Pasikian Yowana Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung, Bali meningkatkan wawasan para sekeha teruna (kelompok pemuda) dalam menggarap budaya seni ogoh-ogoh di masing-masing banjar melalui kegiatan Wicara Rupa Ogoh-ogoh dan Wimbakara Sketsa Ogoh-ogoh.
"Kegiatan ini merupakan program kerja dengan tema kolaborasi. Kolaborasi yang dimaksud kata dia, berasal dari dua kata yakni kolaborasi dan beraksi. Artinya, berkolaborasi dengan Saba Yowana di Kuta untuk beraksi melakukan kegiatan," ujar Manggala Pasikian Yowana Kecamatan Kuta Komang Freddy Trikayana di Kuta, Sabtu.
Kegiatan itu menghadirkan narasumber maestro ogoh-ogoh yakni Marmar Herayukti dan Arif Suciawan dengan moderator Ocha Dianti.
Selama kegiatan sekaa teruna antusias mengikuti workshop yang membahas berbagai perspektif dalam penggarapan ogoh-ogoh. Hak itu tentunya akan sangat bermanfaat bagi para sekaa teruna dalam melestarikan budaya kesenian ogoh-ogoh itu sendiri.
Tidak hanya workshop, acara juga dilanjutkan dengan lomba sketsa ogoh-ogoh yang diikuti oleh para arsitek ogoh-ogoh dari tiap perwakilan sekeha teruna se-Kecamatan Kuta.
Kegiatan tersebut dibuka oleh Sekretaris Dinas Kebudayaan Kabupaten Badung I Made Widiada dan turut hadir Bendesa Adat Kuta I Wayan Wasista, serta DPRD Kabupaten Badung I Gusti Ngurah Sudiarsa dan Ketua Listibya Kecamatan Kuta I Gusti Made Darma Putra.
Pada Kegiatan Mawicara Rupa Ogoh-ogoh tradisi Bali dan Wimbakara sketsa ogoh-ogoh ini, diikuti sebanyak 60 orang dari 30 sekaa teruna di Kecamatan Kuta.
Komang Freddy Trikayana menjelaskan pihaknya berharap sekeha teruna bisa memahami suatu konsep pembuatan ogoh-ogoh, secara benar dan baik.
"Sehingga kedepannya Sekaa Teruna bisa meningkatkan kreatifitas, khususnya di kecamatan kuta, utamanya di Badung agar bisa bersaing di provinsi Bali," kata dia.
Melalui lomba sketsa ogoh-ogoh yang digelar itu, menurutnya para pemuda akan meningkatkan dan menunjukkan eksistensinya dalam berkreativitas, sehingga ogoh-ogoh yang dibuat akan bisa lebih maksimal.
Selain pembahasan terkait ogoh-ogoh dan pembuatan sketsa, hal lain yang dibahas adalah berkaitan dengan pemilihan bahan, penggunaan bahan dan pemilihan Watak atau sinopsis judul dari ogoh ogoh.
Tentu dengan harapan, sekaa teruna di Kuta bisa memaksimalkan apa yang telah didapat untuk bisa diaplikasikan dalam pembuatan ogoh-ogoh di masing-masing banjar
"Kedepannya kami dari pasikian Yowana kecamatan Kuta, akan terus memberikan fasilitas, motivasi, jembatan kepada seluruh sekeha teruna untuk berkarya," ujarnya.
Sementara itu, salah seorang pemateri Marmar Herayukti menyampaikan, pada kegiatan ini semua berdiskusi santai tapi sarat sekali maknanya.
Dari kegiatan ini, banyak hal yang bisa dibangun melalui diskusi. Untuk itu di lingkungan yowana harus selalu digelar diskusi, segitiga hal-hal baru itu bisa muncul secara kolektif.
