Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Made Mangku Pastika mendorong pemerintah pusat dan daerah dapat memberikan perhatian lebih pada sektor UMKM dan koperasi di tengah kondisi pandemi COVID-19.
"Penyelamat ekonomi kita saat ini UMKM dan koperasi. Sektor yang di bawah ini relatif masih hidup karena bergerak di bidang yang menjadi kebutuhan rakyat sehari-hari, orang pasti perlu makan, sayur dan sebagainya," kata Pastika di Denpasar, Kamis.
Pastika menyampaikan hal tersebut dalam penyerapan aspirasi secara virtual dengan Ketua Koperasi Jati Wirasa Dalung, Made Suwantare dan Pengelola Jasa Pengangkutan Sampah Santi Guna Dalung I Gusti Ketut Wirasuta dan Made Sudarsana, serta perwakilan masyarakat Dalung, Kabupaten Badung.
"Masalah ekonomi harus menjadi perhatian karena kini untuk dampak kesehatan juga sudah mulai teratasi dengan dimulainya vaksin untuk berbagai komponen masyarakat," kata mantan Gubernur Bali dua periode itu.
Baca juga: Anggota DPD: Pemasaran-sertifikasi produk masih jadi tantangan UMKM Bali
Terlebih, ujar dia, Bali mengalami kontraksi ekonomi yang cukup dalam pada 2020 hingga minus 12,28 persen karena selama ini sangat bergantung pada sektor pariwisata.
Ia menambahkan, berbagai koperasi yang selama ini bersentuhan langsung dengan masyarakat, likuiditasnya menjadi agak kacau, karena tidak sedikit anggota koperasi yang menarik simpanannya untuk bisa bertahan di tengah pandemi.
"Dengan kegiatan reses ini, kita menjadi tahu apa yang terjadi di masyarakat, sehingga kita bisa juga memberikan masukan pada pemerintah daerah dan pemerintah pusat. Hal-hal yang sifatnya tidak tertangani di daerah, mungkin bisa ditanggulangi di pusat," katanya.
Anggota Komite 2 DPD itu juga tidak memungkiri selama ini sudah ada berbagai stimulus dan bantuan pemerintah untuk UMKM dan koperasi. Namun, terkadang tidak tepat sasaran karena persoalan data.
Terkait berbagai persoalan tersebut, Pastika mengatakan akan menindaklanjutinya ke Kementerian Koperasi dan UKM serta dinas terkait.
Baca juga: Dispar Bali dukung Pameran IKM "Bali Bangkit 2021" (video)
Sementara itu, Ketua Koperasi Jati Wirasa Dalung Made Suwantare menambahkan di tengah kondisi pandemi COVID-19, banyak pembayaran kredit nasabah yang tersendat karena mayoritas bekerja di sektor pariwisata.
"Ketika pariwisata anjlok, banyak pembayaran kredit nasabah tersendat. Sebaliknya penabung mulai menarik dananya untuk bertahan hidup," ujar Suwantare.
Suwantare mengaku koperasi yang didirikan tahun 1996 itu awalnya berjalan normal dan terus bertumbuh dengan anggota seribu lebih dan asetnya mencapai Rp27 miliar.
Pihaknya sangat berupaya untuk tetap bisa bertahan dan membangun likuiditas di tengah kondisi pandemi, meskipun belum sama sekali tersentuh bantuan pemerintah.
"Bukan bantuan yang kami butuhkan, tetapi yang lebih penting itu caranya. Mungkin bisa memberikan petunjuk jalan, misalkan untuk mendapatkan kredit dengan bunga rendah, sehingga kemudian bisa dilempar ke masyarakat," ujarnya.
Baca juga: BPR Kanti Gianyar adakan pelatihan kemasan produk UMKM saat pandemi
Di saat berbagai sektor ekonomi hancur karena pariwisata anjlok, pihaknya melihat ada sisi ekonomi yang bergeliat seperti misalnya warung-warung kecil. Banyak yang ingin dilakukan, tetapi dihadapkan keterbatasan dana.
"Bantuan pemerintah seringkali hanya bersifat sementara, jadi tolong beri kami masukan agar dapat mengembangkan koperasi berkelanjutan," katanya.
