Dinas Komunikasi, Informasi dan Statistik (Kominfosanti) Buleleng, Bali mendorong percepatan pembangunan digitalisasi desa di wilayah tersebut sebagai upaya meningkatkan pembangunan daerah.
"Programnya membangun digitalisasi di desa dengan meningkatkan infrastruktur jaringan," kata Kepala Kominfosanti Buleleng, Ketut Suwarmawan saat kegiatan diskusi di Kota Singaraja, Sabtu.
Ia mengatakan aspek pembangunan jaringan digital dengan melancarkan akses sampai ke pelosok desa. Adapun saat ini telah terbangun 215 titik "free wifi" di desa adat, puskesmas dan daerah tujuan wisata, karena tanpa sarana dan prasarana niscaya informasi itu tidak jalan.
Suwarmawan juga mengatakan telah bekerja sama dengan Kementerian Kominfo RI untuk melatih masyarakat melalui digital talent scholarship, pelatihan jurnalistik.
"Kemarin di Desa Tembok ada Rural ICT Camp dan tahun ini program Dinas Kominfosanti membangkitkan kelompok komunikasi masyarakat yang menjadi sarana peningkatan kapasitas masyarakat," ujarnya.
Perbekel Desa Les, Gede Adi Wistara mengatakan, desa saat ini telah memiliki perangkat keras maupun sarana internet untuk menyebarkan informasi valid tentang desa. Namun, kendala yang dihadapi adalah pengelola informasi, yaitu SDM yang masih terbatas guna mengelola website desa yang secara kontinu untuk mengakomodasi kebutuhan informasi masyarakat.
"Inilah pentingnya informasi desa dimana sekecil apapun harus diketahui masyarakat. Melihat perkembangan sekarang masyarakat sangat mudah mengakses informasi melalui telepon genggam. Contoh rabat beton di desa, masyarakat rantau akan tahu tanpa harus ke desa. Untuk itu, kami akan meningkatkan kapasitas dan menambah operator web," katanya.
Senada dengan Perbekel Desa Les, Perbekel Tembok Dewa Komang Yudi pun mengakui bahwa informasi desa sangat penting untuk disebarluaskan pada media sosial resmi. Media sosial merupakan sarana yang efektif, mudah, efisien, jangkauan yang luas bagi semua kalangan dan juga untuk membangun citra positif desa.
Ditambahkan, sisi negatif media sosial juga ada, misal banyaknya hoaks, dan masalah pribadi diposting di media sosial. Hal ini yang harus di lawan dengan informasi yang valid oleh desa. Peran pengelola atau operator desa sangat penting untuk konsentrasi dalam dunia tulisan atau berita.
"Untuk meningkatkan kapasitas masyarakat, pemerintah desa memfasilitasi masyarakat dalam ruang Rumah Bertumbuh, salah satunya kegiatan jurnalistik ada di dalamnya," ucapnya.*
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023
"Programnya membangun digitalisasi di desa dengan meningkatkan infrastruktur jaringan," kata Kepala Kominfosanti Buleleng, Ketut Suwarmawan saat kegiatan diskusi di Kota Singaraja, Sabtu.
Ia mengatakan aspek pembangunan jaringan digital dengan melancarkan akses sampai ke pelosok desa. Adapun saat ini telah terbangun 215 titik "free wifi" di desa adat, puskesmas dan daerah tujuan wisata, karena tanpa sarana dan prasarana niscaya informasi itu tidak jalan.
Suwarmawan juga mengatakan telah bekerja sama dengan Kementerian Kominfo RI untuk melatih masyarakat melalui digital talent scholarship, pelatihan jurnalistik.
"Kemarin di Desa Tembok ada Rural ICT Camp dan tahun ini program Dinas Kominfosanti membangkitkan kelompok komunikasi masyarakat yang menjadi sarana peningkatan kapasitas masyarakat," ujarnya.
Perbekel Desa Les, Gede Adi Wistara mengatakan, desa saat ini telah memiliki perangkat keras maupun sarana internet untuk menyebarkan informasi valid tentang desa. Namun, kendala yang dihadapi adalah pengelola informasi, yaitu SDM yang masih terbatas guna mengelola website desa yang secara kontinu untuk mengakomodasi kebutuhan informasi masyarakat.
"Inilah pentingnya informasi desa dimana sekecil apapun harus diketahui masyarakat. Melihat perkembangan sekarang masyarakat sangat mudah mengakses informasi melalui telepon genggam. Contoh rabat beton di desa, masyarakat rantau akan tahu tanpa harus ke desa. Untuk itu, kami akan meningkatkan kapasitas dan menambah operator web," katanya.
Senada dengan Perbekel Desa Les, Perbekel Tembok Dewa Komang Yudi pun mengakui bahwa informasi desa sangat penting untuk disebarluaskan pada media sosial resmi. Media sosial merupakan sarana yang efektif, mudah, efisien, jangkauan yang luas bagi semua kalangan dan juga untuk membangun citra positif desa.
Ditambahkan, sisi negatif media sosial juga ada, misal banyaknya hoaks, dan masalah pribadi diposting di media sosial. Hal ini yang harus di lawan dengan informasi yang valid oleh desa. Peran pengelola atau operator desa sangat penting untuk konsentrasi dalam dunia tulisan atau berita.
"Untuk meningkatkan kapasitas masyarakat, pemerintah desa memfasilitasi masyarakat dalam ruang Rumah Bertumbuh, salah satunya kegiatan jurnalistik ada di dalamnya," ucapnya.*
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023