Perusahaan Listrik Negara Unit Induk Distribusi (PLN UID) Bali menyebutkan sejak peluncuran program "Electrifying Agriculture" pada Oktober 2020 mencatat 1.087 pelaku usaha di bidang pertanian, perkebunan, peternakan hingga perikanan telah bergabung mengikuti program tersebut.
"Antusiasme dari pelaku usaha ini menandakan program 'Electrifying Agriculture' telah berhasil membuktikan efisiensi dan produktivitas bagi usaha mereka," kata Manager Pemasaran PLN UID Bali, Oscar Praditya di Denpasar, Jumat.
Oscar menjelaskan rata-rata penghematan biaya operasional yang dapat dicapai oleh pelaku usaha agrikultur jika menggunakan mesin berbasis listrik sekitar 62,20 persen. Dan hingga September 2021 daya listrik tersambung sebanyak 9,39 MVA
“Efisiensi dan penghematan ini diharapkan bisa memotivasi para pelaku usaha sekaligus juga bisa meningkatkan kemampuan produksinya sehingga nantinya perekonomian Bali mampu terangkat melalui sektor agrikultur ini,” ujarnya.
Baca juga: Petani Buleleng: Electrifying Agriculture PLN tingkatkan produktivitas
Oscar menambahkan, melalui program tersebut PLN tidak hanya mendorong produktivitas dan efisiensi bagi pelanggan, namun juga memberikan kemudahan akses listrik dan modal.
“Kami bekerja sama dengan pihak perbankan untuk memberikan kemudahan bagi para pelaku usaha agrikultur yang ingin beralih menggunakan mesin-mesin berbasis listrik, sehingga mereka tidak kesulitan dalam hal permodalan untuk membeli peralatan tersebut,” katanya.
PLN sebagai katalisator pembangunan menurut dia, memiliki peran penting untuk mendukung pelaku usaha memodernisasi usahanya melalui kelistrikan.
"Kami berharap kehadiran listrik di tengah sawah, ladang, tambak hingga peternakan membawa berkah dan mendatangkan kesejahteraan bagi pelanggan Electrifying Agriculture," kata Oscar.
Baca juga: Electrifying Agriculture PLN dongkrak produktivitas budidaya Ikan Nila di Kalasan
Di Bali, program ini telah dinikmati dalam beragam bentuk antara lain penggunaan pompa dan mesin penggilingan berbasis listrik oleh petani bawang di Kintamani, penggunaan lampu untuk perkebunan buah naga di Gianyar, serta peternak ayam dengan sistem kandang tertutup di Klungkung.
Selain itu juga terdapat juga pemilik tambak udang venema di Jembrana yang turut memanfaatkan program ini demi efisiensi usahanya. Melalui pelikan yakni pelayanan listrik perikanan yang diinisiasi PLN UP3 Bali Utara, I Made Nursiman, pemilik tambak udang tersebut merasakan kemudahan dalam menjalankan usahanya.
“Kalau menggunakan mesin diesel sehari semalam bisa menghabiskan biaya sekitar Rp50 ribu, sedangkan dengan mesin listrik hanya menghabiskan Rp20 ribu,” ucap Made Nursiman.
Ia pun memuji kesigapan pelayanan PLN dalam merespon permintaan penyambungan untuk tambaknya, sehingga ia pun cepat merasakan manfaat dari program ini.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021
"Antusiasme dari pelaku usaha ini menandakan program 'Electrifying Agriculture' telah berhasil membuktikan efisiensi dan produktivitas bagi usaha mereka," kata Manager Pemasaran PLN UID Bali, Oscar Praditya di Denpasar, Jumat.
Oscar menjelaskan rata-rata penghematan biaya operasional yang dapat dicapai oleh pelaku usaha agrikultur jika menggunakan mesin berbasis listrik sekitar 62,20 persen. Dan hingga September 2021 daya listrik tersambung sebanyak 9,39 MVA
“Efisiensi dan penghematan ini diharapkan bisa memotivasi para pelaku usaha sekaligus juga bisa meningkatkan kemampuan produksinya sehingga nantinya perekonomian Bali mampu terangkat melalui sektor agrikultur ini,” ujarnya.
Baca juga: Petani Buleleng: Electrifying Agriculture PLN tingkatkan produktivitas
Oscar menambahkan, melalui program tersebut PLN tidak hanya mendorong produktivitas dan efisiensi bagi pelanggan, namun juga memberikan kemudahan akses listrik dan modal.
“Kami bekerja sama dengan pihak perbankan untuk memberikan kemudahan bagi para pelaku usaha agrikultur yang ingin beralih menggunakan mesin-mesin berbasis listrik, sehingga mereka tidak kesulitan dalam hal permodalan untuk membeli peralatan tersebut,” katanya.
PLN sebagai katalisator pembangunan menurut dia, memiliki peran penting untuk mendukung pelaku usaha memodernisasi usahanya melalui kelistrikan.
"Kami berharap kehadiran listrik di tengah sawah, ladang, tambak hingga peternakan membawa berkah dan mendatangkan kesejahteraan bagi pelanggan Electrifying Agriculture," kata Oscar.
Baca juga: Electrifying Agriculture PLN dongkrak produktivitas budidaya Ikan Nila di Kalasan
Di Bali, program ini telah dinikmati dalam beragam bentuk antara lain penggunaan pompa dan mesin penggilingan berbasis listrik oleh petani bawang di Kintamani, penggunaan lampu untuk perkebunan buah naga di Gianyar, serta peternak ayam dengan sistem kandang tertutup di Klungkung.
Selain itu juga terdapat juga pemilik tambak udang venema di Jembrana yang turut memanfaatkan program ini demi efisiensi usahanya. Melalui pelikan yakni pelayanan listrik perikanan yang diinisiasi PLN UP3 Bali Utara, I Made Nursiman, pemilik tambak udang tersebut merasakan kemudahan dalam menjalankan usahanya.
“Kalau menggunakan mesin diesel sehari semalam bisa menghabiskan biaya sekitar Rp50 ribu, sedangkan dengan mesin listrik hanya menghabiskan Rp20 ribu,” ucap Made Nursiman.
Ia pun memuji kesigapan pelayanan PLN dalam merespon permintaan penyambungan untuk tambaknya, sehingga ia pun cepat merasakan manfaat dari program ini.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021