Denpasar (Antara Bali) - I Gusti Ngurah Putu Sudiarta (46), warga Banjar Dauh Jalan, Desa Kelating, Kecamatan Kerambitan, Kabupaten Tabanan, Bali, yang diduga terkena rabies dan sempat dirawat di RSUD Tabanan akhirnya meninggal dunia.

"Benar, pasien suspect rabies meninggal tadi pagi pukul 04.30 wita," ujar Direktur RSUD Tabanan Dr Gede Patra Jaya kepada ANTARA, di Tabanan, Sabtu.

Dengan meninggalnya Sudiarta, maka korban tewas karena gigitan anjing rabies di kabupaten Tabanan bertambah menjadi sembilan orang.

Sudiarta dilarikan ke rumah sakit dan sempat menjalani perawatan selama 23 jam di ruang isolasi Rabies Center (RC) RSUD Tabanan.

Dijelaskan Dr Patra, Sudiarta masuk ke rumah sakit pada Kamis (3/12) sekitar pukul 20.00, dan dirawat di kamar di Ruang Dahlia. Saat pasien masuk rumah sakit, gejalanya memang seperti penderita rabies yakni takut pada air.

Melihat hal itu, bapak satu anak ini segera dipindahkan ke ruang isolasi, namun kondisi kesehatannya makin memprihatinkan.

"Disamping itu pasien sama sekali tidak mau makan dan minum serta mengalami sesak nafas. Makanya sempat diberi oksigen," kata Patra Jaya.

Namun Kondisi pasien mulai gelisah, bahkan terus memberontak saat hendak kita beri oksigen, sehingga petugas terpaksa mengikat kaki dan tangannya di kasur. Bahkan, sejak Sabtu dinihari, pasien terus berteriak, dan mulai hilang kesadarannya.

Dikatakan Patra, jika melihat perangainya, maka mirip dengan pasien yang terjangkit virus rabies. Hanya saja guna memastikan, pihaknya masih menunggu hasil penelitian terhadap swab cornea dan air liur pasien di Lab Bio Molekuler Universitas udayana Denpasar.

"Hingga saat ini, kami belum dapat hasilnya. Kami juga sudah ambil liquor (cairan otak) pasien sebanyak 5 Cc guna mendeteksi tipe virus apa yang menyerang pasien," katanya didampingi Sekretaris RC RSUD Tabanan, dr Gede Sudiarta.

Dikatakan Patra, karena virus rabies sudah menyerang saraf otak pasien sehingga fungsi-fungsi organ tubuhnya semakin rapuh dan berujung kematian pasien.   

Usai dinyatakan meninggal dunia, pasien langsung dibawa pulang ke rumah duka di Klating sekitar pukul 07.00. Menurut informasi warga, korban rencananya akan dikubur besok di pekuburan setempat.

Lebih lanjut, Patra menjelaskan dari keterangan pihak keluarga diketahui jika korban memiliki riwayat tergigit anjing sekitar pertengahan September 2009 lalu saat mengantar pesanan paras di Desa Kukuh, Marga.

Di sana seekor anjing milik pemesan paras itu menggigit lutut kanannya. Meski demikian, luka bekas gigitan itu hanya diobati saja di petugas medis dan tidak pernah disuntik vaksin antirabies (VAR).

"Pasien sejak digigit anjing tidak pernah mendapat vaksinasi sehingga virusnya menyebar ke seluruh tubuh," ungkap Patra. (*)

Pewarta:

Editor : Masuki


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2009