditya dapat mendukung terwujudnya Denpasar sebagai kota inklusi yang ramah bagi penyandang disabilitas," kata Jaya Negara.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023
Wali Kota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara di Denpasar, Rabu, mengatakan inovasi Raditya hadir sejak 2015 untuk memberikan ruang dan bakat di bidang penyiaran bagi penyandang disabilitas di Kota Denpasar.
"Sebelum ada inovasi Raditya, belum ada radio milik pemerintah ataupun swasta di Kota Denpasar yang secara khusus memberikan perhatian terhadap anak-anak penyandang disabilitas," ujarnya.
Jaya Negara menyampaikan berbagai kelebihan inovasi Raditya tersebut saat mengikuti tahap wawancara di hadapan tim panelis independen menuju Top 45 inovasi pelayanan publik dalam kompetisi pelayanan publik tahun 2023.
Inovasi Raditya sebelumnya sukses menjadi salah satu inovasi Kota Denpasar yang lolos Top 99 pada ajang kompetisi pelayanan publik tahun 2023.
Turut mendampingi, Kadis Kominfos Kota Denpasar IB Alit Adhi Merta, Kadis Sosial Kota Denpasar I Gusti Ayu Laxmy Saraswati, dan Kadis P2AP2KB Kota Denpasar I Gusti Agung Sri Wetrawati.
"Raditya hadir untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Kota Denpasar terhadap sarana komunikasi, sosialisasi dan informasi mengenai layanan publik, pembangunan dan pendidikan," ujarnya.
Selain itu untuk pelestarian budaya, kegawatdaruratan, kebencanaan, info lalu lintas dan hiburan yang bersifat inklusif sehingga dapat diterima serta dinikmati manfaatnya oleh seluruh lapisan masyarakat.
"Kehadiran Raditya ini sejalan dengan upaya pemerintah dalam mewujudkan Kota Denpasar sebagai Kota Inklusi," ujarnya
Saat ini Radio Publik Kota Denpasar sebagai lembaga penyiaran publik lokal yang berada di bawah naungan Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik (Kominfos) Kota Denpasar, merupakan satu-satunya stasiun radio milik pemerintah yang telah memanfaatkan teknologi siaran digital.
Dengan demikian jangkauan siaran dapat diterima oleh masyarakat dengan semakin luas, serta kualitas siaran yang semakin jernih. Selain itu materi informasi yang tersedia di Raditya juga telah terintegrasi di semua platform.
"Sehingga seluruh lapisan masyarakat, tidak terkecuali penyandang disabilitas dan juga kaum lansia yang acap kali kesulitan untuk mengakses program siaran tetap mendapatkan informasi yang sama baik itu secara analog, ataupun subdomain dan juga media sosial," kata Jaya Negara menjelaskan.
Layanan streaming Raditya juga telah terintegrasi dengan aplikasi DPS (Denpasar Prama Sewaka).
Oleh karena itu, melalui inovasi Raditya, Radio Publik Kota Denpasar menjadi radio pertama di Provinsi Bali yang memberdayakan para penyandang disabilitas sebagai penyiar khusus sebanyak enam orang.
Selain itu juga memberikan ruang bagi para kelompok lansia yang tersebar di 43 desa/kelurahan di Kota Denpasar untuk tampil dan menyalurkan hobi melalui segmen Gita Sancaya di setiap hari Minggu.
Selanjutnya secara rutin setiap bulannya bekerjasama dengan kelompok KISARA (Kita Sayang Remaja) untuk mengedukasi remaja perihal infeksi menular seksual dan juga permasalahan remaja lainnya.
Hingga saat ini telah dilakukan 96 kali talkshow gratis di RPKD FM terkait hal tersebut dan dampaknya membantu menurunkan tingkat IMS dan juga pernikahan anak usia dini di Kota Denpasar.
"Inovasi ini dapat dengan mudah direplikasi di seluruh wilayah Indonesia. Hal ini dikarenakan sebagian besar kabupaten/kota di Indonesia memiliki Lembaga Penyiaran Publik Lokal (LPPL) yang dapat dimanfaatkan sebagai media inklusi," ujarnya
Menurut dia, keberadaan inovasi Raditya ini sangat berperan penting dalam mensukseskan program inklusi Pemerintah Kota Denpasar utamanya melalui pola edukasi dan layanan informasi bagi penyandang disabilitas.
"Semoga dengan inovasi Raditya dapat mendukung terwujudnya Denpasar sebagai kota inklusi yang ramah bagi penyandang disabilitas," kata Jaya Negara.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023