Institut Teknologi dan Bisnis (ITB) STIKOM Bali mengajak masyarakat di Pulau Dewata lebih melek mengenai peluang kerja yang besar bagi lulusan dari kampus-kampus yang menawarkan keahlian teknologi informasi dan komputer (TIK).

"Ada dua fenomena yang menarik. Pertama, sebuah BUMN yang sudah tiga tahun berturut-turut datang ke kami untuk mencari 1.000 orang sarjana komputer dan selalu tidak terpenuhi," kata Rektor ITB STIKOM Bali Dr Dadang Hermawan di Denpasar, Rabu.

Kedua, ada juga salah satu instansi penegak hukum yang datang untuk menginformasikan bahwa sudah tiga tahun berturut-turut formasi ASN/PNS-nya yang bidang teknologi informasi, tidak memenuhi kuota.

"Sedangkan, untuk bidang/jurusan/prodi lain selalu membludak pelamarnya," ucap Dadang dalam acara 'media gathering' ITB STIKOM Bali dalam memperingati Hari Pers Nasional itu.

Baca juga: BRIN dan ITB STIKOM Bali kembangkan penelitian dan inovasi

Ia menambahkan, rata-rata masa tunggu alumni ITB STIKOM Bali pun hanya memerlukan waktu 40 hari atau satu bulan lebih untuk segera masuk ke dunia kerja ataupun dunia wirausaha.

"Hal ini antara lain disebabkan oleh tingginya permintaan dari berbagai usaha dan industri akan kebutuhan tenaga TIK," ujarnya pada acara yang dibuka oleh Pembina Yayasan Widya Dharma Shanti Prof Dr I Made Bandem itu.

Setiap hari, lanjut dia, ITB STIKOM Bali menerima permintaan tenaga kerja bidang teknologi informasi dan komputer/TIK (kadang-kadang juga non TIK).

"Rata-rata tiga perusahaan, baik melalui surat, email, telpon, dan tidak jarang pula yang langsung datang ke kampus bahkan sampai dengan melakukan perekrutan di kampus," ucapnya sembari mengatakan pada 2021 ini, ITB STIKOM Bali kembali menjadi perguruan tinggi swasta nomor satu dari 161 PTS di Bali Nusra berdasarkan Webometrics Rangking of World Universities.

Baca juga: Hermawan Kartajaya berbagi ilmu marketing pada 30 pimpinan lembaga dan bisnis STIKOM Bali Group

Selain lulusan mudah terserap dunia kerja, menurut Dadang, ITB STIKOM Bali juga menawarkan berbagai terobosan kerja sama saat mahasiswa masih mengikuti perkuliahan.

Di antaranya yakni Program Internship atau magang secara daring dengan Lithan EduClass Singapore yang dikaitkan dengan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka.

Program kerja sama dengan Singapura ini telah dimulai pada 4 Oktober 2021 dengan peserta sekitar 100 orang. Para mahasiswa akan disalurkan magang pada tahun kedua sampai dengan tahun keempat dengan mendapatkan uang saku.

"Besaran uang saku sampai dengan Rp100 juta per 3 tahun atau Rp33 juta per tahun atau sekitar Rp2,75 juta per bulan dan biaya kuliah ditanggung oleh perusahaan tempat magang.

"Ada 2.000-an perusahaan berskala internasional yang berkantor di Singapura telah siap menerima magang daring dari seluruh mahasiswa ITB STIKOM Bali. Saat ini sedang dibuka proses pendaftaran tahap 2 sampai dengan 20 Februari 2022," katanya.

Baca juga: ITB STIKOM Bali ciptakan aplikasi informasi kondisi cuaca di bandara

Terobosan lainnya, program kuliah sambil magang atau kerja ke Jepang. Saat ini 15 orang mahasiswa ITB STIKOM Bali sedang magang ke Jepang. Para mahasiswa yang sedang antre untuk diproses penempatan ke Jepang baik untuk kuliah sambil magang/kerja mencapai 200 orang.

Dalam acara tersebut, Wakil Ketua Yayasan Widya Dharma Shanti Made Marlowe Makaradhwaja Bandem bersama Dedy Panji Agustino dari Inkubator Bisnis ITB STIKOM Bali banyak memberikan pemahaman kepada media mengenai perkembangan teknologi dunia virtual Metaverse.

Bahkan pihaknya telah menjadikan Proyek Arsip Bali 1928 ke dalam bentuk dunia virtual Metaverse sehingga bisa dinikmati dengan pengalaman yang berbeda oleh insan di berbagai belahan dunia.

Pada acara yang juga dihadiri Ketua Yayasan Widya Dharma Shanti Denpasar Ida Bagus Dharmadiaksa beserta jajaran tersebut, juga diisi dengan penandatanganan MoU kerja sama dengan para mitra dari unsur media dan perbankan.
Rektor ITB STIKOM Bali Dr Dadang Hermawan (kanan) dan perwakilan ANTARA disela-sela acara media gathering dengan media di Provinsi Bali.
ANTARA/HO-ITB STIKOM Bali.

Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022