Jakarta (Antara Bali) - Pelaku usaha di sektor makanan dan minuman (mamin) akan menaikkan harga produk sebesar lima persen pada tahun depan untuk mengantisipasi tingginya biaya tarif tenaga listrik (TTL).
"Kenaikan TTL pada 2013 sebesar 15 persen membuat produsen mamin menaikkan harga produk jadi sebesar lima persen di 2013. Kenaikan produk merupakan salah satu cara menutupi biaya produksi," kata Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (GAPMMI), Adhi S. Lukman, di Jakarta, Senin.
Selain kenaikan TTL pada 2013, menurut Adhi, kenaikan upah buruh dan kenaikan harga gas bagi sektor industri merupakan hambatan pada industri makanan dan minuman.
Kenaikan harga gas sebesar 35 persen membuat biaya produksi semakin bertambah. Hal tersebut ditambah
dengan meningkatnya upah buruh yang membuat produsen harus mengeluarkan biaya yang lebih besar," paparnya.
Pasokan energi yang minim, lanjut Adhi, membuat pertumbuhan industri makanan dan minuman (mamin) hingga akhir tahun diproyeksikan hanya tiga persen.(IGT)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012
"Kenaikan TTL pada 2013 sebesar 15 persen membuat produsen mamin menaikkan harga produk jadi sebesar lima persen di 2013. Kenaikan produk merupakan salah satu cara menutupi biaya produksi," kata Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (GAPMMI), Adhi S. Lukman, di Jakarta, Senin.
Selain kenaikan TTL pada 2013, menurut Adhi, kenaikan upah buruh dan kenaikan harga gas bagi sektor industri merupakan hambatan pada industri makanan dan minuman.
Kenaikan harga gas sebesar 35 persen membuat biaya produksi semakin bertambah. Hal tersebut ditambah
dengan meningkatnya upah buruh yang membuat produsen harus mengeluarkan biaya yang lebih besar," paparnya.
Pasokan energi yang minim, lanjut Adhi, membuat pertumbuhan industri makanan dan minuman (mamin) hingga akhir tahun diproyeksikan hanya tiga persen.(IGT)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012