"Ketika hal baru itu muncul tentu kita selalu memperhitungkan dampak yang akan terjadi ke depan. Saya pikir teman-teman yowana, kalau saya melihat, mereka sangat luar biasa sekali dari daya pikir mereka analisis dari data yang mereka punya. Mereka sangat bagus sekali, ketika memikirkan masa depan kita sebagai yowana, yang adalah cikal bakal masa depan kita di Bali," pungkas Marmar.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023
"Kegiatan ini merupakan program kerja dengan tema kolaborasi. Kolaborasi yang dimaksud kata dia, berasal dari dua kata yakni kolaborasi dan beraksi. Artinya, berkolaborasi dengan Saba Yowana di Kuta untuk beraksi melakukan kegiatan," ujar Manggala Pasikian Yowana Kecamatan Kuta Komang Freddy Trikayana di Kuta, Sabtu.
Kegiatan itu menghadirkan narasumber maestro ogoh-ogoh yakni Marmar Herayukti dan Arif Suciawan dengan moderator Ocha Dianti.
Selama kegiatan sekaa teruna antusias mengikuti workshop yang membahas berbagai perspektif dalam penggarapan ogoh-ogoh. Hak itu tentunya akan sangat bermanfaat bagi para sekaa teruna dalam melestarikan budaya kesenian ogoh-ogoh itu sendiri.
Tidak hanya workshop, acara juga dilanjutkan dengan lomba sketsa ogoh-ogoh yang diikuti oleh para arsitek ogoh-ogoh dari tiap perwakilan sekeha teruna se-Kecamatan Kuta.
Kegiatan tersebut dibuka oleh Sekretaris Dinas Kebudayaan Kabupaten Badung I Made Widiada dan turut hadir Bendesa Adat Kuta I Wayan Wasista, serta DPRD Kabupaten Badung I Gusti Ngurah Sudiarsa dan Ketua Listibya Kecamatan Kuta I Gusti Made Darma Putra.
Pada Kegiatan Mawicara Rupa Ogoh-ogoh tradisi Bali dan Wimbakara sketsa ogoh-ogoh ini, diikuti sebanyak 60 orang dari 30 sekaa teruna di Kecamatan Kuta.
Komang Freddy Trikayana menjelaskan pihaknya berharap sekeha teruna bisa memahami suatu konsep pembuatan ogoh-ogoh, secara benar dan baik.
"Sehingga kedepannya Sekaa Teruna bisa meningkatkan kreatifitas, khususnya di kecamatan kuta, utamanya di Badung agar bisa bersaing di provinsi Bali," kata dia.
Melalui lomba sketsa ogoh-ogoh yang digelar itu, menurutnya para pemuda akan meningkatkan dan menunjukkan eksistensinya dalam berkreativitas, sehingga ogoh-ogoh yang dibuat akan bisa lebih maksimal.
Selain pembahasan terkait ogoh-ogoh dan pembuatan sketsa, hal lain yang dibahas adalah berkaitan dengan pemilihan bahan, penggunaan bahan dan pemilihan Watak atau sinopsis judul dari ogoh ogoh.
Tentu dengan harapan, sekaa teruna di Kuta bisa memaksimalkan apa yang telah didapat untuk bisa diaplikasikan dalam pembuatan ogoh-ogoh di masing-masing banjar
"Kedepannya kami dari pasikian Yowana kecamatan Kuta, akan terus memberikan fasilitas, motivasi, jembatan kepada seluruh sekeha teruna untuk berkarya," ujarnya.
Sementara itu, salah seorang pemateri Marmar Herayukti menyampaikan, pada kegiatan ini semua berdiskusi santai tapi sarat sekali maknanya.
Dari kegiatan ini, banyak hal yang bisa dibangun melalui diskusi. Untuk itu di lingkungan yowana harus selalu digelar diskusi, segitiga hal-hal baru itu bisa muncul secara kolektif.
"Ketika hal baru itu muncul tentu kita selalu memperhitungkan dampak yang akan terjadi ke depan. Saya pikir teman-teman yowana, kalau saya melihat, mereka sangat luar biasa sekali dari daya pikir mereka analisis dari data yang mereka punya. Mereka sangat bagus sekali, ketika memikirkan masa depan kita sebagai yowana, yang adalah cikal bakal masa depan kita di Bali," pungkas Marmar.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023