Tim Yustisi Kota Denpasar, Bali meningkatkan pemantauan dan penertiban protokol kesehatan pada penerapan pelaksanaan kegiatan masyarakat (PPKM) menjelang malam tahun baru.
Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Denpasar Dewa Gede Anom Sayoga di Denpasar, Kamis (30/12), mengatakan pihaknya meningkatkan pemantauan dan pengawasan masyarakat kota setempat menjelang pergantian tahun.
Pihaknya melakukan penertiban masyarakat terhadap prokes pada PPKM, termasuk juga penertiban menjelang tahun baru diperketat karena mobilitas warga akan semakin meningkat dan banyak wisatawan domestik yang berlibur ke Kota Denpasar dan Bali.
Dia mengatakan penertiban kali ini diselenggarakan di Jalan Hayam Wuruk, Jalan Hangtuah, Bypass Ngurah Rai Sanur, simpang Waribang, Jalan Gatot Subroto, Jalan Mahendradata, dan simpang Suwung Batan Kendal.
Baca juga: Tim Yustisi Denpasar jaring puluhan pelanggar prokes
Dalam penertiban ini, kata dia, tim yustisi menjaring lima orang yang salah menggunakan masker. Sebagai efek jera warga tersebut diberikan pembinaan dan sanksi fisik berupa "push up" di tempat.
Dalam penertiban ini, pihaknya juga melaksanakan pemantauan terhadap gangguan sosial yang mengarah ke pelanggaran peraturan daerah (perda), antara lain penertiban pengamen dan gelandangan serta pengemis di seluruh wilayah Kota Denpasar.
Dengan langkah tersebut diharapkan penularan COVID-19 dapat ditekan dan tetap memperhatikan wajah kota tetap asri, aman, dan nyaman, bebas dari pengamen, gelandangan, dan pengemis.
Pemantauan di lapangan, para gelandangan dan pengemis, serta pengamen mencoreng citra keindahan dan ketertiban Kota Denpasar yang juga sebagai Ibu Kota Provinsi Bali.
Baca juga: Jelang Tahun Baru 2022, Satpol PP Bali-Jatim lakukan pengawasan bersama
Para pengamen dengan berpakaian adat Bali mencoba mengais rezeki di setiap perempatan jalan. Alasan menggunakan busana Bali untuk menarik para simpati dan rasa iba terhadap mereka.
"Iya para pengamen jalanan tersebut dengan berkedok berpakaian adat Bali untuk mendapat rasa iba dari warga. Padahal tak semuanya pengamen tersebut dari 'Pulau Dewata'. Mereka datang dari Jawa," ucap seorang warga Denpasar Nyoman Toyak.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021
Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Denpasar Dewa Gede Anom Sayoga di Denpasar, Kamis (30/12), mengatakan pihaknya meningkatkan pemantauan dan pengawasan masyarakat kota setempat menjelang pergantian tahun.
Pihaknya melakukan penertiban masyarakat terhadap prokes pada PPKM, termasuk juga penertiban menjelang tahun baru diperketat karena mobilitas warga akan semakin meningkat dan banyak wisatawan domestik yang berlibur ke Kota Denpasar dan Bali.
Dia mengatakan penertiban kali ini diselenggarakan di Jalan Hayam Wuruk, Jalan Hangtuah, Bypass Ngurah Rai Sanur, simpang Waribang, Jalan Gatot Subroto, Jalan Mahendradata, dan simpang Suwung Batan Kendal.
Baca juga: Tim Yustisi Denpasar jaring puluhan pelanggar prokes
Dalam penertiban ini, kata dia, tim yustisi menjaring lima orang yang salah menggunakan masker. Sebagai efek jera warga tersebut diberikan pembinaan dan sanksi fisik berupa "push up" di tempat.
Dalam penertiban ini, pihaknya juga melaksanakan pemantauan terhadap gangguan sosial yang mengarah ke pelanggaran peraturan daerah (perda), antara lain penertiban pengamen dan gelandangan serta pengemis di seluruh wilayah Kota Denpasar.
Dengan langkah tersebut diharapkan penularan COVID-19 dapat ditekan dan tetap memperhatikan wajah kota tetap asri, aman, dan nyaman, bebas dari pengamen, gelandangan, dan pengemis.
Pemantauan di lapangan, para gelandangan dan pengemis, serta pengamen mencoreng citra keindahan dan ketertiban Kota Denpasar yang juga sebagai Ibu Kota Provinsi Bali.
Baca juga: Jelang Tahun Baru 2022, Satpol PP Bali-Jatim lakukan pengawasan bersama
Para pengamen dengan berpakaian adat Bali mencoba mengais rezeki di setiap perempatan jalan. Alasan menggunakan busana Bali untuk menarik para simpati dan rasa iba terhadap mereka.
"Iya para pengamen jalanan tersebut dengan berkedok berpakaian adat Bali untuk mendapat rasa iba dari warga. Padahal tak semuanya pengamen tersebut dari 'Pulau Dewata'. Mereka datang dari Jawa," ucap seorang warga Denpasar Nyoman Toyak.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021