Jakarta (Antara Bali) - Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif Cicip Sutardjo menginginkan adanya sinergi bisnis ikan hias di Indonesia antara sektor hulu hingga hilir dalam rangka meningkatkan pencitraan ikan hias di dunia internasional.
       
"Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) akan memulai pendekatan dari sektor hulu yang meliputi teknologi produksi, sarana, dan prasarana, hingga hilir yakni pemasaran menuju industrialisasi perikanan," kata Sharif Cicip Sutardjo saat membuka acara Rinyukai Indonesia SuperKoi Show di Jakarta, Sabtu.
       
Menurut Sharif, upaya sinergi bisnis antara hulu dan hilir itu juga dalam upaya membangun dan menciptakan iklim usaha pengembangan ikan hias nasional yang dilakukan melalui pendekatan penguatan sistem akuabisnis.
       
Selain itu, ujar dia, KKP akan mengintegrasikan pola-pola kemitraan yang sehat antara pihak swasta atau pengusaha dengan masyarakat antara lain guna meningkatkan daya saing produk ikan hias.
       
Menteri Kelautan dan Perikanan juga menekankan pentingnya efisiensi sistem produksi, nilai tambah, dan peningkatan produktivitas dengan harga yang kompetitif serta berdaya saing tinggi, baik di pasar nasional maupun global.
       
"KKP secara terus menerus bersama Dewan Ikan Hias Indonesia dan Komisi Ikan Hias Indonesia serta seluruh asosiasi ikan hias Indonesia secara kontinyu melakukan upaya-upaya dalam mendorong pengembangan bisnis koi nasional," katanya.
       
Ia mencontohkan, sejumlah upaya yang dilakukan dalam mendorong pengembangan bisnis koi itu antara lain melalui rekayasa teknologi, memfasilitasi dukungan permodalan dari perbankan dan upaya promosi melalui kontes, pameran, bursa, perluasan akses pasar serta mengedukasi masyarakat dalam mengembangkan koi.
       
Sharif menilai bahwa Asosiasi Ikan Hias Indonesia merupakan mitra strategis dalam mengembangkan ikan nasional dan dapat menjadi fasilitator guna memecahkan berbagai permasalahan yang ada.(*/M038/T007)

Pewarta:

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012