Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengajak masyarakat untuk mencegah penularan hepatitis akut yang makin meluas melalui penerapan pola hidup yang sehat.

"Kalau orang tua melihat ada anak dengan keluhan mual, muntah, atau mengalami diare segera bawa ke puskesmas. Jangan menunggu anak terkena kuning dahulu," kata Nadia dalam webinar Jaga Anak dari Hepatitis Akut yang diikuti di Jakarta, Jumat.

Hingga saat ini, kata Nadia, penyebab hepatitis akut muncul masih belum dapat diketahui. Kementerian Kesehatan juga masih terus memantau perkembangan hepatitis akut untuk mengetahui apakah penularan dapat terjadi pada orang dewasa.

Baca juga: Akademisi Undiksha: waspadai Hepatitis Akut

Badan Kesehatan Dunia (WHO) sendiri bahkan masih mengategorikan penyakit tersebut sebagai probable karena belum diketahui jenis virus yang menjadi penyebab penyakit misterius itu.

Berdasarkan sebuah data yang berasal dari Inggris, sekitar 92 persen Adenovirus telah ditemukan pada anak-anak yang menderita hepatitis akut. Hal tersebut menimbulkan anak mengalami keluhan pada saluran pernapasan maupun saluran cerna.

Menurut Nadia. penularan diduga dapat terjadi melalui udara atau droplets. Oleh karena itu, setiap orang diimbau untuk tetap pakai masker dengan baik dan benar. Penularan juga dapat terjadi melalui fecal-oral dari makanan.

"Ada juga dugaan hepatitis virus atau Adenovirus yang bermutasi seperti itu sehingga hanya mengetahui kemungkinan besar selama ini, hepatitis banyak menular melalui fecal-oral, fecal-oral melalui makanan," ujar Nadia.

Baca juga: Dinkes minta dokter anak di Bali aktif deteksi dini gejala hepatitis akut

Menyadari hepatitis akut tidak bisa disepelekan, Nadia mengajak setiap orang untuk melakukan pola hidup sehat melalui disiplin protokol kesehatan, seperti rajin mencuci tangan, memakan makanan yang matang, dan meminum air yang besih.

Selain itu, bagi masyarakat yang memiliki anak-anak, untuk segera membawa anak ke fasilitas kesehatan terdekat guna melengkapi imunisasi dengan vaksin hepatitis B. Di samping itu, lebih memperketat pengawasan terhadap anak dengan usia di bawah 1 tahun yang belum bisa mengikuti vaksinasi, baik hepatitis ataupun COVID-19.

Nadia menekankan bahwa semua pihak harus memahami pentingnya deteksi dini bila anak terlihat terkena gejala dari hepatitis akut, seperti terkena diare, mengalami sakit perut, mata berwarna kuning, air kencing menjadi cokelat, dan feses berwarna pucat.

Dikatakan pula bahwa di sekolah, kantin yang akan dibuka perlu dipastikan mengelola setiap makanan dan minuman secara bersih dan matang, serta menggunakan sarung tangan bagi yang berjualan makanan.

Baca juga: UNICEF: Imunisasi lengkap dan PHBS cegah hepatitis akut

Bila melihat kecepatan penularan jumlah kasus hepatitis akut sampai saat ini, menurut dia, potensi untuk menjadi pandemi masih sangat kecil sekali. Walaupun demikian, Pemerintah terus mengimbau agar jangan sampai terjadi peningkatan kasus yang menyebabkan kejadian luar biasa di Indonesia.

"Selama ini kita sudah ketahui termasuk juga bahwa protokol kesehatan itu tetap harus dijalankan. Pandemi ini belum dinyatakan usai dengan menjalankan protokol kesehatan, kita bisa menghindari hepatitis akut ataupun COVID-19. Jadi, tidak perlu panik, terus waspada kalau ada gejala segera bawa anak ke fasilitas kesehatan," ucap Nadia.
 

Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022