PLN sebagai perusahaan listrik terkemuka se-Asia Tenggara telah menetapkan 24 Program Transformasi untuk mempercepat Digitalisasi Pembangkit guna meningkatkan effisiensi dan daya saing, apalagi kondisi pandemi COVID-19 yang sudah berlangsung selama lebih dari satu tahun, menuntut perubahan cara berbisnis serta kebiasaan dan kebutuhan hidup masyarakat.
"Agar tetap menjadi nomor satu pilihan pelanggan untuk solusi energi, PLN melakukan perubahan besar dalam tata kelola dan cara kerja perusahaan melalui Program Transformasi untuk mencapai visi, sekaligus beradaptasi dengan tantangan perubahan zaman," kata Direktur Utama PLN, Zulkifli Zaini, dalam keterangan tertulis yang diterima di Denpasar, Minggu.
Transformasi PLN memiliki empat Aspirasi yang menjadi arah perubahan PLN, yaitu Green, Lean, Innovative, dan Customer Focused.
Melalui Aspirasi Green, PLN terus meningkatkan penggunaan energi baru terbarukan untuk menghasilkan listrik. Dengan Aspirasi Lean, PLN memastikan pengadaan listrik yang handal dan efisien. Dengan Innovative, PLN akan memperluas sumber pendapatan baru. Dengan Customer Focused akan menjadikan PLN sebagai pilihan nomor satu pelanggan dalam solusi energi dan mencapai 100 persen elektrifikasi.
Baca juga: PLN Bali dorong pertumbuhan kendaraan listrik dengan pola retrofit
Sejak April 2020, PLN telah meluncurkan Program Transformasi itu, yang pada awal peluncuran Transformasi PLN, telah ditetapkan 20 Program Terobosan, namun pada tahun 2021 ini bertambah menjadi 24 Program.
"Melalui Transformasi, PLN ingin mencapai perbaikan yang berkelanjutan, baik secara operasional maupun finansial di tahun 2024. Mimpi besar ini hendaknya dikawal dengan mencurahkan segenap daya upaya dan potensi yang dimiliki oleh PLN, dengan penerapan Program Terobosan. Ini adalah pembenahan dan pembaruan, dalam penataan dan pengembangan PLN," katanya.
Dengan penerapan Transformasi, laba bersih PLN telah meningkat 39,3 persen dari Rp4,27 triliun pada tahun 2019 menjadi Rp5,95 triliun pada tahun 2020.
Kantor Akuntan Publik Tanudiredja, Wibisana, Rintis & Rekan (PwC Indonesia) yang mengaudit Laporan Keuangan PLN tahun 2020 mengatakan bahwa Transformasi PLN memperkuat daya tahan perusahaan di situasi pandemi, bahkan membukukan peningkatan laba bersih dengan efisiensi cara kerja.
Salah satu Program Terobosan yang telah didorong dan dipercepat Transformasi PLN di era pandemi ini adalah Digital Power Plant, dengan menerapkan teknologi digital pada pembangkit-pembangkit PLN.
Pada Kamis (3/6) lalu, PLN mengumumkan bahwa Digital Power Plant telah naik pada status Business as Usual (BAU) di antara 24 Program Terobosan.
"Ini artinya transisi ke tata kelola digital telah sukses menjadi cara baru PLN sekarang dan ke depan. Percepatan digitalisasi pembangkit ini telah dimulai PLN sejak tahun lalu, sebagai upaya meningkatkan keandalan, efisiensi, dan daya saing pembangkit PLN Group," ungkap Zulkifli.
Baca juga: PLN Bali ajak petani beralih ke mesin listrik untuk pertanian
Total kapasitas pembangkit yang tata kelolanya menuju digital adalah sekitar 30 Giga Watt (GW) atau 75 persen dari total kapasitas pembangkit PLN. Langkah digitalisasi ini menjadi salah satu alasan PLN menjadi BUMN yang berhasil membukukan kenaikan laba bersih di tengah kondisi pandemi.
