Institut Teknologi dan Bisnis (ITB) STIKOM Bali kembali mengirim mahasiswa bekerja "part time" atau arubaito di Jepang dan Inggris untuk mendorong mahasiswa memiliki pengalaman kerja internasional, sekaligus bisa membiayai kuliah secara mandiri.
Direktur LPK DARMA Drs Dede Heryadi, MM dalam keterangan tertulisnya di Denpasar, Kamis, mengatakan dua mahasiswa akan bekerja di Jepang dan lima mahasiswa bekerja di Inggris.
Dua mahasiswa yang dikirim ke Accola Japanese Academy Jepang itu adalah Raesha Putra Mulia Nusan dari Prodi Bisnis Digital dan Petrus Rusni Salawani dari Prodi Sistem Informasi.
Sedangkan lima mahasiswa ke Inggris adalah, Dionisius Dua Blolong, Krisna Hastina Putra, I Putu Gede Krisna Yoga, Kadek Ari Setia Utama Putra, Ricky Dimas Maulana, semuanya dari Program Studi Bisnis Digital.
Raesa dan Petrus terbang pada Rabu (6/7) ke Jakarta dan pada Kamis (7/7) pagi dari Jakarta ke Narita, Jepang. Sementara untuk lima orang yang ke Inggris akan terbang pada tanggal 24 Juli 2022.
Baca juga: LPK DARMA STIKOM Bali Group lepas 66 peserta magang ke Jepang
Sebelumnya, ITB STIKOM Bali telah mengirim mahasiswanya untuk magang dan kerja di Jepang dan Taiwan.
Kali ini, mengirim dua mahasiswa untuk kuliah di Accola Japanese Academy di Maebashi, Jepang sambil kerja part time atau arubaito. Lima mahasiswa dikirim ke Inggris untuk kerja menggunakan visa kerja terbatas atau temporary visas.
Acara pelepasan ketujuh mahasiswa tersebut telah dilakukan di kampus ITB STIKOM Bali, Denpasar, Rabu (6/7).
Rektor ITB STIKOM Bali Dr Dadang Hermawan dalam sambutannya berharap para mahasiswa yang mendapat kesempatan ke luar negeri memanfaatkan peluang ini dengan baik sehingga apa yang menjadi harapan dan cita-citanya dan harapan keluarga membawa hasil yang diinginkan.
Baca juga: Calon mahasiswa baru ITB STIKOM Bali minati kuliah-magang di Singapura dan kuliah-kerja di Jepang
Menurut dia, program kuliah langsung di Jepang (Accola Japanese Acaddemy) dan kerja di Inggris ini adalah terobosan lain ITB STIKOM Bali untuk mendorong mahasiswa memiliki pengamalan internasional dan hal ini sejalan dengan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka Kemendikbud RI.
"Kalian harus benar-benar me-manage keuangan sehingga apa yang peroleh sesuai cita-cita dan harapan anda, harapan keluarga. Jaga nama baik diri sendiri, nama baik keluarga, kampus dan bangsa negara," katanya.
Selain itu, jangan berbuat hal-hal yang merugikan orang lain sehingga anda berurusan dengan aparat di sana. Bekerjalah sesuai job yang diberikan dan dilakukan secara disiplin dan loyalitas karena akan menambah performance anda di mata perusahaan. Bagi yang sedang kuliah ada dispensasi," ujar Dadang Hermawan.
Sedangkan Ketua Yayasan Widya Dharma Shanti yang menaungi ITB STIKOM Bali Drs Ida Bagus Dharmadiaksa, MSi, Ak menyampaikan rasa bahagia dan syukur bahwa mahasiswa ITB STIKOM Bali adalah mahasiswa yang siap meningkatkan kualitas diri dengan mengasah diri di negeri orang nun jauh di sana.
Ia meminta mahasiswa ITB STIKOM Bali menjadi teladan bagi orang lain di luar negeri. "Berusahalah hidup mandiri di negara orang, apa yang berlaku di sana, ikuti. Bekerjalah dengan disiplin. Harga diri seseorang itu dinilai dari dia menghargai waktu. Anda bukan memberi contoh tetapi anda harus menjadi teladan bagai orang lain," pesan Dharmadiaksa.
Baca juga: Mahasiswa ITB STIKOM Bali pentaskan "Labuh Gentuh" di pawai PKB
Pada kesempatan itu, Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Ida Bagus Suradarma, SE, M.Si 1 berbagi pengalaman ketika tinggal seminggu di Berlin, Jerman.
"Bekerja di luar luar negeri, minggu pertama itu agak sulit, ini akan dialami dan hal ini biasa. Kita mengalami culture shock dan perbedaan cuaca yang sangat ekstrem. Apalagi di Inggris bisa di bawah nol derajat, kalian harus berusaha untuk mengurus diri sendiri," ujarnya.
Suradarma mengatakan mengenai perbedaan waktu, kalau Jepang hanya selisih 1 jam tapi kalau Inggris beda 7 jam, mungkin akan kita atur kuliah sore di Bali sehingga di Inggris masih pagi hari.
