Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana mengatakan perayaan HUT ke-417 Kota Singaraja, 30 Maret 2021, karena ada "kado" mengesankan dengan dibukanya Pasar Banyuasri yang megah di Jalan Ahmad Yani, Singaraja, Kabupaten Buleleng, Bali.

"Dibukanya Pasar Banyuasri menjadi kado terindah untuk masyarakat Singaraja," kata Bupati Suradnyana di Singaraja tentang pasar yang direvitalisasi dengan anggaran Rp30 miliar sejak 9 Januari 2018 itu.

Kabupaten Buleleng merupakan wilayah yang masyhur dengan produksi buah lokal, dan salah satu tempat jual beli buah lokal terbesar dan tertua di Kota Singaraja adalah Pasar Banyuasri.

Melihat pentingnya Pasar Banyuasri bagi perekonomian Kota Singaraja, maka bangunan pasar yang sudah banyak lapuk itu memantik sebuah gagasan besar.

Revitalisasi Pasar Banyuasri diputuskan untuk dilakukan, dengan rencana menjadikannya Pasar Buah terbesar, dan salah satu pusat ekonomi besar di Bali Utara, lalu Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buleleng mulai menggodok semua ide untuk mengubah wajah Pasar Banyuasri pada 2018.

Revitalisasi dirancang sebagai upaya untuk mempertahankan pedagang kecil dan tradisional di tengah pesatnya perkembangan pasar dan toko-toko modern.

Sebuah ide untuk membuat pedagang kecil makin sejahtera, dengan memerhatikan standar kenyamanan pembeli yang semakin tinggi saat ini. Berangkat dari gagasan tersebut, beberapa langkah awal kemudian dilakukan, salah satunya mendengarkan beberapa masukan dari pihak konsultan.

Pedagang pasar juga dilibatkan dalam penyampaian Detail Enginering Design (DED). Dalam mewujudkan sebuah gagasan besar, tentu ditemui beberapa permasalahan, seperti gagal tender yang diakibatkan oleh rekanan tidak berani mengerjakan dengan alasan keterbatasan waktu. Risikonya cukup besar jika dikerjakan dengan waktu yang singkat.


Kendala
Namun berbagai kendala yang dihadapi, tak menyurutkan niat Bupati Agus Suradnyana untuk terus melanjutkan prosesnya. Sampai pada akhirnya para pedagang pasar dan pedagang bermobil direlokasi. Sebanyak 700 pedagang berhasil direlokasi ke Terminal Banyuasri dan Jalan Samudra yang masing-masing terletak di sebelah timur dan barat Pasar Banyuasri.

Berikutnya, sebanyak 54 pedagang bermobil ditempatkan berjajar di lokasi yang disiapkan saat ini. Sebelum pemindahan, dilakukan pertemuan dengan para pedagang yang menempati lahan baru, demi memberikan sosialisasi terkait dengan lokasi berjualan dan hal-hal lain yang perlu diperhatikan.

Relokasi pedagang telah dilakukan, revitalisasi pasar banyuasri memasuki babak baru, yakni proses pengadaan atau tender pembangunan fisik. Setelah  melalui proses tender yang alot hingga menemukan pemenang, 12 Desember 2019, pengerjaan revitalisasi Pasar Rakyat Banyuasri resmi dimulai.

Groundbreaking ditandai dengan pemasangan tiang pancang. Saat groundbreaking, Bupati Agus Suradnyana menjelaskan revitalisasi Pasar Rakyat Banyuasri ini sebagai upaya penataan wajah kota, terlebih lagi interaksi ekonomi ditargetkan terbangun tinggi dengan revitalisasi ini.

 
Tampilan di bagian dalam dari Pasar Banyuasri yang megah di Jalan Ahmad Yani, Singaraja, Kabupaten Buleleng, Bali.
(Antara News Bali/Made Adnyana/2021)



Tentu, membangun interaksi ekonomi harus dilakukan dengan tarikan-tarikan ekonomi seperti pasar yang bersih. "Kalau pasar jadi bersih, sanitasinya bagus, penerangannya bagus, orang pasti akan datang," jelas Agus Suradnyana.

