Perusahaan Listrik Negara (PLN) Unit Induk Distribusi Bali terus melakukan sosialisasi dan melarang masyarakat untuk bermain layang-layang dengan jaringan listrik, karena sangat berbahaya jika layangan tersebut menimpa aliran listrik tersebut.

Karena jika layang-layang yang dimainkan menimpa jaringan listrik, dapat menyebabkan gangguan padam listrik, ini merugikan banyak pihak," kata Manager Komunikasi PLN UID Bali, I Made Arya di Denpasar, Jumat.

Arya menyebutkan PLN telah menggiatkan sosialisasi kepada masyarakat untuk dapat bermain layang-layang secara aman jauh dari jaringan listrik.

“Tim kami berkeliling untuk menyebarkan informasi, serta mengajak seluruh elemen masyarakat khususnya tokoh masyarakat dan pemuka agama untuk membantu misi kami mengedukasi masyarakat, semakin peduli dalam bermain layangan yang aman serta jauh dari jaringan listrik," ucap Arya.

Cara ini menurut Arya sangat efektif, terbukti pendekatan informatif ini mampu menekan angka gangguan listrik akibat layang-layang hingga 61 persen jika dibandingkan dengan tahun 2020.

"Tentu tidak hanya sosialisasi, di sisi teknis kami pun tetap melakukan patroli rutin dan memetakan lokasi-lokasi yang rawan terhadap gangguan layang-layang. Dari hasil pemetaan tadi kami merekonduktoring beberapa Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) kami yang di anggap rawan dengan penggantian jaringan yang sebelumnya berjejer tiga di atas menjadi kabel terpilin sehingga menjadi lebih kuat terhadap gangguan layangan karena memiliki kemampuan isolasi atau ketahanan terhadap gangguan dari luar yang lebih baik," katanya.

Untuk itu, pihaknya juga selalu mengingatkan masyarakat untuk proaktif melaporkan jika menemukan layang-layang yang tersangkut di jaringan PLN. Pelaporan dapat dilakukan melalui aplikasi New PLN Mobile atau melalui contact center PLN 123. (*)

Pewarta: I Komang Suparta

Editor : Adi Lazuardi


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021