Di akhir dialog, Mangku Pastika melalui Tim Ahli Ketut Ngastawa secara simbolis juga menyerahkan bantuan bahan pokok.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021
"Penyelamat ekonomi kita saat ini UMKM dan koperasi. Sektor yang di bawah ini relatif masih hidup karena bergerak di bidang yang menjadi kebutuhan rakyat sehari-hari, orang pasti perlu makan, sayur dan sebagainya," kata Pastika di Denpasar, Kamis.
Pastika menyampaikan hal tersebut dalam penyerapan aspirasi secara virtual dengan Ketua Koperasi Jati Wirasa Dalung, Made Suwantare dan Pengelola Jasa Pengangkutan Sampah Santi Guna Dalung I Gusti Ketut Wirasuta dan Made Sudarsana, serta perwakilan masyarakat Dalung, Kabupaten Badung.
"Masalah ekonomi harus menjadi perhatian karena kini untuk dampak kesehatan juga sudah mulai teratasi dengan dimulainya vaksin untuk berbagai komponen masyarakat," kata mantan Gubernur Bali dua periode itu.
Baca juga: Anggota DPD: Pemasaran-sertifikasi produk masih jadi tantangan UMKM Bali
Terlebih, ujar dia, Bali mengalami kontraksi ekonomi yang cukup dalam pada 2020 hingga minus 12,28 persen karena selama ini sangat bergantung pada sektor pariwisata.
Ia menambahkan, berbagai koperasi yang selama ini bersentuhan langsung dengan masyarakat, likuiditasnya menjadi agak kacau, karena tidak sedikit anggota koperasi yang menarik simpanannya untuk bisa bertahan di tengah pandemi.
"Dengan kegiatan reses ini, kita menjadi tahu apa yang terjadi di masyarakat, sehingga kita bisa juga memberikan masukan pada pemerintah daerah dan pemerintah pusat. Hal-hal yang sifatnya tidak tertangani di daerah, mungkin bisa ditanggulangi di pusat," katanya.
Anggota Komite 2 DPD itu juga tidak memungkiri selama ini sudah ada berbagai stimulus dan bantuan pemerintah untuk UMKM dan koperasi. Namun, terkadang tidak tepat sasaran karena persoalan data.
Terkait berbagai persoalan tersebut, Pastika mengatakan akan menindaklanjutinya ke Kementerian Koperasi dan UKM serta dinas terkait.
Baca juga: Dispar Bali dukung Pameran IKM "Bali Bangkit 2021" (video)
Sementara itu, Ketua Koperasi Jati Wirasa Dalung Made Suwantare menambahkan di tengah kondisi pandemi COVID-19, banyak pembayaran kredit nasabah yang tersendat karena mayoritas bekerja di sektor pariwisata.
"Ketika pariwisata anjlok, banyak pembayaran kredit nasabah tersendat. Sebaliknya penabung mulai menarik dananya untuk bertahan hidup," ujar Suwantare.
Suwantare mengaku koperasi yang didirikan tahun 1996 itu awalnya berjalan normal dan terus bertumbuh dengan anggota seribu lebih dan asetnya mencapai Rp27 miliar.
Pihaknya sangat berupaya untuk tetap bisa bertahan dan membangun likuiditas di tengah kondisi pandemi, meskipun belum sama sekali tersentuh bantuan pemerintah.
"Bukan bantuan yang kami butuhkan, tetapi yang lebih penting itu caranya. Mungkin bisa memberikan petunjuk jalan, misalkan untuk mendapatkan kredit dengan bunga rendah, sehingga kemudian bisa dilempar ke masyarakat," ujarnya.
Baca juga: BPR Kanti Gianyar adakan pelatihan kemasan produk UMKM saat pandemi
Di saat berbagai sektor ekonomi hancur karena pariwisata anjlok, pihaknya melihat ada sisi ekonomi yang bergeliat seperti misalnya warung-warung kecil. Banyak yang ingin dilakukan, tetapi dihadapkan keterbatasan dana.
"Bantuan pemerintah seringkali hanya bersifat sementara, jadi tolong beri kami masukan agar dapat mengembangkan koperasi berkelanjutan," katanya.
Di akhir dialog, Mangku Pastika melalui Tim Ahli Ketut Ngastawa secara simbolis juga menyerahkan bantuan bahan pokok.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021