Sebanyak 24 desa di Kota Denpasar akan menjadi sasaran penerapan metode Wolbachia untuk mencegah dan menekan kasus demam berdarah dengue (DBD) di Ibu Kota Provinsi Bali itu.
Wakil Wali Kota Denpasar Kadek Agus Arya Wibawa dalam peluncuran kampanye metode Wolbachia itu, di Denpasar, Selasa mengatakan dengan metode Wolbachia diharapkan dapat memberikan dampak signifikan dalam mengatasi penyebaran DBD.
"Metode ini sebagai pelengkap dalam penanganan DBD di Kota Denpasar. Setelah penyebaran nyamuk dengan teknologi Wolbachia ini, tentu kami lakukan evaluasi melihat tingkat keberhasilannya," ujarnya.
Selain itu pelibatan juru pemantau jentik (jumantik) tetap dilakukan untuk memberikan sosialisasi kepada masyarakat.
Wolbachia adalah bakteri yang terdapat dalam tubuh serangga. Wolbachia dapat melumpuhkan virus dengue dalam tubuh nyamuk aedes aegypti, penyebab demam berdarah dengue (DBD).
Nyamuk aedes aegypti yang membawa wolbachia dan kawin dengan nyamuk aedes aegypti yang tidak mengandung wolbachia akan melumpuhkan virus dengue sehingga tidak akan menular ke manusia dan penularan DBD bisa ditekan.
Kampanye metode Wolbachia di Kota Denpasar itu merupakan program kolaborasi Pemerintah Kota Denpasar dengan World Mosquito Program (WMP) dan Save the Children Indonesia untuk mencegah DBD di Kota Denpasar.
Dominasi penyebaran telur nyamuk yang membawa Wolbachia ini akan melihat kepadatan penduduk, sanitasi masyarakat, dan melihat indikator penyebaran nyamuk DBD.
"Dalam peluncuran ini, saya harapkan seluruh kecamatan, desa, dan kelurahan dapat mendukung upaya perluasan metode Wolbachia di setiap kegiatan. Dengan pemahaman ini kita bersama-sama melakukan pencegahan DBD," ujar Arya Wibawa.
Sementara itu anggota Komisi IX DPR I Ketut Kariyasa Adnyana menyampaikan pencegahan DBD berkoordinasi dengan World Mosquito Program (WMP) menguji coba metode Wolbachia yang sudah dilakukan di Yogyakarta serta mampu menurunkan 88 persen kasus DBD.
"Ini sangat bermanfaat untuk pengendalian kasus DBD dan kami berharap program ini dapat berjalan dengan sukses serta Bali akan jadi pilot project penanganan secara nasional," katanya.
Senior Project Manager Save the Children Indonesia untuk World Mosquito Program (WMP) Bali Man Magilan menyampaikan dengan adanya metode Wolbachia ini diharapkan mampu melindungi masyarakat dari DBD.
Setelah peluncuran ini, kader jumantik akan mulai dilatih serta akan melakukan edukasi dan sosialisasi metode Wolbachia ke masyarakat.
"Sosialisasi akan dimulai bulan Juni hingga nyamuk siap disebarkan pada kuartal akhir 2023 nanti. Partisipasi masyarakat dan pemerintah sangat diharapkan untuk memastikan keberhasilan metode ini," ujarnya.
Kampanye metode Wolbachia ini juga dihadiri Wakil Direktur Program di AuSAID Department of Foreign Affairs and Trade (DFAT) Prudence Borthwick dan Konsulat Jenderal Australia di Bali Anthea Griffin.
Tampak hadir pula Ketua Gerakan Organisasi Wanita (GOW) Denpasar Ayu Kristi Arya Wibawa, Ketua DWP Denpasar Ida Ayu Widnyani Wiradana, camat se-Kota Denpasar dan perbekel/lurah se-Kota Denpasar.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023
Wakil Wali Kota Denpasar Kadek Agus Arya Wibawa dalam peluncuran kampanye metode Wolbachia itu, di Denpasar, Selasa mengatakan dengan metode Wolbachia diharapkan dapat memberikan dampak signifikan dalam mengatasi penyebaran DBD.
"Metode ini sebagai pelengkap dalam penanganan DBD di Kota Denpasar. Setelah penyebaran nyamuk dengan teknologi Wolbachia ini, tentu kami lakukan evaluasi melihat tingkat keberhasilannya," ujarnya.
Selain itu pelibatan juru pemantau jentik (jumantik) tetap dilakukan untuk memberikan sosialisasi kepada masyarakat.
Wolbachia adalah bakteri yang terdapat dalam tubuh serangga. Wolbachia dapat melumpuhkan virus dengue dalam tubuh nyamuk aedes aegypti, penyebab demam berdarah dengue (DBD).
Nyamuk aedes aegypti yang membawa wolbachia dan kawin dengan nyamuk aedes aegypti yang tidak mengandung wolbachia akan melumpuhkan virus dengue sehingga tidak akan menular ke manusia dan penularan DBD bisa ditekan.
Kampanye metode Wolbachia di Kota Denpasar itu merupakan program kolaborasi Pemerintah Kota Denpasar dengan World Mosquito Program (WMP) dan Save the Children Indonesia untuk mencegah DBD di Kota Denpasar.
Dominasi penyebaran telur nyamuk yang membawa Wolbachia ini akan melihat kepadatan penduduk, sanitasi masyarakat, dan melihat indikator penyebaran nyamuk DBD.
"Dalam peluncuran ini, saya harapkan seluruh kecamatan, desa, dan kelurahan dapat mendukung upaya perluasan metode Wolbachia di setiap kegiatan. Dengan pemahaman ini kita bersama-sama melakukan pencegahan DBD," ujar Arya Wibawa.
Sementara itu anggota Komisi IX DPR I Ketut Kariyasa Adnyana menyampaikan pencegahan DBD berkoordinasi dengan World Mosquito Program (WMP) menguji coba metode Wolbachia yang sudah dilakukan di Yogyakarta serta mampu menurunkan 88 persen kasus DBD.
"Ini sangat bermanfaat untuk pengendalian kasus DBD dan kami berharap program ini dapat berjalan dengan sukses serta Bali akan jadi pilot project penanganan secara nasional," katanya.
Senior Project Manager Save the Children Indonesia untuk World Mosquito Program (WMP) Bali Man Magilan menyampaikan dengan adanya metode Wolbachia ini diharapkan mampu melindungi masyarakat dari DBD.
Setelah peluncuran ini, kader jumantik akan mulai dilatih serta akan melakukan edukasi dan sosialisasi metode Wolbachia ke masyarakat.
"Sosialisasi akan dimulai bulan Juni hingga nyamuk siap disebarkan pada kuartal akhir 2023 nanti. Partisipasi masyarakat dan pemerintah sangat diharapkan untuk memastikan keberhasilan metode ini," ujarnya.
Kampanye metode Wolbachia ini juga dihadiri Wakil Direktur Program di AuSAID Department of Foreign Affairs and Trade (DFAT) Prudence Borthwick dan Konsulat Jenderal Australia di Bali Anthea Griffin.
Tampak hadir pula Ketua Gerakan Organisasi Wanita (GOW) Denpasar Ayu Kristi Arya Wibawa, Ketua DWP Denpasar Ida Ayu Widnyani Wiradana, camat se-Kota Denpasar dan perbekel/lurah se-Kota Denpasar.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023