"Terobosan Digital Power Plant ini termasuk yang kami percepat prosesnya, mengingat unit-unit pembangkit listrik adalah infrastruktur utama perusahaan dalam menyediakan layanan kelistrikan bagi para pelanggan," tambah Zulkifli.
Direktur Bisnis Regional Sumatera-Kalimantan PLN, Wiluyo Kurdwiharto, menambahkan seluruh percepatan digitalisasi pembangkit sudah terimplementasi dengan baik. Digitalisasi sudah berjalan di 53 unit pembangkit PLN yang operasionalnya dijalankan anak perusahaan.
"Ke-53 unit yaitu 29 unit oleh PT Indonesia Power (PT IP) dan 24 unit pembangkit oleh PT Pembangkitan Jawa-Bali (PT PJB) yang tersebar di segenap penjuru Nusantara mulai dari Sumatera, Jawa-Bali, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua dan Nusa Tenggara," terang Wiluyo Kurdwiharto.
Jumlah pembangkit terdigitalisasi terus bertambah. "Digitalisasi di pembangkit lain tinggal melanjutkan sesuai timeline yang sudah ditetapkan. Karena prosesnya tinggal melanjutkan dan mempercepat, ini bisa dikatakan bahwa Program Terobosan Digital Power Plant sudah dapat dijalankan sebagai Bussiness as Usual (BAU)," tambahnya.
Baca juga: PLN Bali dorong pertumbuhan kendaraan listrik dengan pola retrofit
Digitalisasi pembangkit PLN dilakukan di seluruh lini mulai dari pemantauan, pengendalian, dan optimalisasi pembangkit. Percepatan PLN dalam mendigitalkan tata kelola pembangkitnya di tengah pandemi ini bertujuan meningkatkan keandalan, efisiensi, dan daya saing pembangkit PLN melalui penggunaan platform digital.
Dari sisi keandalan sistem, terimplementasinya Program Terobosan Digital Power Plant ini meningkatkan faktor kesiapan (EAF) sekaligus menurunkan tingkat pemadaman (EFOR). Selain itu, akan ada efisiensi generator dan konsumsi bahan bakarnya (NPHR). Selain mengefisienkan beban operasional perusahaan, peningkatan keandalan akan berpengaruh pada peningkatan kualitas layanan kelistrikan kepada para pelanggan PLN.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021
"Agar tetap menjadi nomor satu pilihan pelanggan untuk solusi energi, PLN melakukan perubahan besar dalam tata kelola dan cara kerja perusahaan melalui Program Transformasi untuk mencapai visi, sekaligus beradaptasi dengan tantangan perubahan zaman," kata Direktur Utama PLN, Zulkifli Zaini, dalam keterangan tertulis yang diterima di Denpasar, Minggu.
Transformasi PLN memiliki empat Aspirasi yang menjadi arah perubahan PLN, yaitu Green, Lean, Innovative, dan Customer Focused.
Melalui Aspirasi Green, PLN terus meningkatkan penggunaan energi baru terbarukan untuk menghasilkan listrik. Dengan Aspirasi Lean, PLN memastikan pengadaan listrik yang handal dan efisien. Dengan Innovative, PLN akan memperluas sumber pendapatan baru. Dengan Customer Focused akan menjadikan PLN sebagai pilihan nomor satu pelanggan dalam solusi energi dan mencapai 100 persen elektrifikasi.
Baca juga: PLN Bali dorong pertumbuhan kendaraan listrik dengan pola retrofit
Sejak April 2020, PLN telah meluncurkan Program Transformasi itu, yang pada awal peluncuran Transformasi PLN, telah ditetapkan 20 Program Terobosan, namun pada tahun 2021 ini bertambah menjadi 24 Program.
"Melalui Transformasi, PLN ingin mencapai perbaikan yang berkelanjutan, baik secara operasional maupun finansial di tahun 2024. Mimpi besar ini hendaknya dikawal dengan mencurahkan segenap daya upaya dan potensi yang dimiliki oleh PLN, dengan penerapan Program Terobosan. Ini adalah pembenahan dan pembaruan, dalam penataan dan pengembangan PLN," katanya.
