Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buleleng bersama Pemkab Badung, Bali, menjalin kerja sama untuk memasarkan buah lokal menjadi "welcome fruit" di hotel-hotel yang menjadi tempat menginap wisatawan.
"Kerja sama kami adalah Kabupaten Badung menyerap buah lokal dari Buleleng untuk didistribusikan ke kawasan pariwisata sehingga bisa lebih menyejahterakan petani," ujar Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana di Singaraja, Minggu.
Saat memberikan sambutan pada pembukaan Lokasabha VII Maha Gotra Pasek Sanak Sapta Rsi (MGPSSR) Buleleng di Sekretariat MGPSSR Buleleng Dusun Sambangan, Desa Sambangan, Kecamatan Sukasada, ia menjelaskan ide penyerapan buah lokal ini sudah disampaikan sebelumnya kepada Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta.
Dengan kerja sama itu diharapkan hotel-hotel di Badung bisa menyerap buah lokal dengan maksimal. "Bisa digunakan sebagai welcome fruit atau hidangan buah selamat datang oleh hotel tersebut," katanya.
Oleh karena itu pihaknya juga meminta kepada Bupati Badung untuk membuat regulasi yang lebih mengikat, seperti peraturan daerah (perda) agar hotel-hotel mau menyerap buah lokal, khususnya Buleleng.
Baca juga: Bupati Buleleng gandeng "youtuber" promosikan buah lokal
Saat ini yang paling penting dalam industri pertanian adalah supply (pasokan) dan demand (permintaan). Dua hal ini yang harus dijaga bersama, katanya. Jika permintaan sudah benar-benar terjaga, lanjut dia, pemerintah dan juga petani tinggal mengatur pasokan yang ada.
Berikutnya, kata dia, penyediaan buah dimulai dari pembibitan dan pemeliharaan juga dijaga. "Teknologi pertanian organik memang penting, namun lebih penting lagi ketika hasil pertanian tersebut ada yang menyerap," ucap Agus Suradnyana.
Agus Suradnyana juga mengungkapkan ketahanan ekonomi Bali masih sangat bergantung dengan pariwisata. Untuk mendukung sektor pariwisata tersebut, keunggulan komparatif pertanian Buleleng juga harus dijaga. Keunggulan buah lokal Buleleng terletak pada buah yang baru matang.
"Jadi sangat memungkinkan untuk diserap oleh dunia pariwisata," ungkapnya.
Mengenai keinginan Agus Suradnyana tersebut, I Nyoman Giri Prasta yang juga hadir pada Lokasabha VIII MGPSSR Buleleng sebagai Ketua MGPSSR Bali itu menyebutkan hal ini memang merupakan kerja sama antar daerah. Kabupaten Badung melihat seluruh kabupaten/kota di Bali harus bersinergi.
Dalam masa pandemi COVID-19 ia mengatakan akan timbul prinsip baru yaitu menggunakan dan mengonsumsi produk lokal. "Jadi apa? Kalau memang produk tersebut seperti buah dan sayuran yang bisa diproduksi di Bali, kenapa tidak, hotel kita memakai produk tersebut. Maksudnya menjadi tuan di rumah sendiri," katanya.
Baca juga: Gubernur Bali rancang festival agro tahunan
Giri Prasta menambahkan kerja sama itu sebenarnya sudah berjalan. Tinggal menyusun regulasi berkenaan dengan perda yang akan disesuaikan dengan Peraturan Gubernur Bali.
"Ini karena kerja sama antar daerah dengan Buleleng dan kabupaten lainnya adalah sebuah warisan dari para pendahulu-pendahulu yang ada di Bali, sehingga kerja sama akan terus dilakukan dengan semua kabupaten/kota di Bali. Tidak hanya dalam bidang pertanian semata," kata Giri Prasta.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020
"Kerja sama kami adalah Kabupaten Badung menyerap buah lokal dari Buleleng untuk didistribusikan ke kawasan pariwisata sehingga bisa lebih menyejahterakan petani," ujar Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana di Singaraja, Minggu.
Saat memberikan sambutan pada pembukaan Lokasabha VII Maha Gotra Pasek Sanak Sapta Rsi (MGPSSR) Buleleng di Sekretariat MGPSSR Buleleng Dusun Sambangan, Desa Sambangan, Kecamatan Sukasada, ia menjelaskan ide penyerapan buah lokal ini sudah disampaikan sebelumnya kepada Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta.
Dengan kerja sama itu diharapkan hotel-hotel di Badung bisa menyerap buah lokal dengan maksimal. "Bisa digunakan sebagai welcome fruit atau hidangan buah selamat datang oleh hotel tersebut," katanya.
Oleh karena itu pihaknya juga meminta kepada Bupati Badung untuk membuat regulasi yang lebih mengikat, seperti peraturan daerah (perda) agar hotel-hotel mau menyerap buah lokal, khususnya Buleleng.
Baca juga: Bupati Buleleng gandeng "youtuber" promosikan buah lokal
Saat ini yang paling penting dalam industri pertanian adalah supply (pasokan) dan demand (permintaan). Dua hal ini yang harus dijaga bersama, katanya. Jika permintaan sudah benar-benar terjaga, lanjut dia, pemerintah dan juga petani tinggal mengatur pasokan yang ada.
Berikutnya, kata dia, penyediaan buah dimulai dari pembibitan dan pemeliharaan juga dijaga. "Teknologi pertanian organik memang penting, namun lebih penting lagi ketika hasil pertanian tersebut ada yang menyerap," ucap Agus Suradnyana.
Agus Suradnyana juga mengungkapkan ketahanan ekonomi Bali masih sangat bergantung dengan pariwisata. Untuk mendukung sektor pariwisata tersebut, keunggulan komparatif pertanian Buleleng juga harus dijaga. Keunggulan buah lokal Buleleng terletak pada buah yang baru matang.
"Jadi sangat memungkinkan untuk diserap oleh dunia pariwisata," ungkapnya.
Mengenai keinginan Agus Suradnyana tersebut, I Nyoman Giri Prasta yang juga hadir pada Lokasabha VIII MGPSSR Buleleng sebagai Ketua MGPSSR Bali itu menyebutkan hal ini memang merupakan kerja sama antar daerah. Kabupaten Badung melihat seluruh kabupaten/kota di Bali harus bersinergi.
Dalam masa pandemi COVID-19 ia mengatakan akan timbul prinsip baru yaitu menggunakan dan mengonsumsi produk lokal. "Jadi apa? Kalau memang produk tersebut seperti buah dan sayuran yang bisa diproduksi di Bali, kenapa tidak, hotel kita memakai produk tersebut. Maksudnya menjadi tuan di rumah sendiri," katanya.
Baca juga: Gubernur Bali rancang festival agro tahunan
Giri Prasta menambahkan kerja sama itu sebenarnya sudah berjalan. Tinggal menyusun regulasi berkenaan dengan perda yang akan disesuaikan dengan Peraturan Gubernur Bali.
"Ini karena kerja sama antar daerah dengan Buleleng dan kabupaten lainnya adalah sebuah warisan dari para pendahulu-pendahulu yang ada di Bali, sehingga kerja sama akan terus dilakukan dengan semua kabupaten/kota di Bali. Tidak hanya dalam bidang pertanian semata," kata Giri Prasta.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020