Cirebon (Antara Bali) - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)  Sugiri Syarief mengatakan akibat kekurangan penyuluh Keluarga Berencana  di daerah Pantura Kabupaten dan Kota Cirebon, Jawa Barat, akan mengancam jumlah ledakan penduduk.

"Kepala daerah di Kabupaten dan Kota Cirebon harus cepat tanggap terhadap dampak ledakan penduduk, karena akan menimbulkan masalah sosial jika dibiarkan, seperti saat ini kota tersebut kekurangan penyuluh KB, padahal peran mereka cukup penting,"kata Sugiri Syarief, di Cirebon Sabtu.

Kesadaran ikut KB bagi masyarakat Pantura harus terus dipertahankan, kata dia, bahkan ditingkatkan karena masih ada daerah "legokan" yakni kumuh, miskin, padat penduduk, rawan kriminal, kesadaran KB rendah, sehingga pasangan usia mudanya banyak anak.

Sementara itu Kepala Seksi Informasi Badan Pemberdayaan Masyarakat, Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kota Cirebon, Sugianto kepada wartawan di Cirebon, Ahad, mengatakan, butuh penembahan tenaga penyuluh KB karena hanya memiliki 13 orang dari 38 pegawai sebelumnya.

"Kini, 13 tenaga penyuluh Keluarga Berencana harus melayani sekitar 22 Kelurahan dari lima Kecamatan di Kota Cirebon, hal itu akan mengancam terjadinya ledakan penduduk di daerah Pantura, meski selama ini minat KB cukup tinggi namun beberapa tempat rendah kesadarannya,"kata Sugianto.(LHS/T007)

Pewarta:

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012