Para petani yang tergabung dalam Kelompok Tani Sari Bumi Asih, Desa Sanggalangit, Gerokgak, Kabupaten Buleleng, Bali, mengakui Program Electrifying Agriculture yang digagas PLN telah memberikan kemudahan dan meningkatkan produktivitas pertanian.

"Selain lebih ramah lingkungan, Program Electrifying Agriculture dengan penggunaan mesin- mesin berbasis listrik diakui terbukti mampu meningkatkan produktivitas dan lebih efisien," kata Ketua Subak Sumur Bor Sari Bumi Asih Nyoman Budiastika di Singaraja, Buleleng, Minggu.

Sebelumnya, ia menggunakan pompa air dengan energi listrik yang bersumber dari diesel dengan berbahan bakar solar untuk mengairi lahan persawahannya.

“Ini menyulitkan karena saat ini jumlah pembelian solar sudah dibatasi, padahal saat ini musim kering sehingga frekuensi penyiraman harus ditingkatkan, belum lagi harga solar yang tinggi merupakan beban bagi kami para petani,” kata Budiastika.

Baca juga: Electrifying Agriculture PLN dongkrak produktivitas budidaya Ikan Nila di Kalasan

Petani yang mengelola lahan seluas 35 hektare ini, kini mengaku telah menikmati kemudahan memperoleh air setelah dilakukan penyalaan listrik untuk kelompoknya sebesar 23.000 VA.

“Yang kami rasakan kini setelah menggunakan listrik dari PLN adalah pengeluaran biaya untuk sumber energi pompa air dapat dihemat hingga 50 persen, selain itu kami tidak ada biaya perawatan yang sebelumnya ada biaya perawatan mesin diesel. Semoga dengan menggunakan listrik PLN ini dapat membantu para petani, terimakasih PLN,” ungkapnya.

Hal yang sama diakui I Wayan Seger, pemilik UD Sari Murni Utama Desa Bengkel, Kediri, Tabanan.

Ia memanfaatkan pemasangan listrik sebesar 82.500 VA untuk Polisher atau untuk memisahkan beras dari kulit arinya atau dedak sehingga akan dihasilkan beras yang lebih bersih dan lebih putih.

“Sebelumnya kami menggunakan mesin diesel 80 PK, namun pasokan solar sebagai bahan bakar utama diesel makin sulit kami penuhi, sehingga kami beralih ke listrik,” jelas Wayan Seger.

Baca juga: PLN Bali ajak petani beralih ke mesin listrik untuk pertanian

Menurutnya setelah menggunakan mesin berbasis listrik, pekerjaan lebih nyaman karena mesin tidak mengeluarkan suara bising layaknya mesin diesel.

“Kami merasa lebih efisien karena sebelumnya menghabiskan Rp10 Juta untuk membeli solar, sekarang hanya membayar sekitar Rp6,5 Juta per bulan. Selain itu produktivitas kami juga meningkat, 3 Kg per Kwintal beras sebelumnya menghasilkan 150 Ton per bulan sekarang setelah menggunakan listrik hasilnya 154.5 Ton atau naik 3 persen," jelasnya.

General Manager PLN UID Bali I Wayan Udayana mengatakan bahwa program Electrifying Agriculture ini digagas untuk menjawab tantangan perekonomian yang kini terpuruk akibat pandemi COVID-19.

“Kami ingin mendukung sektor – sektor pertanian, peternakan, perkebunan dan perikanan melalui program ini, sehingga masyarakat dapat menikmati hasil panen yang lebih optimal, biaya produksi yang lebih efisien, dan yang terpenting adalah menggunakan energi yang bersih dan ramah lingkungan,” jelasnya.

Baca juga: PLN Klungkung listriki budidaya Ayam Broiler

Ia berharap program Electrifying Agriculture
 hingga bulan Agustus 2021 di Bali telah dinikmati oleh 551 pelanggan dengan total daya sebesar 3.055.300 VA.

“Kami berharap masyarakat khususnya pelaku usaha di bidang pertanian, perkebunan, peternakan maupun perikanan kedepannya tidak ragu untuk datang ke PLN untuk segera memanfaatkan program ini, beralih ke teknologi yang lebih modern demi peningkatan produktivitas yang secara langsung dapat membangkitkan ekonomi Bali,” pungkasnya.

Pewarta: Made Adnyana

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021