PT PLN (Persero) melakukan penambahan dua pembangkit di Pulau Bali, untuk meningkatkan kehandalan pasokan listrik di Pulau Dewata, sekaligus untuk mendukung Presidensi/Keketuaan G20 di Bali.

Oleh karena itu, PT Indonesia Power mulai melakukan relokasi Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) dari Grati ke Pesanggaran (Bali). Selain itu, PLN juga membangun Pembangkit Listrik Tenaga (PLT) Hybrid Nusa Penida, Kabupaten Klungkung.

Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo pada acara pemancangan tiang pancang PLTG dan PLT Hybrid Nusa Penida di Denpasar, Jumat, mengatakan upaya ini sebagai wujud komitmen korporasi untuk mendukung program Pemerintah Provinsi Bali dalam penyediaan energi bersih.

Selain itu, pembangunan kedua pembangkit itu juga merupakan suatu kebanggaan bagi PLN Grup untuk dapat berpartisipasi terhadap ajang internasional KTT G20 di Bali.

"Kebanggaan bagi kami sebagai PLN Grup yang diamanahkan untuk menerangi Nusantara dan juga mendukung  perhelatan sekelas KTT G20 di Pulau Dewata. Langkah ini dilakukan untuk mendukung pemenuhan kebutuhan daya dan keandalan kelistrikan khususnya di Subsistem Bali,” kata Darmawan.

Baca juga: PLN targetkan proses pengadaan tanah JBC akan rampung akhir 2022

Hadir pada kesempatan tersebut, Gubernur Bali Wayan Koster, Kapolda Bali, Irjen Pol Putu Jayan Danu Putra, Kepala Kejaksaan Tinggi Bali Ade T. Sutiawarman, Wali Kota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara, Bupati Klungkung, I Nyoman Suwirta, Kadisnaker, ESDM Provinsi Bali, Ida Bagus Ngurah Arda, Kapolresta Denpasar, AKBP Bambang Yugo Pamungkas, Dirut PT Indonesia Power Ahsin Sidqi, dan PLN Group.
 
"Penambahan dua pembangkit ini bakal menjadi salah satu showcase yang akan diperlihatkan kepada dunia melalui KTT G20 untuk menunjukkan PLN siap mengawal transisi energi Indonesia menuju era energi baru dan terbarukan (EBT)," katanya.
 
Ia mengatakan, saat ini total daya mampu kelistrikan Bali sebesar 1.322 megawatt (MW), dengan perkiraan beban puncak saat KTT G20 sebesar 970 MW, maka listrik Bali masih memiliki cadangan sebesar 341,1 MW atau 25,9 persen.
 
"Dalam menghadapi KTT G20 memang demand-nya bertambah. Saat ini 770 MW saat KTT G20 akan naik menjadi 970 MW. Sistem aman, tapi belum benar-benar aman untuk itu arahan Pak Gubernur kita tambah relokasi dua unit PLTG berkapasitas total 200 MW dan PLTS Hybrid berkapasitas 3,5 MW. Kami berharap dengan kehadiran dua pembangkit ini bakal makin memperkuat pasokan listrik Bali," ucap Darmawan.
 
Baca juga: PLN gandeng KPK dalam tender konversi PLTD jadi EBT
 
Sementara itu, dua pembangkit yang akan disiapkan masing-masing Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Hybrid Nusa Penida, dan akan dibangun di atas lahan seluas 4,5 hektare (ha) milik PT Indonesia Power (IP) di Desa Suana, Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, Provinsi Bali, dan nantinya akan turut menurunkan emisi karbon sebesar 3.200 ton CO2 per tahun.
 
Saat ini, PLTS Hybrid Nusa Penida sudah dalam proses pelelangan umum EPC dan telah memasuki tahap penandatanganan kontrak. Proyek berkapasitas 3,5 MW ini direncanakan beroperasi komersial pada Oktober 2022.
 
Kemudian, melakukan relokasi Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) Grati Blok 1 dengan kapasitas 2 X 100 MW ke Pesanggaran, dan direncanakan selesai pada Oktober 2022 untuk unit pertama, dan unit kedua pada 2023.

Baca juga: PLN: Konsumsi listrik ke Pulau Bali meningkat
 
Proyek ini, dibangun di atas lahan seluas 1,9 ha milik Pemda Bali dan milik IP. Adapun saat ini progres pekerjaan relokasi tersebut dalam tahap site preparation dan siap dilakukan pembangunan.
 
"Dua pembangkit ini masuk ke dalam program PLN untuk mendorong pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) dalam rangka memenuhi kebutuhan pasokan tenaga listrik dan mengurangi pemakaian bahan bakar minyak (BBM). Program ini juga dilaksanakan untuk mendukung target pemerintah perihal bauran energi terbarukan yang ditargetkan mencapai 23 persen pada 2025," katanya.

Pewarta: Komang Suparta/A Malik Ibrahim

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022