Dengan penerapan Transformasi, laba bersih PLN telah meningkat 39,3 persen dari Rp4,27 triliun pada tahun 2019 menjadi Rp5,95 triliun pada tahun 2020.
Kantor Akuntan Publik Tanudiredja, Wibisana, Rintis & Rekan (PwC Indonesia) yang mengaudit Laporan Keuangan PLN tahun 2020 mengatakan bahwa Transformasi PLN memperkuat daya tahan perusahaan di situasi pandemi, bahkan membukukan peningkatan laba bersih dengan efisiensi cara kerja.
Salah satu Program Terobosan yang telah didorong dan dipercepat Transformasi PLN di era pandemi ini adalah Digital Power Plant, dengan menerapkan teknologi digital pada pembangkit-pembangkit PLN.
Pada Kamis (3/6) lalu, PLN mengumumkan bahwa Digital Power Plant telah naik pada status Business as Usual (BAU) di antara 24 Program Terobosan.
"Ini artinya transisi ke tata kelola digital telah sukses menjadi cara baru PLN sekarang dan ke depan. Percepatan digitalisasi pembangkit ini telah dimulai PLN sejak tahun lalu, sebagai upaya meningkatkan keandalan, efisiensi, dan daya saing pembangkit PLN Group," ungkap Zulkifli.
Baca juga: PLN Bali ajak petani beralih ke mesin listrik untuk pertanian
Total kapasitas pembangkit yang tata kelolanya menuju digital adalah sekitar 30 Giga Watt (GW) atau 75 persen dari total kapasitas pembangkit PLN. Langkah digitalisasi ini menjadi salah satu alasan PLN menjadi BUMN yang berhasil membukukan kenaikan laba bersih di tengah kondisi pandemi.
"Terobosan Digital Power Plant ini termasuk yang kami percepat prosesnya, mengingat unit-unit pembangkit listrik adalah infrastruktur utama perusahaan dalam menyediakan layanan kelistrikan bagi para pelanggan," tambah Zulkifli.
Direktur Bisnis Regional Sumatera-Kalimantan PLN, Wiluyo Kurdwiharto, menambahkan seluruh percepatan digitalisasi pembangkit sudah terimplementasi dengan baik. Digitalisasi sudah berjalan di 53 unit pembangkit PLN yang operasionalnya dijalankan anak perusahaan.
"Ke-53 unit yaitu 29 unit oleh PT Indonesia Power (PT IP) dan 24 unit pembangkit oleh PT Pembangkitan Jawa-Bali (PT PJB) yang tersebar di segenap penjuru Nusantara mulai dari Sumatera, Jawa-Bali, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua dan Nusa Tenggara," terang Wiluyo Kurdwiharto.
Jumlah pembangkit terdigitalisasi terus bertambah. "Digitalisasi di pembangkit lain tinggal melanjutkan sesuai timeline yang sudah ditetapkan. Karena prosesnya tinggal melanjutkan dan mempercepat, ini bisa dikatakan bahwa Program Terobosan Digital Power Plant sudah dapat dijalankan sebagai Bussiness as Usual (BAU)," tambahnya.
Baca juga: PLN Bali dorong pertumbuhan kendaraan listrik dengan pola retrofit
Digitalisasi pembangkit PLN dilakukan di seluruh lini mulai dari pemantauan, pengendalian, dan optimalisasi pembangkit. Percepatan PLN dalam mendigitalkan tata kelola pembangkitnya di tengah pandemi ini bertujuan meningkatkan keandalan, efisiensi, dan daya saing pembangkit PLN melalui penggunaan platform digital.
Dari sisi keandalan sistem, terimplementasinya Program Terobosan Digital Power Plant ini meningkatkan faktor kesiapan (EAF) sekaligus menurunkan tingkat pemadaman (EFOR). Selain itu, akan ada efisiensi generator dan konsumsi bahan bakarnya (NPHR). Selain mengefisienkan beban operasional perusahaan, peningkatan keandalan akan berpengaruh pada peningkatan kualitas layanan kelistrikan kepada para pelanggan PLN.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021