Sekitar 700 seniman dilibatkan dalam keseluruhan rangkaian prosesi pelebon (pembakaran jenazah) Raja Denpasar IX dari Puri Agung Denpasar Ida Tjokorda Ngurah Jambe Pemecutan.

"Kalau dikalkulasikan sekitar 700 orang total keseluruhan. Itu mulai dari prosesi pertama sampai terakhir hari ini," kata Anak Agung Ngurah Gede Dharmayuda selaku Ketua Panitia Karya Pelebon Raja Denpasar IX di Denpasar, Rabu.

Menurut Dharmayuda, khusus untuk puncak pelebon pada hari ini saja dilibatkan sebanyak 500 seniman.

"Ada seniman yang terlibat dua kali. Seperti pada 15 Juni lalu melibatkan satu barungan gamelan dengan sekitar 50 orang, sebelumnya juga yang sudah berjalan melibatkan seniman sehingga kalau dikalkulasikan sekitar 700 orang kurang lebih," ujarnya.

Baca juga: Ribuan warga saksikan puncak prosesi Pelebon Raja Denpasar IX

Para seniman yang terlibat selain bertugas memainkan alat musik gamelan, juga ada yang membawakan tari topeng, tari baris katekok jago dan lainnya.

Sementara itu, untuk jumlah sulinggih (pendeta Hindu) yang dilibatkan para prosesi puncak pelebon sebanyak 12 orang.

Para sulinggih itu ada yang bertugas muput (memimpin ritual) di Setra Badung, ada yang megayot (ditandu), ada yang berada di atas bade (tempat jenazah) saat iring-iringan menuju Setra Badung hingga yang memimpin doa saat abu jenazah dilarung ke laut.

"Sebagian besar merupakan sulinggih dari Kota Denpasar dan hanya satu sulinggih dari Griya Budha Sukawati, Gianyar," ujar Dharmayuda.

Terkait dengan tingkatan upacara pelebon yang dilaksanakan, kata Dharmayuda, merupakan tingkatan upacara yang tertinggi yang dikenal dengan Karya Pelebon Nyawa Ngesti Wedana.

Prosesi pelebon menggunakan bade tumpang (tingkat) 11 setinggi 22 meter dan jenazah dibakar menggunakan lembu berwarna putih.

"Tingkatan upacara yang paling utama yang kami ambil karena memang Beliau seorang abiseka (telah dinobatkan raja). Kalau Beliau tidak abiseka mungkin tingkatan upacara lebih rendah dan tidak menggunakan bade tumpang (tingkat) 11. Namun cukup sampai tumpang 9 saja," ucapnya.

Baca juga: Polisi terapkan rekayasa lalu lintas saat pelebon Raja Denpasar IX

Terkait penunjukan Raja Denpasar selanjutnya, Dharmayuda menerangkan hal tersebut pastinya akan dirembukkan kembali di dalam keluarga puri hingga griya.

"Jadi, kami akan meminta pertimbangan kira-kira siapa yang pantas untuk meneruskan tahta atau tugas-tugas puri selaku pengayom dan sebagai hulu atau ujung keluarga besar di Puri Denpasar," katanya.

Menurut Dharmayuda, akan ada pembicaraan lebih lanjut apakah nanti akan dilanjutkan dengan penglingsir (tokoh tetua) saja atau bagaimana.

Sebagai seorang penerus nantinya akan memiliki tanggung jawab yang cukup besar tak hanya bertanggung jawab bagi puri saja. Namun juga bertanggung jawab kepada keluarga besar, masyarakat luas, hingga pemerintah.

"Jadi, harus dicari figur yang tahu, mapan, cakap untuk hal-hal seperti itu," kata pria yang juga Kepala Bidang Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan
Kota Denpasar ini.


 
Jenazah Raja Denpasar IX dari Puri Agung Denpasar Ida Tjokorda Ngurah Jambe Pemecutan yang dibakar di dalam lembu putih di Setra Badung Denpasar,
Rabu (21/6/2023). ANTARA/Ni Luh Rhismawati.

 

Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : Adi Lazuardi


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023