Gubernur Bali Wayan Koster menargetkan pada 2024 bisa dimulai pembangunan jalan akses masuk menuju Pelabuhan Sanur, Kota Denpasar, untuk mengurai kemacetan yang kerap terjadi kawasan wisata tersebut.
"Dulu ribut karena tidak ada pelabuhan. Sekarang ada pelabuhan yang bagus, banyak yang pakai, ribut karena macet," kata Koster saat menghadiri Sidang Paripurna DPRD Bali di Denpasar, Senin.
Oleh karena itu, Koster mengaku sudah menugaskan Kepala Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Bali untuk melakukan peninjauan dan kajian teknis membuat jalan akses masuk ke Pelabuhan Sanur.
Menurut dia, sebelumnya memang tidak bisa sekaligus membangun Pelabuhan Sanur dengan akses jalan masuknya karena yang membangun Pelabuhan Sanur itu Kementerian Perhubungan.
"Sedangkan yang bangun jalan, kita sendiri di Bali. Kita segera menangani masalah tersebut supaya tidak lagi terlalu lama macetnya di wilayah Sanur ini," ujar Koster.
Pihaknya berharap pada tahun 2024 bisa dilakukan pembangunan jalan akses masuk ke Pelabuhan Sanur sepanjang 1,5 kilometer.
"Sebenarnya tidak panjang hanya 1,5 kilometer. Hanya saja ini harus ada kompromi warga di sekitar dikaitkan penggunaan lahan. Saya kira tidak lama lagi ini selesai kajiannya sehingga bisa ditindaklanjuti," katanya.
Sebelumnya Bandesa Adat Sanur Ida Bagus Paramartha mengaku warganya terkena dampak kemacetan lalu lintas setelah beroperasinya Pelabuhan Sanur.
Ia mengusulkan agar akses keluar kendaraan bermotor bisa dibuat ke arah kawasan Kesiman, Denpasar, sehingga sekaligus ada dampak pemerataan ekonomi.
Kepala Wilayah Kerja (Kawilker) Sanur di Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas 2 Benoa, Ketut Suratnata sebelumnya juga mengatakan rata-rata ada 3.000 hingga 4.000 penumpang setiap harinya melalui Pelabuhan Sanur.
Bahkan penumpang bisa mencapai di atas 4.000 orang per harinya di saat akhir pekan yang menyeberang dari Sanur menuju Nusa Penida dengan sekitar 60 trip penyeberangan.
Jumlah ini meningkat dibandingkan saat masih berupa pelabuhan tradisional dengan jumlah penumpang rata-rata 2.000-2.500 penumpang tiap harinya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023
"Dulu ribut karena tidak ada pelabuhan. Sekarang ada pelabuhan yang bagus, banyak yang pakai, ribut karena macet," kata Koster saat menghadiri Sidang Paripurna DPRD Bali di Denpasar, Senin.
Oleh karena itu, Koster mengaku sudah menugaskan Kepala Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Bali untuk melakukan peninjauan dan kajian teknis membuat jalan akses masuk ke Pelabuhan Sanur.
Menurut dia, sebelumnya memang tidak bisa sekaligus membangun Pelabuhan Sanur dengan akses jalan masuknya karena yang membangun Pelabuhan Sanur itu Kementerian Perhubungan.
"Sedangkan yang bangun jalan, kita sendiri di Bali. Kita segera menangani masalah tersebut supaya tidak lagi terlalu lama macetnya di wilayah Sanur ini," ujar Koster.
Pihaknya berharap pada tahun 2024 bisa dilakukan pembangunan jalan akses masuk ke Pelabuhan Sanur sepanjang 1,5 kilometer.
"Sebenarnya tidak panjang hanya 1,5 kilometer. Hanya saja ini harus ada kompromi warga di sekitar dikaitkan penggunaan lahan. Saya kira tidak lama lagi ini selesai kajiannya sehingga bisa ditindaklanjuti," katanya.
Sebelumnya Bandesa Adat Sanur Ida Bagus Paramartha mengaku warganya terkena dampak kemacetan lalu lintas setelah beroperasinya Pelabuhan Sanur.
Ia mengusulkan agar akses keluar kendaraan bermotor bisa dibuat ke arah kawasan Kesiman, Denpasar, sehingga sekaligus ada dampak pemerataan ekonomi.
Kepala Wilayah Kerja (Kawilker) Sanur di Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas 2 Benoa, Ketut Suratnata sebelumnya juga mengatakan rata-rata ada 3.000 hingga 4.000 penumpang setiap harinya melalui Pelabuhan Sanur.
Bahkan penumpang bisa mencapai di atas 4.000 orang per harinya di saat akhir pekan yang menyeberang dari Sanur menuju Nusa Penida dengan sekitar 60 trip penyeberangan.
Jumlah ini meningkat dibandingkan saat masih berupa pelabuhan tradisional dengan jumlah penumpang rata-rata 2.000-2.500 penumpang tiap harinya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023