Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti meminta pemerintah tetap meningkatkan kewaspadaan menyusul dibukanya kembali jalur penerbangan internasional, karena pandemi COVID-19 belum sepenuhnya usai.
"Saya mengingatkan pada semua pihak untuk tetap waspada dan menyiapkan antisipasi terhadap kemungkinan serangan ketiga wabah COVID-19 yang belum selesai," kata LaNyalla di sela-sela kegiatan reses di Surabaya, Jawa Timur, Kamis.
Sebelumnya dua bandara internasional yakni I Gusti Ngurah Rai Bali dan Raja Haji Fisabilillah Kepulauan Riau (Kepri) telah dibuka aksesnya untuk penerbangan internasional 19 negara.
Baca juga: Resmi, Bandara Ngurah Rai kembali dibuka untuk penerbangan internasional
Negara itu, telah ditetapkan WHO berada pada level 1 dan 2 angka kasus terkonfirmasi COVID-19 dengan angka positivity rate rendah.
Ke-19 negara itu masing-masing Saudi Arabia, United Arab Emirates, Selandia Baru, Kuwait, Bahrain, Qatar, China, India, Jepang, Korea Selatan, Liechtenstein, Italia, Perancis, Portugal, Spanyol, Swedia, Polandia, Hungaria, dan Norwegia.
Selain Bali dan Kepri, Indonesia juga membuka pintu masuk melalui Bandara Internasional Jakarta atau Manado, dengan catatan mengikuti ketentuan karantina dan testing yang sudah ditetapkan.
Baca juga: Wagub: Tiga komponen dukung Bali terima kunjungan wisman
"Dan ini merupakan risiko yang cukup besar yang tetap harus menjadi perhatian kita bersama," kata LaNyalla.
Senator asal Jawa Timur itu mengatakan, sebagai pintu masuk warga asing, Jakarta dan Manado juga merupakan kota yang rentan.
"Meskipun di sini sudah menggencarkan vaksinasi, tetapi kita tetap harus waspada terhadap berbagai macam kemungkinan yang bisa saja terjadi dan tanpa terduga," tutur LaNyalla.
LaNyalla juga meminta kepada Satgas COVID-19 untuk memberikan prosedur yang jelas dan ketat kepada warga negara asing yang masuk ke Indonesia melalui dua bandara tersebut.
Termasuk, kata dia, skenario penanganan bagi warga negara asing yang ternyata terjangkit COVID-19 begitu tiba di Indonesia.
"Jangan sampai pembukaan penerbangan internasional itu sama dengan membuka kembali peluang meningginya penularan COVID-19 gelombang ketiga di Indonesia. Jadi, harus betul-betul dipersiapkan skenarionya dengan matang dan baik," kata LaNyalla, mengingatkan.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021
"Saya mengingatkan pada semua pihak untuk tetap waspada dan menyiapkan antisipasi terhadap kemungkinan serangan ketiga wabah COVID-19 yang belum selesai," kata LaNyalla di sela-sela kegiatan reses di Surabaya, Jawa Timur, Kamis.
Sebelumnya dua bandara internasional yakni I Gusti Ngurah Rai Bali dan Raja Haji Fisabilillah Kepulauan Riau (Kepri) telah dibuka aksesnya untuk penerbangan internasional 19 negara.
Baca juga: Resmi, Bandara Ngurah Rai kembali dibuka untuk penerbangan internasional
Negara itu, telah ditetapkan WHO berada pada level 1 dan 2 angka kasus terkonfirmasi COVID-19 dengan angka positivity rate rendah.
Ke-19 negara itu masing-masing Saudi Arabia, United Arab Emirates, Selandia Baru, Kuwait, Bahrain, Qatar, China, India, Jepang, Korea Selatan, Liechtenstein, Italia, Perancis, Portugal, Spanyol, Swedia, Polandia, Hungaria, dan Norwegia.
Selain Bali dan Kepri, Indonesia juga membuka pintu masuk melalui Bandara Internasional Jakarta atau Manado, dengan catatan mengikuti ketentuan karantina dan testing yang sudah ditetapkan.
Baca juga: Wagub: Tiga komponen dukung Bali terima kunjungan wisman
"Dan ini merupakan risiko yang cukup besar yang tetap harus menjadi perhatian kita bersama," kata LaNyalla.
Senator asal Jawa Timur itu mengatakan, sebagai pintu masuk warga asing, Jakarta dan Manado juga merupakan kota yang rentan.
"Meskipun di sini sudah menggencarkan vaksinasi, tetapi kita tetap harus waspada terhadap berbagai macam kemungkinan yang bisa saja terjadi dan tanpa terduga," tutur LaNyalla.
LaNyalla juga meminta kepada Satgas COVID-19 untuk memberikan prosedur yang jelas dan ketat kepada warga negara asing yang masuk ke Indonesia melalui dua bandara tersebut.
Termasuk, kata dia, skenario penanganan bagi warga negara asing yang ternyata terjangkit COVID-19 begitu tiba di Indonesia.
"Jangan sampai pembukaan penerbangan internasional itu sama dengan membuka kembali peluang meningginya penularan COVID-19 gelombang ketiga di Indonesia. Jadi, harus betul-betul dipersiapkan skenarionya dengan matang dan baik," kata LaNyalla, mengingatkan.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021