Informasi terbaru dari Jepang, Raesha Putra Mulia Nusan dan Petrus Rusni Salawani sudah tiba Narita International Airport, Kamis, 7 Juli sekitar pukul 15.00 waktu Jepang dan dijemput langsung oleh Sagung Putu Mona Monita Sari, admin Accola Japanese Academy, Maebashi.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022
Direktur LPK DARMA Drs Dede Heryadi, MM dalam keterangan tertulisnya di Denpasar, Kamis, mengatakan dua mahasiswa akan bekerja di Jepang dan lima mahasiswa bekerja di Inggris.
Dua mahasiswa yang dikirim ke Accola Japanese Academy Jepang itu adalah Raesha Putra Mulia Nusan dari Prodi Bisnis Digital dan Petrus Rusni Salawani dari Prodi Sistem Informasi.
Sedangkan lima mahasiswa ke Inggris adalah, Dionisius Dua Blolong, Krisna Hastina Putra, I Putu Gede Krisna Yoga, Kadek Ari Setia Utama Putra, Ricky Dimas Maulana, semuanya dari Program Studi Bisnis Digital.
Raesa dan Petrus terbang pada Rabu (6/7) ke Jakarta dan pada Kamis (7/7) pagi dari Jakarta ke Narita, Jepang. Sementara untuk lima orang yang ke Inggris akan terbang pada tanggal 24 Juli 2022.
Baca juga: LPK DARMA STIKOM Bali Group lepas 66 peserta magang ke Jepang
Sebelumnya, ITB STIKOM Bali telah mengirim mahasiswanya untuk magang dan kerja di Jepang dan Taiwan.
Kali ini, mengirim dua mahasiswa untuk kuliah di Accola Japanese Academy di Maebashi, Jepang sambil kerja part time atau arubaito. Lima mahasiswa dikirim ke Inggris untuk kerja menggunakan visa kerja terbatas atau temporary visas.
Acara pelepasan ketujuh mahasiswa tersebut telah dilakukan di kampus ITB STIKOM Bali, Denpasar, Rabu (6/7).
Rektor ITB STIKOM Bali Dr Dadang Hermawan dalam sambutannya berharap para mahasiswa yang mendapat kesempatan ke luar negeri memanfaatkan peluang ini dengan baik sehingga apa yang menjadi harapan dan cita-citanya dan harapan keluarga membawa hasil yang diinginkan.
Baca juga: Calon mahasiswa baru ITB STIKOM Bali minati kuliah-magang di Singapura dan kuliah-kerja di Jepang
Menurut dia, program kuliah langsung di Jepang (Accola Japanese Acaddemy) dan kerja di Inggris ini adalah terobosan lain ITB STIKOM Bali untuk mendorong mahasiswa memiliki pengamalan internasional dan hal ini sejalan dengan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka Kemendikbud RI.
"Kalian harus benar-benar me-manage keuangan sehingga apa yang peroleh sesuai cita-cita dan harapan anda, harapan keluarga. Jaga nama baik diri sendiri, nama baik keluarga, kampus dan bangsa negara," katanya.
Selain itu, jangan berbuat hal-hal yang merugikan orang lain sehingga anda berurusan dengan aparat di sana. Bekerjalah sesuai job yang diberikan dan dilakukan secara disiplin dan loyalitas karena akan menambah performance anda di mata perusahaan. Bagi yang sedang kuliah ada dispensasi," ujar Dadang Hermawan.
Sedangkan Ketua Yayasan Widya Dharma Shanti yang menaungi ITB STIKOM Bali Drs Ida Bagus Dharmadiaksa, MSi, Ak menyampaikan rasa bahagia dan syukur bahwa mahasiswa ITB STIKOM Bali adalah mahasiswa yang siap meningkatkan kualitas diri dengan mengasah diri di negeri orang nun jauh di sana.
Ia meminta mahasiswa ITB STIKOM Bali menjadi teladan bagi orang lain di luar negeri. "Berusahalah hidup mandiri di negara orang, apa yang berlaku di sana, ikuti. Bekerjalah dengan disiplin. Harga diri seseorang itu dinilai dari dia menghargai waktu. Anda bukan memberi contoh tetapi anda harus menjadi teladan bagai orang lain," pesan Dharmadiaksa.
Baca juga: Mahasiswa ITB STIKOM Bali pentaskan "Labuh Gentuh" di pawai PKB
Pada kesempatan itu, Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Ida Bagus Suradarma, SE, M.Si 1 berbagi pengalaman ketika tinggal seminggu di Berlin, Jerman.
"Bekerja di luar luar negeri, minggu pertama itu agak sulit, ini akan dialami dan hal ini biasa. Kita mengalami culture shock dan perbedaan cuaca yang sangat ekstrem. Apalagi di Inggris bisa di bawah nol derajat, kalian harus berusaha untuk mengurus diri sendiri," ujarnya.
Suradarma mengatakan mengenai perbedaan waktu, kalau Jepang hanya selisih 1 jam tapi kalau Inggris beda 7 jam, mungkin akan kita atur kuliah sore di Bali sehingga di Inggris masih pagi hari.
Informasi terbaru dari Jepang, Raesha Putra Mulia Nusan dan Petrus Rusni Salawani sudah tiba Narita International Airport, Kamis, 7 Juli sekitar pukul 15.00 waktu Jepang dan dijemput langsung oleh Sagung Putu Mona Monita Sari, admin Accola Japanese Academy, Maebashi.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022