PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) terus memberikan dukungan kepada sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dengan solusi layanan perbankan yang lebih lengkap untuk menstimulasi kenaikan kelas sekaligus mendorong go global UMKM nasional.
Direktur Utama BNI Royke Tumilaar dalam pernyataan di Jakarta, Minggu, menuturkan segmen UMKM telah menunjukkan pemulihan kinerja yang lebih cepat dan mampu menjadi motor pemulihan bagi ekonomi nasional, meski pandemi memukul banyak sektor perekonomian.
Terlebih, menurut dia, segmen ini memiliki kontribusi ekonomi yang besar yakni lebih dari 60 persen dan penyerapan tenaga kerja hingga 97 persen.
Untuk itu, BNI menyiapkan berbagai solusi perbankan pada 2022 yang disertai dengan program pembinaan dan pendampingan sebagai upaya membantu pelaku UMKM naik kelas sekaligus mampu menembus pasar ekspor.
"Kami tentunya melihat UMKM ini sebagai sebuah peluang pemulihan ekonomi. Terlebih sebagai agen pembangunan pemerintah kami juga didorong untuk meningkatkan rasio kredit UMKM hingga 30 persen," katanya.
Baca juga: Penyaluran KUR capai Rp281,86 triliun pada 2021
Ia menjelaskan BNI fokus pada penciptaan ekosistem yang produktif dalam mengembangkan segmen UMKM. Debitur UMKM ini digabungkan dengan satu ekosistem yang berhubungan dengan pelaku usaha sejenis sehingga dapat saling mendukung pertumbuhan kinerja masing-masing.
Ekosistem ini pula, dihubungkan dengan berbagai platform digital yang disiapkan BNI, sehingga dapat membuat interlink antar ekosistem UMKM, dan mampu menjawab permintaan-permintaan besar.
Dari sisi permintaan, BNI juga termasuk bank pelat merah yang mendukung Pasar Digital (PaDi) UMKM, melalui perluasan pengadaan barang dan jasa dari para pelaku UMKM. Upaya ini menjadi pasar yang cukup potensial bagi para pelaku UMKM untuk membangun usaha lebih berkelanjutan.
BNI Xpora
Dalam kesempatan ini, Royke menuturkan BNI juga fokus pada pengembangan potensi pasar di luar negeri dengan BNI Xpora. Program ini ditujukan untuk mengoptimalkan pekerja migran sekaligus diaspora Indonesia yang jumlahnya mencapai 8 juta.
Dalam program ini, BNI mendukung pekerja migran serta diaspora untuk menjadi agen pembangunan bagi pelaku UMKM dalam negeri.
Baca juga: Airlangga Hartarto apresiasi Program Digitalisasi Ekosistem Pasar BNI di Denpasar
"BNI pun aktif mendorong pelaku UMKM dalam negeri untuk membangun kapabilitas serta kapasitas usahanya dalam menjawab permintaan luar negeri dengan 7 Xpora Hub yang tersebar di Sumatra, Jawa, Bali, dan Sulawesi," katanya.
Royke menuturkan BNI juga akan mengakuisisi sebuah bank yang ke depannya akan diubah menjadi Bank Digital pada 2022. Entitas ini akan didorong untuk dapat lebih berani menjawab permintaan kredit suku bunga rendah dengan memanfaatkan berbagai inovasi teknologi terbaru.
"Bank Digital ini kami buat di luar sistem yang BNI punya saat ini dengan harapan dapat memiliki sebuah ekosistem yang lebih kondusif bagi UMKM untuk naik kelas," katanya.
Di luar itu, BNI telah memiliki program Smart City, Smart Farming, dan Smart Fishing yang merupakan pengejawantahan upaya BNI untuk mendorong pelaku UMKM lebih adaptif dengan perkembangan dan layanan digital perbankan.
