Pura Kahyangan Jagat Segare Rupek sebagai salah satu pura dari 22 pura di kawasan religi di areal Taman Nasional Bali Barat (TNBB) Jembrana, Bali, yang melintasi kawasan hutan lindung TNBB sekitar 13 km itu kini telah memiliki sumber listrik yang berasal dari 8 panel surya dari PLN untuk memudahkan kegiatan persembahyangan.
General Manager PLN UID Bali, I Wayan Udayana, dalam keterangan tertulis yang diterima, Senin, mengatakan bantuan PLN itu telah diserahkan secara simbolis untuk mendukung penguatan prosesi ritual keagamaan, sehingga keagaaman, budaya dan konservasi alam dapat berjalan harmonis.
"Kami juga sadar bahwa ada kebutuhan listrik yang harus dipenuhi, namun harus sejalan dengan aturan – aturan di dalam kawasan TNBB, sehingga kami berharap dengan bantuan ini dapat mendukung penggunaan energi bersih tanpa menghilangkan semangat konservasi," ungkapnya.
Ke-8 solar panel itu bertujuan untuk memudahkan kegiatan persembahyangan,yang masing-masing panel mampu menghasilkan listrik sebesar 440 wattpeak dengan total 3.520 wattpeak dan dilengkapi dengan battery bank yang memiliki kapasitas penyimpanan 12/200 Amperehour.
Baca juga: Pemerintah dorong swasta bangun PLTS
Untuk memasuki kawasan hutan lindung itu melewati jalanan berbatu yang dihuni kera-kera yang kerap berlarian menyongsong kendaraan pengunjung, kemudian tumbuhan dan pepohonan yang rapat di kanan dan kiri jalan juga mendominasi pemandangan selama perjalanan menuju pura.
Setelah berkendara 60 menit lamanya, pengunjung akan disambut dengan kompleks Pura Kahyangan Jagat Segare Rupek. Pura yang menjadi titik terdekat jarak antara Pulau Bali dan Pulau Jawa ini, kini telah memiliki sumber listrik untuk memudahkan kegiatan persembahyangan.
Sebelumnya, kegiatan peribadatan di pura serba terbatas. Ketiadaan listrik sebagai sumber energi menyulitkan pihak pengelola pura untuk melakukan persiapan kegiatan keagaaman yang membutuhkan peralatan listrik dalam penyiapannya.
Namun, kini setelah adanya solar panel, kegiatan peribadatan menjadi lebih mudah. kegiatan peribadatan bisa dilakukan di malam hari, penggunaan Generator menjadi berkurang sehingga lebih membantu pengempon pura dalam biaya operasional bahan bakar generator.
Solar panel ini merupakan dukungan PLN UID Bali melalui program PLN Peduli. Dengan nilai bantuan sebesar Rp80 juta, solar panel Ini merupakan salah satu upaya PLN dalam mendorong pemanfaatan energi baru terbarukan sebagai bagian dari dekarbonisasi untuk mencapai Carbon Neutral 2060.
Baca juga: Alat pertanian berbasis panel Surya dari Tabanan sabet juara 1 nasional
PLN UID Bali berupaya untuk berinovasi untuk memastikan transisi energi dapat terlaksana khususnya di Bali.
Sementara itu, Pengempon Pura Kahyangan Jagat Segare Rupek, Jero Mangku Wayan Artawan, menyampaikan apresiasi kepada PLN yang telah membantu menghadirkan listrik melalui solar panel.
"Terima kasih kepada PLN yang telah membantu kami dengan memberikan bantuan listrik, tentu ini memberikan manfaat yang besar bagi keberlangsungan dan kegiatan persembahyangan di pura," jelasnya.
