Denpasar (Antara Bali) - Lobster hasil tangkapan nelayan di Pulau Dewata, Bali, disamping untuk memenuhi permintaan konsumen mancanegara yang berlibur di daerah ini, juga diekspor.
"Ada sekitar 102,5 ton lobster hasil tangkapan nelayan Bali yang diekspor selama Januari-Oktober 2009 bernilai 869 ribu dolar AS," kata Kasubdin Perdagangan Luar Negeri Disperindag Bali Kusumawathi di Denpasar, Selasa.
Realisasi perdagangan luar negeri tersebut berkurang baik dari segi volume maupun perolehan devisanya, jika dibandingkan dengan periode sama tahun 2008 yang mencapai 132 ton bernilai 907 ribu dolar.
Berkurangnya volume ekspor lobster Bali belum tentu karena produksi nelayan pantai itu berkurang, bisa saja hasil tangkapan nelayan bertambah tetapi lebih mengutamakan konsumsi dalam negeri.
Bali yang kedatangan wisatawan mancanegara sekitar 1,8 juta orang selama Januari-September 2009, banyak yang suka mengonsumsi lobster, terutama pelancong dari Eropa.
Kusumawathi mengatakan, lobster hasil tangkapan nelayan Bali tampaknya lebih banyak dijual untuk memenuhi konsumsi dalam negeri terutama wisman yang jumlahnya semakin banyak berlibur ke Bali.
Sebagaimana dilaporkan nelayan di Pantai Yeh Gangga, Kabupaten Tabanan, 25 km barat Denpasar, tangkapan mengalami peningkatan dari sekitar tiga ton pada 2008 menjadi lima ton tahun 2009.
Peningkatan ini seiring datangnya musim lobster yang diperkirakan berlangsung hingga awal tahun 2010, sehingga nelayan setempat setiap pagi menebar alat tangkap ikan berupa bubu maupun jaring di sekitar pantai yang ada di wilayahnya.
Nelayan Pantai Canggu, Badung, 10 km barat Denpasar juga mengalami hal yang sama, seperti dituturkan Pan Sami, hasil tangkapannya meningkat dan semuanya dijual kepada pedagang setempat.
Di Pantai Canggu ada pedagang pengumpul dan hasil tangkapan nelayan berapa pun jumlahnya ditampung dengan harga pasaran, sedangkan lobster untuk konsumsi turis juga diekspor, kata Pan Sami. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2009
"Ada sekitar 102,5 ton lobster hasil tangkapan nelayan Bali yang diekspor selama Januari-Oktober 2009 bernilai 869 ribu dolar AS," kata Kasubdin Perdagangan Luar Negeri Disperindag Bali Kusumawathi di Denpasar, Selasa.
Realisasi perdagangan luar negeri tersebut berkurang baik dari segi volume maupun perolehan devisanya, jika dibandingkan dengan periode sama tahun 2008 yang mencapai 132 ton bernilai 907 ribu dolar.
Berkurangnya volume ekspor lobster Bali belum tentu karena produksi nelayan pantai itu berkurang, bisa saja hasil tangkapan nelayan bertambah tetapi lebih mengutamakan konsumsi dalam negeri.
Bali yang kedatangan wisatawan mancanegara sekitar 1,8 juta orang selama Januari-September 2009, banyak yang suka mengonsumsi lobster, terutama pelancong dari Eropa.
Kusumawathi mengatakan, lobster hasil tangkapan nelayan Bali tampaknya lebih banyak dijual untuk memenuhi konsumsi dalam negeri terutama wisman yang jumlahnya semakin banyak berlibur ke Bali.
Sebagaimana dilaporkan nelayan di Pantai Yeh Gangga, Kabupaten Tabanan, 25 km barat Denpasar, tangkapan mengalami peningkatan dari sekitar tiga ton pada 2008 menjadi lima ton tahun 2009.
Peningkatan ini seiring datangnya musim lobster yang diperkirakan berlangsung hingga awal tahun 2010, sehingga nelayan setempat setiap pagi menebar alat tangkap ikan berupa bubu maupun jaring di sekitar pantai yang ada di wilayahnya.
Nelayan Pantai Canggu, Badung, 10 km barat Denpasar juga mengalami hal yang sama, seperti dituturkan Pan Sami, hasil tangkapannya meningkat dan semuanya dijual kepada pedagang setempat.
Di Pantai Canggu ada pedagang pengumpul dan hasil tangkapan nelayan berapa pun jumlahnya ditampung dengan harga pasaran, sedangkan lobster untuk konsumsi turis juga diekspor, kata Pan Sami. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2009