Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Argha Nayottama Kabupaten Buleleng, Bali menambah pasokan cabai di wilayah tersebut sebagai salah satu upaya yang dilakukan untuk menangani inflasi yang menjadi salah satu fokus program pemerintah daerah setempat.
"Kami menambah pasokan sebanyak 300 kilogram melalui kerja sama Perumda Argha Nayottama Buleleng dengan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Turi Putih, Kabupaten Banyuwangi yang telah difasilitasi oleh pihak Bank Indonesia," kata Dirut Perumda Pasar Argha Nayottama, Made Agus Yudiarsana dalam keterangannya di Buleleng, Kamis.
Menurut Agus Yudiarsana, kerja sama yang dilakukan antara Pemkab Buleleng dan Pemkab Banyuwangi ini dijalin sebagai upaya untuk menjaga harga komoditas utama cabai di pasar-pasar di Buleleng agar tetap terkendali, disamping karena kondisi panen dari petani cabai di wilayah Singaraja yang berkurang diakibatkan cuaca ekstrem.
Kerja sama itu tersebut membawa keuntungan bagi Pemkab Buleleng berupa pasokan cabai yang mencapai 300 kilogram dengan harga Rp64 ribu per kilogram selanjutnya akan dijual di pedagang dengan harga Rp65 ribu per kilogram.
Baca juga: BI Bali minta Pemda cegah inflasi saat Nyepi dan Ramadhan
"Tentunya kerja sama ini akan tergantung juga dengan berbagai faktor, namun adanya nota kesepahaman (MoU) ini akan memastikan tetap tersedianya pasokan cabai dari Banyuwangi," ujar Agus Yudiarsana.
Yudhi menambahkan jika pasokan tersebut nantinya akan di peruntukkan terlebih dahulu di 2 pasar besar di Singaraja yaitu Pasar Anyar dan Pasar Banyuasri.
Tidak hanya itu, pihaknya juga berharap jika sinergi ini akan terus berlanjut dan mendapat dukungan penuh dari Pemerintah Kabupaten Buleleng sehingga inflasi dapat terkendali.
"Karena kalau perumda sendiri yang bergerak tidak akan bisa untuk mencapai kerjasama antar daerah ini oleh sebab itu kita akan terus bersinergi dengan Pemkab Buleleng dalam penanganan Inflasi," kata Agus Yudiarsana.
Baca juga: BI Bali dorong pemda perluas penanaman cabai guna kendalikan inflasi
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023
"Kami menambah pasokan sebanyak 300 kilogram melalui kerja sama Perumda Argha Nayottama Buleleng dengan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Turi Putih, Kabupaten Banyuwangi yang telah difasilitasi oleh pihak Bank Indonesia," kata Dirut Perumda Pasar Argha Nayottama, Made Agus Yudiarsana dalam keterangannya di Buleleng, Kamis.
Menurut Agus Yudiarsana, kerja sama yang dilakukan antara Pemkab Buleleng dan Pemkab Banyuwangi ini dijalin sebagai upaya untuk menjaga harga komoditas utama cabai di pasar-pasar di Buleleng agar tetap terkendali, disamping karena kondisi panen dari petani cabai di wilayah Singaraja yang berkurang diakibatkan cuaca ekstrem.
Kerja sama itu tersebut membawa keuntungan bagi Pemkab Buleleng berupa pasokan cabai yang mencapai 300 kilogram dengan harga Rp64 ribu per kilogram selanjutnya akan dijual di pedagang dengan harga Rp65 ribu per kilogram.
Baca juga: BI Bali minta Pemda cegah inflasi saat Nyepi dan Ramadhan
"Tentunya kerja sama ini akan tergantung juga dengan berbagai faktor, namun adanya nota kesepahaman (MoU) ini akan memastikan tetap tersedianya pasokan cabai dari Banyuwangi," ujar Agus Yudiarsana.
Yudhi menambahkan jika pasokan tersebut nantinya akan di peruntukkan terlebih dahulu di 2 pasar besar di Singaraja yaitu Pasar Anyar dan Pasar Banyuasri.
Tidak hanya itu, pihaknya juga berharap jika sinergi ini akan terus berlanjut dan mendapat dukungan penuh dari Pemerintah Kabupaten Buleleng sehingga inflasi dapat terkendali.
"Karena kalau perumda sendiri yang bergerak tidak akan bisa untuk mencapai kerjasama antar daerah ini oleh sebab itu kita akan terus bersinergi dengan Pemkab Buleleng dalam penanganan Inflasi," kata Agus Yudiarsana.
Baca juga: BI Bali dorong pemda perluas penanaman cabai guna kendalikan inflasi
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023