Pemerintah Kabupaten Jembrana, Bali akan membangun sirkuit makepung, dan mengubah beberapa kebiasaan dalam pacuan kerbau tersebut untuk menarik wisatawan.
"Contohnya adalah, joki tidak lagi menggunakan pemukul yang bisa melukai kerbau. Alat pukul itu akan diganti dengan cemeti," kata Bupati Jembrana I Nengah Tamba, di Negara, Senin.
Baca juga: Makepung "Gubernur Bali Cup" kembali digelar setelah terhenti 10 tahun
Ia mengatakan, selama ini alat pukul dari joki makepung yang melukai kerbau sering mendapatkan kritik dari wisatawan, sehingga pihaknya ingin mengubah hal tersebut khusus untuk makepung bagi wisatawan.
Sirkuit baru itu, katanya, akan dibangun di Desa Pengambengan yang menggabungkan objek wisata atraksi terpadu yang selain makepung juga akan digunakan untuk pementasan jegog serta lomba layang-layang.
"Istilahnya objek wisata all in one. Desa Pengambengan sangat cocok untuk dikembangkan karena memiliki tanah negara yang luas, serta pemandangan laut yang akan menarik wisatawan," katanya didampingi Wakil Bupati I Gede Ngurah Patriana Krisna.
Rencananya, untuk pembangunan sirkuit tersebut pihaknya akan menggunakan tanah timbul atau tanah negara di desa yang menjadi sentra perikanan tangkap tersebut.
Baca juga: Pacuan Kerbau Makepung Jembrana Semakin Digemari
Di sisi lain, Kepala Desa atau Perbekel Pengambengan Kamaruzaman mengaku sudah tahu rencana tersebut dan sudah bertemu dengan bupati membahas hal itu.
"Kami mendukung program tersebut, namun kami juga minta Pemkab Jembrana memperhatikan masyarakat lokal sehingga ada dampak positif bagi kami khususnya di sisi ekonomi masyarakat," katanya.
Ia berharap, masyarakat setempat bisa mengelola warung kuliner di objek wisata itu, sehingga ikut merasakan keramaian di wilayah tersebut.
Makepung merupakan pacuan kerbau khas Kabupaten Jembrana, yang lahir dari kegembiraan masyarakat agraris saat panen.
Sedangkan jegog merupakan gamelan yang terbuat dari bambu, yang juga merupakan kesenian khas kabupaten tersebut.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021
"Contohnya adalah, joki tidak lagi menggunakan pemukul yang bisa melukai kerbau. Alat pukul itu akan diganti dengan cemeti," kata Bupati Jembrana I Nengah Tamba, di Negara, Senin.
Baca juga: Makepung "Gubernur Bali Cup" kembali digelar setelah terhenti 10 tahun
Ia mengatakan, selama ini alat pukul dari joki makepung yang melukai kerbau sering mendapatkan kritik dari wisatawan, sehingga pihaknya ingin mengubah hal tersebut khusus untuk makepung bagi wisatawan.
Sirkuit baru itu, katanya, akan dibangun di Desa Pengambengan yang menggabungkan objek wisata atraksi terpadu yang selain makepung juga akan digunakan untuk pementasan jegog serta lomba layang-layang.
"Istilahnya objek wisata all in one. Desa Pengambengan sangat cocok untuk dikembangkan karena memiliki tanah negara yang luas, serta pemandangan laut yang akan menarik wisatawan," katanya didampingi Wakil Bupati I Gede Ngurah Patriana Krisna.
Rencananya, untuk pembangunan sirkuit tersebut pihaknya akan menggunakan tanah timbul atau tanah negara di desa yang menjadi sentra perikanan tangkap tersebut.
Baca juga: Pacuan Kerbau Makepung Jembrana Semakin Digemari
Di sisi lain, Kepala Desa atau Perbekel Pengambengan Kamaruzaman mengaku sudah tahu rencana tersebut dan sudah bertemu dengan bupati membahas hal itu.
"Kami mendukung program tersebut, namun kami juga minta Pemkab Jembrana memperhatikan masyarakat lokal sehingga ada dampak positif bagi kami khususnya di sisi ekonomi masyarakat," katanya.
Ia berharap, masyarakat setempat bisa mengelola warung kuliner di objek wisata itu, sehingga ikut merasakan keramaian di wilayah tersebut.
Makepung merupakan pacuan kerbau khas Kabupaten Jembrana, yang lahir dari kegembiraan masyarakat agraris saat panen.
Sedangkan jegog merupakan gamelan yang terbuat dari bambu, yang juga merupakan kesenian khas kabupaten tersebut.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021