Jakarta (Antara Bali) - Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) mendesak Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk mendorong penguatan produksi rumput laut terlebih setelah pemerintah China mensyaratkan sertifikasi kesehatan yang baru.
"Melihat luasnya sebaran sentra produksi rumput laut di Indonesia, antara lain Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, dan Maluku, menjadi tak terelakkan bagi KKP untuk mendorong penguatan modal, kapasitas serta infrastruktur bagi produsen rumput laut nasional," kata Plt Sekretaris Jenderal Kiara, Abdul Halim, dalam keterangan tertulisnya, Sabtu.
Apalagi, ujar Abdul Halim, Pemerintah China baru-baru ini juga telah mensyaratkan sertifikasi kesehatan untuk produk rumput laut mentah asal Indonesia dan tarif sebesar 35 persen bagi rumput laut olahan.
Menurut dia, momentum itu harus dijadikan titik tolak bagi Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk menyejahterakan pembudidaya rumput laut dengan menata kembali pola produksi, pengolahan, dan pemasarannya di tingkat nasional.
Abdul Halim menambahkan, total produksi rumput laut pada 2010 mencapai 3,9 juta ton, 80 persen di antaranya berasal dari kawasan timur Indonesia.
"Angka produksi meningkat menjadi 4,3 juta ton di tahun 2011 dan menjadi lompatan besar dibandingkan 2007 yang hanya 1,7 juta ton," katanya.(*/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012
"Melihat luasnya sebaran sentra produksi rumput laut di Indonesia, antara lain Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, dan Maluku, menjadi tak terelakkan bagi KKP untuk mendorong penguatan modal, kapasitas serta infrastruktur bagi produsen rumput laut nasional," kata Plt Sekretaris Jenderal Kiara, Abdul Halim, dalam keterangan tertulisnya, Sabtu.
Apalagi, ujar Abdul Halim, Pemerintah China baru-baru ini juga telah mensyaratkan sertifikasi kesehatan untuk produk rumput laut mentah asal Indonesia dan tarif sebesar 35 persen bagi rumput laut olahan.
Menurut dia, momentum itu harus dijadikan titik tolak bagi Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk menyejahterakan pembudidaya rumput laut dengan menata kembali pola produksi, pengolahan, dan pemasarannya di tingkat nasional.
Abdul Halim menambahkan, total produksi rumput laut pada 2010 mencapai 3,9 juta ton, 80 persen di antaranya berasal dari kawasan timur Indonesia.
"Angka produksi meningkat menjadi 4,3 juta ton di tahun 2011 dan menjadi lompatan besar dibandingkan 2007 yang hanya 1,7 juta ton," katanya.(*/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012