Pemerintah Kabupaten Bangli di Provinsi Bali berembuk untuk mempercepat penurunan angka kasus stunting, kekurangan gizi kronis yang menyebabkan pertumbuhan anak terganggu sehingga badannya menjadi tengkes.

"Prevalensi balita stunting berdasarkan SSGI 2021 Kabupaten Bangli di persentase 11,8 persen. Tingkat prevalensi stunting yang masih tinggi," kata Wakil Bupati Bangli I Wayan Diar saat memimpin rapat mengenai percepatan penurunan stunting di Bangli, Rabu.

"Kita perlu segera kita atasi bersama. Baik pemerintah kabupaten maupun pemerintah desa, individu, komunitas maupun swasta, harus bersinergi dan bersatu dalam upaya penanganan stunting," kata Wakil Bupati selaku Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Bangli.

Baca juga: Bupati Bangli butuh super tim guna percepat pembangunan
 
Dalam rembuk percepatan penanganan stunting yang dihadiri oleh perwakilan BKKBN Provinsi Bali, pemimpin organisasi perangkat daerah, anggota TPPS, serta para camat di Kabupaten Bangli, Diar memaparkan bahwa percepatan penanganan stunting membutuhkan komitmen pemerintah hingga di tingkat desa, perubahan perilaku, dan pemberdayaan masyarakat.

Dia juga mengemukakan pentingnya dukungan penganggaran serta intervensi perbaikan gizi dan akses sanitasi dalam upaya penurunan stunting.

Para pemangku kepentingan terkait di Kabupaten Bangli telah menandatangani komitmen bersama untuk mendukung percepatan penurunan stunting secara konsisten dan berkelanjutan di desa dan kelurahan lokus penanganan stunting.

 

Pewarta: Adi Lazuardi

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022