Salah satu penggerak pertanian modern melalui kelompok Petani Muda Keren (PMK) Bali, Agung Wedha, mengakui program "Electrifying Agriculture" yang digagas PT PLN (Persero) terbukti telah mendukung pertanian menjadi lebih maju dan modern.
"Program PLN itu menjadi salah satu pendukung bagi petani modern untuk meningkatkan kapasitas usahanya melalui efisiensi pada penggunaan alat-alat dan mesin pertanian (alsintan) berbasis listrik," katanya saat ditemui di lokasi Bali Organic Subak Packing House, Kapal, Mengwi, Badung, Selasa.
Menurut dia, pemanfaatan alsintan berbasis listrik mampu mengoptimalkan "smart farming" yang digagasnya bersama kelompok Petani Muda Keren. "Untuk proses mekanisasi, penghidupan pompa, distribusi air, irigasi, sprinkle penyiram tanaman, juga alat-alat lainnya, kini kami gunakan yang berbasis listrik untuk mendukung pengelolaan smart farming, sehingga dapat berjalan dengan massif dan efektif," katanya.
Baca juga: Transisi energi ciptakan peluang untuk keberlanjutan bisnis PLN
Di sisi hilir, dia menjelaskan kebutuhan listrik yang cukup besar tidak terhindarkan. Dari proses panen, distribusi hingga packing itu seluruhnya membutuhkan listrik.
"Apalagi di Petani Muda Keren, kami tidak hanya menjual produk-produk fresh saja, tapi kami juga membuat produk-produk unggulan seperti dryfood yang telah diekspor ke Eropa, jelas tanpa listrik yang andal, maka kegiatan food processing kami tidak dapat berjalan lancar," jelasnya.
Lompatan besar bagi sektor Pertanian Indonesia melalui Electrifying Agriculture yang digagas PT PLN (Persero) ini terbukti telah membawa peningkatan produktivitas mencapai tiga kali lipat dan efisiensi biaya operasional sebesar 60 persen.
Baca juga: PLN sudah siap, Presiden perintahkan konversi LPG ke Kompor Induksi
Sementara itu, General Manager PLN UID Bali, I Wayan Udayana, menyatakan pihaknya akan terus berupaya melakukan sosialisasi agar program ini dapat semakin dikenal masyarakat luas.
"Kami mendorong tak hanya sektor pertanian, namun juga perikanan, perkebunan, dan peternakan untuk bergabung pada program Electrifying Agriculture ini dengan beralih dari mesin-mesin berbasis bahan bakar fosil ke mesin berbasis listrik," ajak Udayana.
Ia juga menerangkan bahwa modernisasi dan digitalisasi di sektor pertanian akan mengubah cara dan gaya bertani yang berorientasi ke depan sehingga lebih mandiri, efisien, dan ramah lingkungan.
"Tentu dengan dukungan listrik dari PLN, para petani diharapkan terus berinovasi dan memanfaatkan teknologi sehingga kesejahteraan kian meningkat dan tujuan akhirnya adalah untuk mendukung Indonesia, khususnya Bali, mencapai kemandirian dan kedaulatan pangan," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021
"Program PLN itu menjadi salah satu pendukung bagi petani modern untuk meningkatkan kapasitas usahanya melalui efisiensi pada penggunaan alat-alat dan mesin pertanian (alsintan) berbasis listrik," katanya saat ditemui di lokasi Bali Organic Subak Packing House, Kapal, Mengwi, Badung, Selasa.
Menurut dia, pemanfaatan alsintan berbasis listrik mampu mengoptimalkan "smart farming" yang digagasnya bersama kelompok Petani Muda Keren. "Untuk proses mekanisasi, penghidupan pompa, distribusi air, irigasi, sprinkle penyiram tanaman, juga alat-alat lainnya, kini kami gunakan yang berbasis listrik untuk mendukung pengelolaan smart farming, sehingga dapat berjalan dengan massif dan efektif," katanya.
Baca juga: Transisi energi ciptakan peluang untuk keberlanjutan bisnis PLN
Di sisi hilir, dia menjelaskan kebutuhan listrik yang cukup besar tidak terhindarkan. Dari proses panen, distribusi hingga packing itu seluruhnya membutuhkan listrik.
"Apalagi di Petani Muda Keren, kami tidak hanya menjual produk-produk fresh saja, tapi kami juga membuat produk-produk unggulan seperti dryfood yang telah diekspor ke Eropa, jelas tanpa listrik yang andal, maka kegiatan food processing kami tidak dapat berjalan lancar," jelasnya.
Lompatan besar bagi sektor Pertanian Indonesia melalui Electrifying Agriculture yang digagas PT PLN (Persero) ini terbukti telah membawa peningkatan produktivitas mencapai tiga kali lipat dan efisiensi biaya operasional sebesar 60 persen.
Baca juga: PLN sudah siap, Presiden perintahkan konversi LPG ke Kompor Induksi
Sementara itu, General Manager PLN UID Bali, I Wayan Udayana, menyatakan pihaknya akan terus berupaya melakukan sosialisasi agar program ini dapat semakin dikenal masyarakat luas.
"Kami mendorong tak hanya sektor pertanian, namun juga perikanan, perkebunan, dan peternakan untuk bergabung pada program Electrifying Agriculture ini dengan beralih dari mesin-mesin berbasis bahan bakar fosil ke mesin berbasis listrik," ajak Udayana.
Ia juga menerangkan bahwa modernisasi dan digitalisasi di sektor pertanian akan mengubah cara dan gaya bertani yang berorientasi ke depan sehingga lebih mandiri, efisien, dan ramah lingkungan.
"Tentu dengan dukungan listrik dari PLN, para petani diharapkan terus berinovasi dan memanfaatkan teknologi sehingga kesejahteraan kian meningkat dan tujuan akhirnya adalah untuk mendukung Indonesia, khususnya Bali, mencapai kemandirian dan kedaulatan pangan," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021