Denpasar (Antara Bali) - Sejumlah kafe yang tersebar di wilayah Kabupaten Tabanan menjadi tempat yang kondusif bagi penularan wabah HIV/AIDS.
Ketua Tim Advokasi Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Provinsi Bali dr Molin Yudiasa saat memberikan advokasi HIV/AIDS di kantor Pemkab Tabanan, Selasa, mengatakan, kasus HIV/AIDS di daerah itu bagaikan fenomena gunung es.
"Jumlah kasus yang tertular HIV/AIDS ditemukan di kabupaten tersebut terus meningkat," ujarnya.
Ia mengemukakan bahwa ada dua hal yang menyebabkan angka kasus HIV/AIDS di Tabanan terus meningkat. Pertama, kesadaran masyarakat untuk memeriksanakan diri sehingga kasusnya bisa terdata, sedangkan kedua, jumlah penderita meningkat akibat perilaku seksual yang menyimpang.
Menurut Molin, kafe yang merambah pelosok perdesaaan menjadi salah satu faktor utama karena ditengarai pelayan kafe tersebut bekerja ganda, yakni selain melayani tamu untuk minum-minuman, juga menjual jasa seksual.
"Kafe-kafe ini berperan ganda. Untuk menjual makanan dan minuman, atau fungsi mereka adalah tempat transaksi prostitusi. Ini sangat mengkhawatirkan," katanya.(LHS/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012
Ketua Tim Advokasi Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Provinsi Bali dr Molin Yudiasa saat memberikan advokasi HIV/AIDS di kantor Pemkab Tabanan, Selasa, mengatakan, kasus HIV/AIDS di daerah itu bagaikan fenomena gunung es.
"Jumlah kasus yang tertular HIV/AIDS ditemukan di kabupaten tersebut terus meningkat," ujarnya.
Ia mengemukakan bahwa ada dua hal yang menyebabkan angka kasus HIV/AIDS di Tabanan terus meningkat. Pertama, kesadaran masyarakat untuk memeriksanakan diri sehingga kasusnya bisa terdata, sedangkan kedua, jumlah penderita meningkat akibat perilaku seksual yang menyimpang.
Menurut Molin, kafe yang merambah pelosok perdesaaan menjadi salah satu faktor utama karena ditengarai pelayan kafe tersebut bekerja ganda, yakni selain melayani tamu untuk minum-minuman, juga menjual jasa seksual.
"Kafe-kafe ini berperan ganda. Untuk menjual makanan dan minuman, atau fungsi mereka adalah tempat transaksi prostitusi. Ini sangat mengkhawatirkan," katanya.(LHS/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012