Sebanyak 20 peserta mengikuti pelatihan barbershop atau potong rambut dalam serangkaian acara Denpasar Youth Festival pada masa pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) di Gedung Dharmanegara Alaya, Denpasar, Bali, Minggu.
Pelatihan yang digelar dalam 10 kali pertemuan itu dibagikan menjadi dua sesi yakni pagi dan sore dengan jumlah masing-masing 10 orang sebagai upaya pencegahan COVID-19 dengan pelatih 4 orang yang sudah malang melintang dalam dunia barbershop.
“Pelatihan ini akan memberikan soft skill kepada para pemuda Denpasar sehingga akan menjadi lapangan kerja yang bernilai ekonomi,” kata Kabid Pengembangan Sumber Daya Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Dispar Kota Denpasar, I Wayan Hendaryana.
Ia menambahkan peserta nantinya tidak harus kontrak tempat, tapi bisa melakukan usaha tukang cukur rumahan dan promosinya bisa memanfaatkan media sosial.
Pada pertemuan pertama peserta diberikan materi terlebih dahulu dan pada materi selanjutnya para pelatih mempraktekkan teknik memotong rambut.
Baca juga: ACT- Barber Bali Community galang dana MSR
Setelah diberikan pelatihan dengan pendampingan sebanyak tiga kali, peserta akan dilepas sendiri untuk memantapkan kemampuannya dan diminta praktek langsung dengan model yang disiapkan masing-masing peserta.
“Setidaknya, nantinya setelah pelatihan ini mereka bisa menggunakan skill-nya untuk mencukur teman-teman di lingkungan banjar atau rumah,” katanya.
Ia menambahkan saat ini banyak barbershop yang kekurangan tukang cukur di Denpasar sehingga dengan pelatihan ini peserta berpeluang untuk bergabung dengan barbershop tersebut.
Salah seorang peserta, Kadek Arimbawa mengaku tertarik ikut pelatihan ini karena ingin bisa membuka usaha potong rambut di rumahnya.
"Ini bisa menambah keterampilan agar bisa membuka usaha sendiri," katanya.
Baca juga: ACT- Barber Bali Community galang dana MSR
Ia berharap setelah pelatihan ini mencoba kerja di barbershop dan nanti kalau ada modal baru buka usaha di rumah.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021
Pelatihan yang digelar dalam 10 kali pertemuan itu dibagikan menjadi dua sesi yakni pagi dan sore dengan jumlah masing-masing 10 orang sebagai upaya pencegahan COVID-19 dengan pelatih 4 orang yang sudah malang melintang dalam dunia barbershop.
“Pelatihan ini akan memberikan soft skill kepada para pemuda Denpasar sehingga akan menjadi lapangan kerja yang bernilai ekonomi,” kata Kabid Pengembangan Sumber Daya Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Dispar Kota Denpasar, I Wayan Hendaryana.
Ia menambahkan peserta nantinya tidak harus kontrak tempat, tapi bisa melakukan usaha tukang cukur rumahan dan promosinya bisa memanfaatkan media sosial.
Pada pertemuan pertama peserta diberikan materi terlebih dahulu dan pada materi selanjutnya para pelatih mempraktekkan teknik memotong rambut.
Baca juga: ACT- Barber Bali Community galang dana MSR
Setelah diberikan pelatihan dengan pendampingan sebanyak tiga kali, peserta akan dilepas sendiri untuk memantapkan kemampuannya dan diminta praktek langsung dengan model yang disiapkan masing-masing peserta.
“Setidaknya, nantinya setelah pelatihan ini mereka bisa menggunakan skill-nya untuk mencukur teman-teman di lingkungan banjar atau rumah,” katanya.
Ia menambahkan saat ini banyak barbershop yang kekurangan tukang cukur di Denpasar sehingga dengan pelatihan ini peserta berpeluang untuk bergabung dengan barbershop tersebut.
Salah seorang peserta, Kadek Arimbawa mengaku tertarik ikut pelatihan ini karena ingin bisa membuka usaha potong rambut di rumahnya.
"Ini bisa menambah keterampilan agar bisa membuka usaha sendiri," katanya.
Baca juga: ACT- Barber Bali Community galang dana MSR
Ia berharap setelah pelatihan ini mencoba kerja di barbershop dan nanti kalau ada modal baru buka usaha di rumah.
Editor : Edy M Yakub
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021