Politeknik Pariwisata (Poltekpar) Bali mengungkapkan hasil riset mengenai kebutuhan sumber daya manusia bagi industri pariwisata khususnya di Bali dan Labuan Bajo (Nusa Tenggara Timur).
Perwakilan Pimpinan Poltekpar Bali I Wayan Muliana di Badung, Senin (19/6), mengatakan bahwa sektor pariwisata memainkan peran yang penting dalam pertumbuhan ekonomi di dua daerah tersebut.
“Oleh sebab itu kualitas sumber daya manusia pariwisata haruslah merujuk pada kebutuhan industri,” kata dia.
Berdasarkan riset melalui beberapa portal pencari kerja yaitu HHRMA, JobStreet, LinkedIn dan Accor.careers, diketahui terdapat sebanyak 15.865 lowongan pekerjaan yang ditawarkan oleh industri pariwisata di Bali dan Labuan Bajo dalam rentang waktu 2020-2023.
Melalui basis analisis big data dengan insight extraction melalui Generative AI, tim kajian Poltekpar Bali menghasilkan beberapa temuan, seperti Tourism Related Jobs, Avarage Sallary Offer dan Required Job Positions.
Kajian tersebut memetakan apa saja keterampilan yang menjadi permintaan industri pariwisata.
“Dalam proses penyusunan kebutuhan keterampilan ini, digunakan SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia) dan MRATP (Matrix of Reference for Assessment of Tourism Professions) sebagai dasar untuk mengklasifikasikan keterampilan,” tutur Muliana.
Hasilnya, teridentifikasi sebanyak 62.794 keterampilan yang dibutuhkan, seluruhnya dikategorikan ke dalam empat kelompok besar, yaitu Generic Skill, Core Skill, Functional Skill, dan Specialist Skill yang menjadi kebutuhan utama industri di Bali dan Labuan Bajo saat ini.
Pemetaan kelompok ini juga telah dikonfirmasi oleh beberapa narasumber ahli seperti Bagus Sudibya, I Ketut Swabawa dan Muhammad Apriandito, di mana kelompok pertama yaitu Generic Skill mencakup keterampilan yang dapat diterapkan secara umum di berbagai bidang pekerjaan.
Keterampilan-keterampilan tersebut meliputi kemampuan komunikasi, kerja sama tim, pemecahan masalah, dan keahlian dalam penggunaan teknologi informasi.
Untuk kelompok Core Skill mencakup keterampilan yang khusus dibutuhkan dalam pekerjaan di sektor pariwisata, seperti pelayanan pelanggan, pengelolaan waktu, pengetahuan produk pariwisata, dan keterampilan multibahasa.
Kelompok Functional Skill terdiri atas keterampilan yang mendukung fungsi-fungsi khusus dalam industri pariwisata, seperti keterampilan dalam manajemen acara, pemasaran pariwisata, keahlian dalam pengelolaan keuangan, dan pemahaman terhadap regulasi perhotelan.
Sementara Specialist Skill mencakup keterampilan yang spesifik dan mendalam pada bidang tertentu, seperti keahlian dalam seni dan budaya lokal, manajemen restoran, atau perencanaan destinasi pariwisata.
Ketua Kajian Putu Diah Sastri Pitanatri menyampaikan bahwa hasil riset ini penting sebagai dasar dalam menyiapkan sumber daya manusia pariwisata melalui program pendidikan dan pelatihan.
“Kurikulum yang menjadi basis pengajaran, juga dapat di-review dengan lebih mapan sehingga ada link and match antara suplai sumber daya manusia pariwisata dengan demand dari industri,” tuturnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023
Perwakilan Pimpinan Poltekpar Bali I Wayan Muliana di Badung, Senin (19/6), mengatakan bahwa sektor pariwisata memainkan peran yang penting dalam pertumbuhan ekonomi di dua daerah tersebut.
“Oleh sebab itu kualitas sumber daya manusia pariwisata haruslah merujuk pada kebutuhan industri,” kata dia.
Berdasarkan riset melalui beberapa portal pencari kerja yaitu HHRMA, JobStreet, LinkedIn dan Accor.careers, diketahui terdapat sebanyak 15.865 lowongan pekerjaan yang ditawarkan oleh industri pariwisata di Bali dan Labuan Bajo dalam rentang waktu 2020-2023.
Melalui basis analisis big data dengan insight extraction melalui Generative AI, tim kajian Poltekpar Bali menghasilkan beberapa temuan, seperti Tourism Related Jobs, Avarage Sallary Offer dan Required Job Positions.
Kajian tersebut memetakan apa saja keterampilan yang menjadi permintaan industri pariwisata.
“Dalam proses penyusunan kebutuhan keterampilan ini, digunakan SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia) dan MRATP (Matrix of Reference for Assessment of Tourism Professions) sebagai dasar untuk mengklasifikasikan keterampilan,” tutur Muliana.
Hasilnya, teridentifikasi sebanyak 62.794 keterampilan yang dibutuhkan, seluruhnya dikategorikan ke dalam empat kelompok besar, yaitu Generic Skill, Core Skill, Functional Skill, dan Specialist Skill yang menjadi kebutuhan utama industri di Bali dan Labuan Bajo saat ini.
Pemetaan kelompok ini juga telah dikonfirmasi oleh beberapa narasumber ahli seperti Bagus Sudibya, I Ketut Swabawa dan Muhammad Apriandito, di mana kelompok pertama yaitu Generic Skill mencakup keterampilan yang dapat diterapkan secara umum di berbagai bidang pekerjaan.
Keterampilan-keterampilan tersebut meliputi kemampuan komunikasi, kerja sama tim, pemecahan masalah, dan keahlian dalam penggunaan teknologi informasi.
Untuk kelompok Core Skill mencakup keterampilan yang khusus dibutuhkan dalam pekerjaan di sektor pariwisata, seperti pelayanan pelanggan, pengelolaan waktu, pengetahuan produk pariwisata, dan keterampilan multibahasa.
Kelompok Functional Skill terdiri atas keterampilan yang mendukung fungsi-fungsi khusus dalam industri pariwisata, seperti keterampilan dalam manajemen acara, pemasaran pariwisata, keahlian dalam pengelolaan keuangan, dan pemahaman terhadap regulasi perhotelan.
Sementara Specialist Skill mencakup keterampilan yang spesifik dan mendalam pada bidang tertentu, seperti keahlian dalam seni dan budaya lokal, manajemen restoran, atau perencanaan destinasi pariwisata.
Ketua Kajian Putu Diah Sastri Pitanatri menyampaikan bahwa hasil riset ini penting sebagai dasar dalam menyiapkan sumber daya manusia pariwisata melalui program pendidikan dan pelatihan.
“Kurikulum yang menjadi basis pengajaran, juga dapat di-review dengan lebih mapan sehingga ada link and match antara suplai sumber daya manusia pariwisata dengan demand dari industri,” tuturnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023