Oleh Dyah Sulistyorini
        
Kondisi perpustakaan di Asia Tenggara ternyata sangat beragam. Itulah hasil penelitian mendalam selama tujuh tahun tahun di lebih dari 120 perpustakaan di kawasan itu yang dilakukan John Hickok, pustakawan dari California State University.

Makalah John Hickok berjudul "Innovative practices of libraries in Southeast Asia: a 7-year study of exciting, best practices" dibawakan dalam sesi diskusi pararel saat "Congress of Southeast Asian Librarians" (CONSAL XV), di Kuta Bali akhir Mei.
       
Ia menyimpulkan bahwa ada rentang yang cukup lebar antara perpustakaan yang sudah maju dengan perpustakaan yang berkembang. Perpustakaan di kawasan Asia Tenggara yang dikategorikan sebagai perpustakaan yang maju, bisa dilihat dari pemimpinnya, juga dari kesiapannya dalam mengimplementasian inovasi dan teknologi canggih.

Sementara perpustakaan yang sedang berkembang masih berkutat dengan berbagai macam kendala seperti kekurangan dana, minimnya teknologi, kurangnya tenaga ahli profesional dan kurangnya persepsi yang berharga.
       
Oleh karenanya John Hickok menilai bahwa kesempatan berkumpul, menjelaskan dan sharing dengan banyak pustakawan profesional dari berbagai belahan dunia adalah event yang berharga. Selain itu dia meyakini bahwa mendapatkan ilmu dari kasus-kasus pengalaman terbaik bisa menjadi contoh yang menginspirasi dan bisa ditiru.
       
Pustakawan Amerika ini secara bergantian tampil dengan lima pemakalah lainnya yakni Imas Maesoroh, Bahrul Ulumi, Labibah Zain, Janti G. Sudjana dan Akhmad Syaikhu H.S. dengan topik makalah "Implementation of legal deposit act and library education in empowering human resources".
       
Sementara di lima ruangan berbeda tengah berlangsung diskusi dengan beragam topik. Sejumlah topik yang diangkat dalam diskusi pararel adalah tentang tema utama kongres CONSAL XV, "National Heritage: Preservation and Dissemination" ataupun tentang isu-isu terkini di dunia perpustakaan dan kepustakawanan.
       
Topik-topik itu adalah : Perpustakaan Nasional sebagai pusat warisan nasional, pelestarian dan konservasi di perpustakaan, sumber daya informasi dan jaringan, mengelola perpustakaan digital dan publikasi digital (aplikasi teknologi informasi).
       
Selain itu juga topik tentang peran asosiasi perpustakaan dalam pembangunan nasional, komunitas perpustakaan dalam literasi informasi, peran perpustakaan untuk meningkatkan kebiasaan membaca, serta Peran Corporate Social Responsibility (CSR) dalam pengembangan perpustakaan.
       
Total makalah sebanyak 56 judul dimana hampir setengahnya berasal dari pembicara Tanah Air. Sedangkan narasumber yang hadir tidak hanya dari kawasan Asia Tenggara, namun juga pembicara dari kawasan lain, seperti Debal C. Kar (India), John Hickok, Judith Lin Hunt (Amerika Serikat), Paul Kloppenborg (Australia) dan Jennefer Nicholson (Selandia Baru).
                       
Ajang silaturahmi
Banyak yang menganggap acara CONSAL XV ini sebagai ajang reuni sekaligus upaya memperbarui pengetahuan. Agus Rusmana, dosen Universitas Padjajaran sesaat sebelum acara pembukaan  yang digelar di Bali 28 Mei hingga 31 Mei mengatakan bahwa acara ini adalah ajang reuni antar profesi pustakawan, praktisi dan akademisi.
       
"Ini ajang silaturahim, banyak diantara para pembicara adalah para dosen yang memiliki banyak mahasiswa, banyak juga diantara mereka telah sering ketemu dalam kegiatan-kegiatan berskala nasional dan internasional," kata Agus yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Ikatan Sarjana Ilmu Perpustakaan dan Informasi Indonesia (ISIPII).
       
Kongres Pustakawan Asia Tenggara ini adalah kerjasama Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas) dan Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI) dan menunjuk Bali sebagai tuan rumah "The 15th General Conference of CONSAL 2012".
       
Indonesia sudah tiga kali menjadi tuan rumah kegiatan serupa, pertama di tahun 1975, kemudian di tahun 1990 dan kongres CONSAL XV tahun 2012 ini yang mengangkat tema "National Heritage : Preservation and Dissemination"  yang dibuka oleh Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra) H.R. Agung Laksono dan dihadiri sekitar 800 peserta.

Tujuan kongres CONSAL XV menurut Acting President of Indonesian Library Association Dr. Zulfikar Zen +-adalah untuk memperkuat solidaritas dan kerjasama antar pustakawan di kawasan Asia Tenggara khususnya dalam bidang warisan nasional, serta  mengembangkan kerjasama proyek regional dalam bidang sumber daya perpustakaan dan layanan informasi.

Selain itu ajang CONSAL XV juga akan dimaksimalkan para pustakawan untuk memperkenalkan kemajuan perpustakaan di tiap-tiap negara anggota, sekaligus media berbagi dan bertukar pengalaman dalam bidang pengelolaan layanan perpustakaan di sesama negara anggota CONSAL.
       
Salah satu peserta kongres dari University Teknologi Petronas mengatakan bahagia bisa mengikuti CONSAL. "Saya senang berada di sini," kata Helmi Iskandar Bin Suito seraya tersenyum.
       
Sedangkan Paul Permadi, mantan pejabat eselon II di Perpustakaan Nasional mengatakan turut bangga bisa mengikuti kegiatan yang banyak dihadiri generasi muda ini. "Saya bangga dan senang melihat anak-anak muda tampil dalam konferensi para pustakawan se-Asia Tenggara ini," kata Paul yang masih terlihat penuh semangat saat makan malam di Helipad Discovery Kartika Plaza, Kuta, Bali.
       
Sementara peserta dari Filipina, Corazon M. Nera direktur, SHL Academic Resource Center, Lyceum of the Philippines University mengatakan senang bisa mengikuti kegiatan librarian tingkat Asia Tenggara ini.
       
Corazon yang sudah pernah datang pada kegiatan serupa saat Indonesia menjadi tuan rumah CONSAL tahun 1990 di Jakarta itu tampak antusias mengikuti kegiatan CONSAL hingga hari terakhir. "Ini adalah suatu presentasi bagus," kata dia mengomentari penampilan Debal C. Kar dari India yang membawakan makalah tentang "Digital library of India: An initiative by the Indian government for the preservation and dissemination of the national heritage".
       
Sementara Sri Hartinah, Kepala Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (PDII-LIPI) mengatakan bahwa acara ini adalah medium untuk menggali ilmu dan berbagi ilmu dengan dengan librarian dari berbagai negara, ujarnya seraya mencari salah satu pembicara sesi pleno CONSAL XV.(*/M038)

Pewarta:

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012