Ribuan warga antusias menyaksikan iring-iringan prosesi Pelebon (pembakaran jenazah) Raja Denpasar IX dari Puri Agung Denpasar Ida Tjokorda Ngurah Jambe Pemecutan, yang puncaknya dilaksanakan pada Rabu (21/6).

"Ini merupakan tingkatan upacara yang tertinggi yang kami ambil atau yang dikenal dengan Karya Pelebon Nyawa Ngesti Wedana," kata Anak Agung Ngurah Gede Dharmayuda, Ketua Panitia Karya Pelebon Raja Denpasar IX di Denpasar, Rabu.

Tak hanya warga Kota Denpasar, wisatawan domestik dan mancanegara terlihat bersemangat menyaksikan dan mengabadikan prosesi pelebon Raja Denpasar IX mulai dari kawasan Patung Catur Muka yang merupakan titik nol Kota Denpasar.

Iring-iringan layon (jenazah) dari raja yang wafat di usia 80 tahun pada 18 Februari 2023 tersebut, dimulai dari Puri Agung Denpasar di Jalan Veteran No 62 Denpasar.

Jenazah yang sebelumnya digotong dari Puri Denpasar menggunakan bedusa (peti berbentuk sarkofagus), kemudian dinaikkan ke atas bade tumpang (tingkat) 11 setinggi 22 meter dengan menggunakan tragtag (tangga) di kawasan Patur Catur Muka.

Rangkaian iring-iringan jenazah tak saja diisi wanita pembawa sesajen dan perlengkapan upacara pelebon, juga ada kereta kuda yang dinaiki oleh keluarga Puri Denpasar, barisan perwakilan Raja-Raja Nusantara dari sejumlah kerajaan dan keraton di Tanah Air.

Selain itu, ada juga barisan sebanyak 16 pengiring atau warga yang keluarganya meninggal dan melaksanakan prosesi pengabenan. Kemudian, barisan penari Baris Poleng Katekok Jago, pengarak ogoh-ogoh dan lembu putih, serta barisan penabuh yang memainkan berbagai jenis gamelan.

Iring-iringan dari Patung Catur Muka di titik nol Kota Denpasar, selanjutnya menuju Jalan Udayana dan berbelok menuju Jalan Hasanuddin serta berakhir di Setra (kuburan) Badung di Jalan Imam Bonjol Denpasar.

Dharmayuda mengatakan rangkaian persiapan prosesi Pelebon Raja Denpasar IX telah berjalan selama empat bulan dan puncaknya pada Rabu ini dapat terlaksana berkat kerja sama dukungan keluarga besar Pasemetonan Ageng Puri Agung Denpasar.

Menurut dia, sebanyak 28 puri yang tersebar di berbagai daerah di Bali ada di bawah Puri Agung Denpasar. Semua yang memiliki hubungan kekerabatan tersebut, turut serta mengiringi almarhum Raja Denpasar IX menuju tempat pembakaran di Setra Badung.

"Pasemetonan menempatkan beliau di tempat yang tertinggi dan utama, karena beliau adalah sang abiseka. Satu-satunya raja di Bali yang terabiseka (dinobatkan raja) dengan prosesi tertinggi sama seperti Ratu Peranda (pendeta Hindu)," ujarnya.

Sebelumnya putra pertama Raja Denpasar IX, Anak Agung Ngurah Agung Wira Bima Wikrama mengatakan upacara pelebon memang mengambil tingkatan yang utama, mengingat Ida Tjokorda Ngurah Jambe Pemecutan semasa hidupnya selain sudah me-dwijati, juga abiseka ratu (mengikuti upacara penobatan raja).

"Untuk tingkatan upacara adalah yang utama. Untuk pamereman (bade) menggunakan tumpang 11 dengan dasar putih dan ornamen kuning. Begitu juga untuk lembu menggunakan lembu putih," ujar Ngurah Bima.

Esti, salah satu warga dari Gresik yang sedang melakukan kunjungan ke Denpasar mengaku tertarik menyaksikan prosesi Pelebon Raja Denpasar IX.

"Ini prosesi langka dan ini yang meninggal raja, jadi prosesinya lebih besar. Kalau pengabenan yang masyarakat biasa, sebelumnya saya juga pernah melihat langsung waktu di Ubud," kata Esti.

Baca juga: Keluarga Puri: Pelebon Raja Denpasar IX tidak jor-joran

Baca juga: Wali Kota: Raja Denpasar IX sosok yang berjasa

Baca juga: Rangkaian prosesi Pelebon Raja Denpasar IX diisi ritual Manah Toya Ning

Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : Widodo Suyamto Jusuf


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023