"Kami berharap dengan program ini, transaksi jual beli pelaku UMKM dapat lebih banyak, dan pangsa pasarnya pun menjadi lebih besar," kata Royke.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022
Direktur Utama BNI Royke Tumilaar dalam pernyataan di Jakarta, Minggu, menuturkan segmen UMKM telah menunjukkan pemulihan kinerja yang lebih cepat dan mampu menjadi motor pemulihan bagi ekonomi nasional, meski pandemi memukul banyak sektor perekonomian.
Terlebih, menurut dia, segmen ini memiliki kontribusi ekonomi yang besar yakni lebih dari 60 persen dan penyerapan tenaga kerja hingga 97 persen.
Untuk itu, BNI menyiapkan berbagai solusi perbankan pada 2022 yang disertai dengan program pembinaan dan pendampingan sebagai upaya membantu pelaku UMKM naik kelas sekaligus mampu menembus pasar ekspor.
"Kami tentunya melihat UMKM ini sebagai sebuah peluang pemulihan ekonomi. Terlebih sebagai agen pembangunan pemerintah kami juga didorong untuk meningkatkan rasio kredit UMKM hingga 30 persen," katanya.
Baca juga: Penyaluran KUR capai Rp281,86 triliun pada 2021
Ia menjelaskan BNI fokus pada penciptaan ekosistem yang produktif dalam mengembangkan segmen UMKM. Debitur UMKM ini digabungkan dengan satu ekosistem yang berhubungan dengan pelaku usaha sejenis sehingga dapat saling mendukung pertumbuhan kinerja masing-masing.
Ekosistem ini pula, dihubungkan dengan berbagai platform digital yang disiapkan BNI, sehingga dapat membuat interlink antar ekosistem UMKM, dan mampu menjawab permintaan-permintaan besar.
Dari sisi permintaan, BNI juga termasuk bank pelat merah yang mendukung Pasar Digital (PaDi) UMKM, melalui perluasan pengadaan barang dan jasa dari para pelaku UMKM. Upaya ini menjadi pasar yang cukup potensial bagi para pelaku UMKM untuk membangun usaha lebih berkelanjutan.
BNI Xpora
Dalam kesempatan ini, Royke menuturkan BNI juga fokus pada pengembangan potensi pasar di luar negeri dengan BNI Xpora. Program ini ditujukan untuk mengoptimalkan pekerja migran sekaligus diaspora Indonesia yang jumlahnya mencapai 8 juta.
Dalam program ini, BNI mendukung pekerja migran serta diaspora untuk menjadi agen pembangunan bagi pelaku UMKM dalam negeri.
Baca juga: Airlangga Hartarto apresiasi Program Digitalisasi Ekosistem Pasar BNI di Denpasar
"BNI pun aktif mendorong pelaku UMKM dalam negeri untuk membangun kapabilitas serta kapasitas usahanya dalam menjawab permintaan luar negeri dengan 7 Xpora Hub yang tersebar di Sumatra, Jawa, Bali, dan Sulawesi," katanya.
Royke menuturkan BNI juga akan mengakuisisi sebuah bank yang ke depannya akan diubah menjadi Bank Digital pada 2022. Entitas ini akan didorong untuk dapat lebih berani menjawab permintaan kredit suku bunga rendah dengan memanfaatkan berbagai inovasi teknologi terbaru.
"Bank Digital ini kami buat di luar sistem yang BNI punya saat ini dengan harapan dapat memiliki sebuah ekosistem yang lebih kondusif bagi UMKM untuk naik kelas," katanya.
Di luar itu, BNI telah memiliki program Smart City, Smart Farming, dan Smart Fishing yang merupakan pengejawantahan upaya BNI untuk mendorong pelaku UMKM lebih adaptif dengan perkembangan dan layanan digital perbankan.
"Kami berharap dengan program ini, transaksi jual beli pelaku UMKM dapat lebih banyak, dan pangsa pasarnya pun menjadi lebih besar," kata Royke.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022