Memasuki tahun 2020, pandemi COVID-19 mulai menyerang dunia termasuk di Buleleng. Namun dengan tekad yang kuat, Bupati Agus Suradnyana memastikan proyek ini tetap berlanjut. Dengan skema pendanaan menggunakan anggaran tahun jamak atau multiyears.

Pendanaan proyek revitalisasi Pasar Banyuasri ini terdiri dari tiga unsur. Ketiga unsur tersebut adalah Bantuan Keuangan Khusus (BKK) Provinsi Bali, BKK yang berasal dari Pajak Hotel dan Restoran (PHR) Kabupaten Badung dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Buleleng.

Akhir tahun 2020, pengerjaan revitalisasi Pasar Banyuasri di Kelurahan Banyuasri, Kecamatan Buleleng  telah mencapai 92,5 persen. "Tinggal 7,5 persen lagi. Astungkara lancar sehingga pada awal Desember 2020 bisa mencapai 100 persen," jelasnya.

Satu tahun berlalu semenjak awal revitalisasi, dengan memanfaatkan Rp159 Miliar, maka segenap usaha Pemkab Buleleng akhirnya membuahkan hasil. Pasar Banyuasri kini tampil dengan wajah baru, menjadi pasar modern nan megah.


Memaknai Hari Jadi
Dalam memaknai hari jadi kota Singaraja ke-417 tahun, Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana, ST meminta agar seluruh jajaranya di pemerintahan Kabupaten Buleleng mampu mewujudkan kinerja dan pelayanan terbaik dalam penyelenggaraan pemerintahan di Kabupaten Buleleng untuk kemajuan dan kesejahtraan masyarakat Buleleng.

Bupati Suradnyana mengatakan hari jadi Kota Singaraja merupakan momentum evaluasi terhadap apa yang telah disumbangkan untuk Kabupaten Buleleng, khususnya dalam mendorong terwujudnya masyarakat Buleleng yang mandiri, sejahtera dan berdaya saing.

Usia 417 tahun dalam perjalanan sebuah kota menunjukkan usia yang sangat matang dan teruji dari berbagai pengalaman. meskipun perayaan hari jadi Kota Singaraja tahun ini dirayakan dengan kondisi yang berbeda dari tahun sebelumnya karena pandemi Covid-19 yang masih melanda seluruh belahan dunia.

"Melihat tema peringatan HUT Kota Singararaja tahun ini yakni 'Disiplin Diri, Bangkit Pertiwi' memiliki makna yang sangat relevan saat ini, dan hari ini juga seharusnya menjadi momen kebangkitan bagi seluruh masyarakat untuk berjuang bersama menghadapi serta memerangi pandemi global Covid-19 yang sudah setahun lebih melanda kehidupan sosial bermasyarakat," katanya.
 
Menurut Bupati, pelaksanaan peringatan HUT Kota Singaraja ini, bukanlah kegiatan seremonial belaka, melainkan harus selalu ditempatkan sebagai energi positif yang mampu mendorong performa dan kinerja terbaik dalam penyelenggaraan pemerintahan yang baik di Kabupaten Buleleng.

Sebagai anak bangsa yang memiliki keyakinan akan nilai-nilai ketuhanan yang tinggi, Bupati Suradnyana mengajak untuk tidak mudah menyerah dengan cobaan Covid-19 yang sedang melanda, melalui doa yang tulus dengan dibarengi disiplin dalam menjalankan protokol kesehatan.

"Tidak ada suatu kesuksesan sebuah bangsa tanpa sebuah kedisiplinan masyarakatnya. disiplin untuk melakukan hal-hal kecil dan dengan sabar menikmati proses menuju kesuksesan, menuju kebangkitan pertiwi," katanya. (ADV)

Pewarta: Made Adnyana

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021