Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) DARMA STIKOM Bali Group melepas sebanyak 66 peserta magang ke Jepang, sebagai kelanjutan dari kerja sama yang telah terjalin dengan Sento Cooperative Kyoto, Jepang sejak 2018.

"Kita bersyukur, setelah situasi pandemi membaik, Pemerintah Jepang membuka kembali visa magang sehingga anak-anak kami yang sudah lama lulus, bisa diberangkatkan," kata Direktur Utama LPK DARMA STIKOM Bali Group Dr Dadang Hermawan di Denpasar, Sabtu.

Acara pelepasan untuk 66 peserta magang tersebut telah dilaksanakan pada Jumat (18/3) bertempat di Kampus ITB STIKOM Bali.

Dadang Hermawan yang juga Rektor ITB STIKOM Bali mengemukakan, sebanyak 66 peserta magang ke Jepang itu diberangkatkan secara bertahap.

Rombongan pertama diberangkatkan pada 18 Maret 2022 (29 orang), kemudian 20 Maret 2022 (2 orang), 14 April 2022 (2 orang), 11 Mei 2022 (26 orang) dan pada 1 Juni 2022 (7 orang).

Dadang Hermawan menambahkan, sejak LPK DARMA STIKOM Bali Group menjalin kerja sama dengan Sento Cooperative Kyoto tahun 2018 untuk pemagangan di Jepang, sudah terkirim 216 peserta magang di berbagai perusahaan di Jepang.

Baca juga: Calon mahasiswa baru ITB STIKOM Bali minati kuliah-magang di Singapura dan kuliah-kerja di Jepang

Sebagian besar sudah selesai magang selama tiga tahun tetapi mereka tidak mau pulang ke Indonesia, melainkan langsung mengurus pergantian visa tokuteiginou atau visa kerja sehingga penghasilannya lebih besar. "Dari 216 orang tersebut, 21 orang adalah mahasiswa ITB STIKOM Bali," ujar Dadang Hermawan.

Menurut dia, dari dulu proses rekrut dan pengiriman lancar-lancar saja. Tetapi begitu pandemi COVID-19 melanda dunia, proses pengiriman terhenti.

"Saat ini para siswa kami yang sudah tamat pelatihan tetapi belum mendapat penempatan sebanyak 304 orang, terdiri dari 184 laki-laki dan dan 120 orang perempuan," ujarnya.

LPK DARMA STIKOM Bali Group memiliki tiga cara memberangkatkan anak-anak ke Jepang. Selain dengan visa magang atau Jisshusei, bisa juga menggunakan visa kerja Specified Sikll Worker atau Tokutei Ginou dengan penghasilan lebih besar.

Cara terakhir berangkat dengan Student Visa atau Visa Pelajar. "Ini lebih mudah, karena hanya diperlukan sertifikat kursus Bahasa Jepang selama 320 jam, langsung kami proses ke Jepang. Saat ini kami sedang proses 18 mahasiswa ke Jepang," ujarnya.

Baca juga: ITB STIKOM Bali ciptakan LMS untuk SMK PGRI 2 Badung

Empat orang akan berangkat pada Juni 2022 dan 14 orang akan berangkat bulan September 2022. Di sana mereka akan belajar bahasa Jepang di sebuah akademi selama 1 tahun 9 bulan sambil magang kerja secara arubaito (paruh waktu).

"Program ini tidak akan mengganggu kuliah mereka di STIKOM Bali karena ini sejalan dengan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka Kemendikbud RI. Meski kerja 'part time', tetapi penghasilannya sama dengan penghasilan magang," ucap Dadang Hermawan.

Salah seorang alumni peserta magang yakni Dian Anggasari asal Abiansemal, Kabupaten Badung, Bali. Dian Anggasari mengaku selama tiga tahun di perusahaan ayam petelur di Kiyoto, dia mendapat penghasilan kotor rata-rata sebanyak Rp25 juta per bulan.

"Setelah dipotong biaya aparto (apartemen-red), sisa Rp20 juta. Tiap bulan saya kirim Rp15 juta ke Bali, sisanya buat pegangan," ujar Dian Anggasari.

Menurut Dadang Hermawan, Dian Anggasari kebetulan peserta magang yang berasal dari masyarakat umum. Tetapi kalau dia mahasiswa ITB STIKOM Bali, maka dia akan mendapat banyak manfaat.

"Pertama, dia kembali melajutkan kuliah dan mendapat gelar sarjana, mendapat pengalaman kerja, memiliki kemampuan Bahasa Jepang yang baik dan tentu punya uang yang banyak. Bayangkan, tiap bulan dikirim Rp15 juta ke Bali, itu artinya selama tiga tahun penghasilannya sekitar Rp450 juta," ujarnya.

Baca juga: ITB STIKOM Bali ajak masyarakat melek peluang kerja TIK

Sementara itu, Kepala UPTD Balai Hygiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja (Hyperkes) Disnaker dan ESDM Provinsi Bali Dewa Putu Alit, berpesan kepada peserta magang agar selalu menjaga nama baik diri, keluarga, bangsa beserta nama baik Bali.

"Tiga puluhan tahun jadi PNS, gaji saya paling tinggi hanya Rp6 juta. Di Jepang, salah satu peserta magang gajinya sampai Rp25 juta. Ini luar bisa, agar menjadi contoh buat para peserta magang lainnya," ujarnya.

Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022