Denpasar (Antara Bali) - Lahan sawah di Bali masih sedikit yang dimanfaatkan oleh petani untuk melakukan budi daya ikan air tawar.
"Berdasarkan perhitungan kami baru dua persen dari luas lahan sawah sebanyak 30 ribu hektare," kata Kepala Bidang Perikanan Tangkap dan Budidaya, Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bali, I Made Dwi Wirya Astawa, di Denpasar, Selasa.
Luas sawah yang dimanfaatkan tersebut adalah sekitar 600 hektare. Itupun dengan pola budi daya bina padi.
Menurut Dwi, dengan kondisi seperti itu menunjukkan bahwa potensi untuk budi daya ikan di Pulau Dewata masih terbuka luas. "Akan tetapi banyak sekali permasalahan yang timbul untuk meningkatkan budi daya ikan di kalangan petani," ujarnya.
Masalah pertama adalah kebutuhan benih ikan air tawar yang masih kekurangan sehingga harus didatangkan dari luar Pulau Bali.
Begitu juga dengan pakan ikan, karena harganya yang mahal. Kondisi itu coba ditangani dengan mengembangkan berbagai strategi sehingga bisa mendorong para petani mau membudidayakan ikan.(IGT)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012
"Berdasarkan perhitungan kami baru dua persen dari luas lahan sawah sebanyak 30 ribu hektare," kata Kepala Bidang Perikanan Tangkap dan Budidaya, Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bali, I Made Dwi Wirya Astawa, di Denpasar, Selasa.
Luas sawah yang dimanfaatkan tersebut adalah sekitar 600 hektare. Itupun dengan pola budi daya bina padi.
Menurut Dwi, dengan kondisi seperti itu menunjukkan bahwa potensi untuk budi daya ikan di Pulau Dewata masih terbuka luas. "Akan tetapi banyak sekali permasalahan yang timbul untuk meningkatkan budi daya ikan di kalangan petani," ujarnya.
Masalah pertama adalah kebutuhan benih ikan air tawar yang masih kekurangan sehingga harus didatangkan dari luar Pulau Bali.
Begitu juga dengan pakan ikan, karena harganya yang mahal. Kondisi itu coba ditangani dengan mengembangkan berbagai strategi sehingga bisa mendorong para petani mau membudidayakan ikan.(IGT)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012