Kupang (Antara Bali) - Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian, Syukur Iwantoro, mengatakan sejak kasus rabies pertama kali terjadi di Flores, Nusa Tenggara Timur, pada 1997 atau 15 tahun terakhir ini sudah 250 orang meninggal.

"250 orang itu korban setelah terjadi gigitan hewan penderita rabies, masa inkubasi biasanya antara 14-90 hari tetapi bisa sampai tujuh tahun," katanya di Kupang, Kamis.

Menurut para ahli, katanya 95 persen masa inkubasi rabies 3-4 bulan dan hanya satu persen kasus dengan inkubasi tujuh hari sampai tujuh tahun. Karena lamanya masa inkubasi tersebut kadang-kadang pasien tidak dapat mengingat kapan terjadinya gigitan.

Gejala klinis pada hewan dikenal dari dua bentuk yaitu bentuk beringas dan bentuk paralisis. Bentuk beringas hewan menjadi gelisah, gugup, agresif dan menggigit apa saja yang ditemuinya, respon berlebihan pada suara dan sinar, takut air (hydrophobia) dan keluar air liur berlebihan.

Ia mengatakan hal itu pada menjelang perayaan "World Rabies Day" 2012 yang untuk Indonesia pada tahun ini dipusatkan di Maumere, Sikka, pada Okotber 2012.

Syukur Iwantoro mengatakan tiap-tiap negara yang mengenal rabies mempunyai vektor-vektor utama sendiri. Di Amerika Selatan dan Tengah yang beriklim tropis, binatang berdarah panas seperti anjing, kucing, kelelawar penghisap darah (vampire) dan kelelawar pemakan serangga memegang peranan sebagai vektor rabies.

Sementara di Asia, termasuk di antaranya Indonesia, yang berperan sebagai penyebar rabies adalah anjing dan kucing. Gejala klinis rabies mirip pada sebagian besar spesies, tetapi sangat bervariasi antar individu.(*/T007)

Pewarta:

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012