Dalam kesempatan ini, PLN juga turut memberikan bantuan tanggung jawab sosial dan lingkungan kepada pengelola kawasan TNBB berupa sarana pendukung pengelolaan konservasi di Taman Nasional Bali Barat sebesar Rp100 juta serta bantuan pemberdayaan masyarakat produktif desa penyangga yakni berupa pelatihan dan pemberian alat pengolahan sampah organik kepada kelompok Rumah Belajar Anak Cerdas dan kelompok Sadar Wisata Desa Penjarakan dengan total sebesar Rp40 juta.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021
General Manager PLN UID Bali, I Wayan Udayana, dalam keterangan tertulis yang diterima, Senin, mengatakan bantuan PLN itu telah diserahkan secara simbolis untuk mendukung penguatan prosesi ritual keagamaan, sehingga keagaaman, budaya dan konservasi alam dapat berjalan harmonis.
"Kami juga sadar bahwa ada kebutuhan listrik yang harus dipenuhi, namun harus sejalan dengan aturan – aturan di dalam kawasan TNBB, sehingga kami berharap dengan bantuan ini dapat mendukung penggunaan energi bersih tanpa menghilangkan semangat konservasi," ungkapnya.
Ke-8 solar panel itu bertujuan untuk memudahkan kegiatan persembahyangan,yang masing-masing panel mampu menghasilkan listrik sebesar 440 wattpeak dengan total 3.520 wattpeak dan dilengkapi dengan battery bank yang memiliki kapasitas penyimpanan 12/200 Amperehour.
Baca juga: Pemerintah dorong swasta bangun PLTS
Untuk memasuki kawasan hutan lindung itu melewati jalanan berbatu yang dihuni kera-kera yang kerap berlarian menyongsong kendaraan pengunjung, kemudian tumbuhan dan pepohonan yang rapat di kanan dan kiri jalan juga mendominasi pemandangan selama perjalanan menuju pura.
Setelah berkendara 60 menit lamanya, pengunjung akan disambut dengan kompleks Pura Kahyangan Jagat Segare Rupek. Pura yang menjadi titik terdekat jarak antara Pulau Bali dan Pulau Jawa ini, kini telah memiliki sumber listrik untuk memudahkan kegiatan persembahyangan.
Sebelumnya, kegiatan peribadatan di pura serba terbatas. Ketiadaan listrik sebagai sumber energi menyulitkan pihak pengelola pura untuk melakukan persiapan kegiatan keagaaman yang membutuhkan peralatan listrik dalam penyiapannya.
Namun, kini setelah adanya solar panel, kegiatan peribadatan menjadi lebih mudah. kegiatan peribadatan bisa dilakukan di malam hari, penggunaan Generator menjadi berkurang sehingga lebih membantu pengempon pura dalam biaya operasional bahan bakar generator.
Solar panel ini merupakan dukungan PLN UID Bali melalui program PLN Peduli. Dengan nilai bantuan sebesar Rp80 juta, solar panel Ini merupakan salah satu upaya PLN dalam mendorong pemanfaatan energi baru terbarukan sebagai bagian dari dekarbonisasi untuk mencapai Carbon Neutral 2060.
Baca juga: Alat pertanian berbasis panel Surya dari Tabanan sabet juara 1 nasional
PLN UID Bali berupaya untuk berinovasi untuk memastikan transisi energi dapat terlaksana khususnya di Bali.
Sementara itu, Pengempon Pura Kahyangan Jagat Segare Rupek, Jero Mangku Wayan Artawan, menyampaikan apresiasi kepada PLN yang telah membantu menghadirkan listrik melalui solar panel.
"Terima kasih kepada PLN yang telah membantu kami dengan memberikan bantuan listrik, tentu ini memberikan manfaat yang besar bagi keberlangsungan dan kegiatan persembahyangan di pura," jelasnya.
Dalam kesempatan ini, PLN juga turut memberikan bantuan tanggung jawab sosial dan lingkungan kepada pengelola kawasan TNBB berupa sarana pendukung pengelolaan konservasi di Taman Nasional Bali Barat sebesar Rp100 juta serta bantuan pemberdayaan masyarakat produktif desa penyangga yakni berupa pelatihan dan pemberian alat pengolahan sampah organik kepada kelompok Rumah Belajar Anak Cerdas dan kelompok Sadar Wisata Desa Penjarakan dengan total sebesar Rp40 juta.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021