Wakil Bupati Buleleng, Bali, I Nyoman Sutjidra mengapresiasi kalangan anggota Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) di daerah itu yang masih menyumbangkan pemikiran-pemikiran untuk memajukan daerah di ujung utara Pulau Dewata tersebut.

"Setelah kemerdekaan tantangan selanjutnya adalah bagaimana membangun baik itu sumber daya manusia maupun fisik (infrastruktur)," kata Sutjidra saat tatap muka dengan veteran di Lobi Atiti Wisma Kantor Bupati Buleleng, Kamis.

Ia mengatakan pemerintah daerah saat ini masih banyak menangani permasalahan yang harus diselesaikan seperti masalah sosial yang dihadapi sekarang yaitu pandemi, penyalahgunaan narkoba, HIV/AIDS yang masih merebak, dan radikalisme. Semua membutuhkan kerja sama yang baik antara pemerintah dan seluruh komponen masyarakat.

"Untuk itu saya sampaikan, seluruh komponen masyarakat dari generasi muda, karang taruna, dan pihak terkait untuk bisa bersama-sama membangun Buleleng ini. Karena Buleleng begitu luas begitu banyak masalahnya yang tidak bisa diselesaikan sendiri-sendiri. Harus seluruh komponen berpadu untuk bisa membangun Buleleng yang kita cintai," ungkap Sutjidra.

Baca juga: PLN Bali-Kodam Udayana serahkan bantuan kepada veteran pejuang

Dalam sekapur sirihnya, Ketua LVRI Buleleng I Wayan Suwanda mengungkapkan seiring perjalanan waktu, berbagai perkembangan juga mengikuti.

Adapun penduduk yang kian bertambah, globalisasi, keterbukaan teknologi dan komunikasi yang makin canggih juga mengubah kehidupan masyarakat semakin kompleks. Hal yang tanpa disadari juga terjadi yaitu kehidupan masyarakat yang berubah baik pola pikir, pandangan, dan perilaku masyarakat.

"Akhirnya cukup banyak orang melupakan, bahkan tak ada waktu untuk merenungkan sejenak bahwa apa yang didapat dan dinikmati saat ini tidak lepas dari jerih payah mereka yang berkorban di masa lalu," terangnya.

Selain itu, perjuangan dan pengorbanan untuk merebut kemerdekaan saat itu bukan semata-mata membebaskan diri dari belenggu penjajah semata, namun lebih jauh untuk meletakkan dasar yang kokoh bagi generasi berikutnya. Menuju cita-cita mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur dalam NKRI.

"Bung Karno juga pernah mengatakan, melupakan sejarah apalagi tidak mengetahui sejarahnya dengan paripurna merupakan keterbelakangan dan kebodohan tanpa kebanggaan. Padahal kebanggaan itu adalah motivasi dalam membentuk karakter yang tangguh, kokoh, harga diri, dan jati diri, serta cinta Tanah Air," ungkap Suwanda.

Pewarta: IMBA Purnomo

Editor : Ni Luh Rhismawati


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022