Denpasar (Antara Bali) - Prof Dr Paul Trinidad, pimpinan rombongan mahasiswa dari University of Western Australia (UWA) datang ke Bali tidak sekedar ingin menyaksikan keindahan panorama alam dan peristiwa terbenamnya matahari di Pantai Kuta, tetapi ingin lebih dalam tentang budaya masyartakat Pulau Dewata.
"Kami datang ke sini bersama anak-anak muda ingin mengetahui lebih mendalam tentang seni budaya, adat istiadat dan keramahtamahan masyarakat yang menganut falsafa Tri Hita karana," kata dia setelah beberapa hari di Denpasar, Senin.
Sebanyak 12 Mahasiswa asing itu ingin tahu lebih nyata bagaimana masyarakat Bali dalam pelakanaan konsep Tri Hita Karana, yakni hubungan yang harmonis dan serasi sesama umat manusia, manusia dengan lingkungan dan manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
Mereka selama dua minggu berada di Bali, sebagai realisasi kerja sama dengan Instintut Seni Indonesia (ISI) Denpasar mempelajari dasar-dasar kebudayaan Bali, termasuk pemahaman spiritual, yang merupakan bagian dari pembentukan karakter bangsa.
Prof Dr Paul Trinidad yang sudah beberapa kali berkunjung ke Pulau Bali, ingin lebih mendalam mengetahui falsafah pewayangan seperti cerita Ramayana dan Beratayudha yang menjadi salah satu pegangan hidup masyarakat di daerah ini dalam penerapan hidupnya sehari-hari.
"Saya ingin mengetahui dari dekat masalah pewayangan di Bali, kata dia, oleh sebab itu seluruh mahasiswanya diajak melihat lukisan tradisional Kamasan yang menggambarkan cerita pewayangan di Kertha Gosda Klungkung, kemudian ke pelukisnya di desa kamasan juga di daerah yang sama.(IGT/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012
"Kami datang ke sini bersama anak-anak muda ingin mengetahui lebih mendalam tentang seni budaya, adat istiadat dan keramahtamahan masyarakat yang menganut falsafa Tri Hita karana," kata dia setelah beberapa hari di Denpasar, Senin.
Sebanyak 12 Mahasiswa asing itu ingin tahu lebih nyata bagaimana masyarakat Bali dalam pelakanaan konsep Tri Hita Karana, yakni hubungan yang harmonis dan serasi sesama umat manusia, manusia dengan lingkungan dan manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
Mereka selama dua minggu berada di Bali, sebagai realisasi kerja sama dengan Instintut Seni Indonesia (ISI) Denpasar mempelajari dasar-dasar kebudayaan Bali, termasuk pemahaman spiritual, yang merupakan bagian dari pembentukan karakter bangsa.
Prof Dr Paul Trinidad yang sudah beberapa kali berkunjung ke Pulau Bali, ingin lebih mendalam mengetahui falsafah pewayangan seperti cerita Ramayana dan Beratayudha yang menjadi salah satu pegangan hidup masyarakat di daerah ini dalam penerapan hidupnya sehari-hari.
"Saya ingin mengetahui dari dekat masalah pewayangan di Bali, kata dia, oleh sebab itu seluruh mahasiswanya diajak melihat lukisan tradisional Kamasan yang menggambarkan cerita pewayangan di Kertha Gosda Klungkung, kemudian ke pelukisnya di desa kamasan juga di daerah yang sama.(IGT/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012