Negara (Antara Bali) - Polres Jembrana meragukan keterangan Maresta alias Tata (9), bocah kelas III Madrasah Ibtidaiyah yang mengaku diculik saat pulang dari Pasar Umum Negara, Kamis (21/6) lalu.

Kasubag Humas Polres Jembrana, AKP Wayan Setiajaya kepada wartawan, Sabtu mengatakan, pihaknya menangkap ada beberapa hal yang janggal terkait keterangan Tata.

"Selain ia mampu bercerita sejauh itu, juga rasanya tidak masuk akal dengan gampang bisa melarikan diri dari penculik," katanya.

Setiajaya juga mengaku, pihaknya belum menerima laporan resmi dari keluarga Tata terkait kasus ini.

Meski demikian, Polres Jembrana tetap menurunkan personil intelejen dan buser untuk melakukan penyelidikan.

"Kami berharap bisa mengungkap kebenaran kasus penculikan ini. Namun sampai saat ini kami belum menemukan titik terang," ujar Setiajaya.

Seperti diberitakan sebelumnya, kepada orang tuanya, Tata mengaku diculik di gang dekat rumahnya saat pulang dari Pasar Umum Negara.

Wiyanto, ayah Tata mengatakan, anaknya tersebut sampai di rumah saat petang hari dengan wajah pucat, menangis dan kaki kiri terluka.

Kepada orang tuanya, Tata mengatakan, ia dimasukkan ke dalam sebuah mobil yang didalamnya juga ada empat anak lainnya.

Ia bisa melarikan diri setelah penculiknya berhenti dan membuka pintu mobil. (GBI/T007)

Pewarta:

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012