Gubernur Bali Wayan Koster tengah merancang festival agro tahunan sebagai salah satu pendekatan untuk memasarkan produk pertanian lokal, sekaligus menjadi kebijakan di sisi hilir dalam meningkatkan sektor pertanian di Pulau Dewata.
"Festival seperti ini sedang saya rancang. Desainnya nanti akan ada festival dan pameran tematik. Ada kuliner, ada buah-buahan dan dengan festival agro seperti ini menjadi salah satu pajangan penggunaan buah lokal," kata Koster saat menghadiri dan membuka World Mangosteen Festival (WMF) pertama di Desa Galungan, Singaraja, Kabupaten Buleleng, Sabtu.
Festival-festival agro tersebut, lanjut dia, nantinya akan dilaksanakan sesuai dengan musim sehingga akan menyerap buah-buahan yang sedang panen.
"Nanti misalnya di musim salak, di musim jeruk, di musim manggis, di musim apa saja kita akan buatkan festivalnya keliling-keliling di Bali," ujar Koster
Bahkan orang nomor satu di Bali itu akan membuat festival tersebut bertaraf internasional dengan mengundang asosiasi eksportir dan para pembeli dari luar negeri.
"Bukan itu saja, saya berharap akan dibuatkan lomba makan buah-buahan yang mengundang para wisatawan yang menginap di Nusa Dua, Kabupaten Badung. Di samping ada pula yang dijual untuk dibawa pulang," ucap mantan anggota DPR RI itu.
Koster meyakini festival semacam ini bisa diselenggarakan tanpa memakai APBD. Misalnya saja dengan menggunakan CSR perusahaan atau menggandeng pihak ketiga.
World Mangosteen Festival (WMF) ini diselenggarakan selama dua hari, dari 23-24 Maret 2019. Selain pameran produk pertanian lokal, acara dimeriahkan dengan lomba buah lokal seperti manggis dan durian. Ada pula lomba gebogan (sesajen buah) berbahan dasar manggis, "Mangosteen Run", dan sarasehan manggis.
Dalam pameran, tampak sejumlah wisatawan asing menghadiri dan mencicipi buah manggis. Beberapa waktu lalu, Gubernur Koster juga melepas ekspor manggis Bali ke Tiongkok.***1***
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019
"Festival seperti ini sedang saya rancang. Desainnya nanti akan ada festival dan pameran tematik. Ada kuliner, ada buah-buahan dan dengan festival agro seperti ini menjadi salah satu pajangan penggunaan buah lokal," kata Koster saat menghadiri dan membuka World Mangosteen Festival (WMF) pertama di Desa Galungan, Singaraja, Kabupaten Buleleng, Sabtu.
Festival-festival agro tersebut, lanjut dia, nantinya akan dilaksanakan sesuai dengan musim sehingga akan menyerap buah-buahan yang sedang panen.
"Nanti misalnya di musim salak, di musim jeruk, di musim manggis, di musim apa saja kita akan buatkan festivalnya keliling-keliling di Bali," ujar Koster
Bahkan orang nomor satu di Bali itu akan membuat festival tersebut bertaraf internasional dengan mengundang asosiasi eksportir dan para pembeli dari luar negeri.
"Bukan itu saja, saya berharap akan dibuatkan lomba makan buah-buahan yang mengundang para wisatawan yang menginap di Nusa Dua, Kabupaten Badung. Di samping ada pula yang dijual untuk dibawa pulang," ucap mantan anggota DPR RI itu.
Koster meyakini festival semacam ini bisa diselenggarakan tanpa memakai APBD. Misalnya saja dengan menggunakan CSR perusahaan atau menggandeng pihak ketiga.
World Mangosteen Festival (WMF) ini diselenggarakan selama dua hari, dari 23-24 Maret 2019. Selain pameran produk pertanian lokal, acara dimeriahkan dengan lomba buah lokal seperti manggis dan durian. Ada pula lomba gebogan (sesajen buah) berbahan dasar manggis, "Mangosteen Run", dan sarasehan manggis.
Dalam pameran, tampak sejumlah wisatawan asing menghadiri dan mencicipi buah manggis. Beberapa waktu lalu, Gubernur Koster juga melepas ekspor manggis Bali ke Tiongkok.***1***
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019