Panitia program "We Love Bali" dari PT Bintang Nusantara MICE, Putri Kesuma, berharap kampanye Cleanliness, Health, Safety and Environmental Sustainability (CHSE) dapat mewujudkan kesadaran terkait keselamatan dan keamanan di kalangan pelaku pariwisata di Pulau Dewata dalam melakukan kegiatan di tengah pandemi COVID-19.
"Safety awarenes' itu tentunya juga memerlukan dukungan dari masyarakat (komunitas), akademisi, pengusaha, dan media," kata Putri Kesuma di Denpasar, Jumat.
Program We Love Bali, lanjut dia, yang telah diluncurkan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menjadi salah satu program pemulihan pariwisata, sekaligus edukasi mengenai CHSE atau Cleanliness (kebersihan), Health (kesehatan), Safety (keamanan), dan Environment (Ramah Lingkungan) di tempat wisata.
Baca juga: Menparekraf Wishnutama resmi luncurkan program "We Love Bali"
"Kegiatan ini bertujuan memberikan edukasi terhadap penerapan protokol CHSE sebagai daya tarik wisata dan desa wisata, termasuk melakukan pengawasan penerapan protokol kesehatan di hotel tempat menginap dan daerah tujuan wisata yang dikunjungi dengan mengisi form cek list CHSE," ucapnya.
Intinya, menurut dia, implementasi penerapan CHSE sangat penting untuk menunjukkan bahwa Bali sebagai destinasi wisata internasional, sungguh-sungguh berkomitmen dan mampu menerapkan protokol kesehatan.
Program We Love Bali untuk mempromosikan kepariwisataan Pulau Seribu Pura yang kini terpuruk. Promosi itu dibarengi dengan kunjungan ke daya tarik wisata dan desa wisata.
Tak sekadar berkunjung, We Love Bali juga diikuti dengan sosialisasi protokol kesehatan bidang pariwisata. Program pemulihan pariwisata bertajuk We Love Bali melibatkan setidaknya 4.400 peserta dari kalangan dosen, guru, mahasiswa, ASN, karyawan perusahaan swasta, karyawan usaha wisata, Pokdarwis, komunitas hobi, fotografer, dan lainnya.
Peserta akan mendapatkan fasilitas berupa akomodasi selama dua malam di hotel atau home stay yang ditetapkan panitia, konsumsi, transportasi, tiket masuk daerah tujuan wisata, biaya tes cepat, dan perlengkapan lainnya.
Baca juga: Pemprov Bali dan BI dorong asosiasi MICE bersatu bangkitkan pariwisata
Putri Kesuma mengemukakan salah satu trip program We Love Bali yakni trip 11 dari 21-23 Oktober 2020 dengan rute Denpasar- Sangeh-Carang Sari-Plaga – Kintamani-Payangan- Ubud- Kemenuh-Denpasar.
Peserta berangkat dari Denpasar, Sangeh,Carang Sari dan Plaga serta menginap semalam di Plaga (Badung). Di sini mereka mengunjungi Pura Taman Mumbul Sangeh, Desa Sangeh, Desa Carangsari, Jembatan Bangkung.
"Keesokan harinya naik ke Kintamani (Bangli), terus menuju Payangan dan lanjut menginap di Ubud (Gianyar). Mereka mengunjungi Desa Wisata Blok Sidan, Kopi Gunung Batur, Sekar Bumi Desa Kerta, Pasar Seni Ubud, dan Bali Cacao Park. Jadi, ada kombinasi menginap di Plaga dan Ubud," ujarnya.
Sementara itu, anggota Tim Percepatan Pemulihan Pariwisata Bali yang mendampingi panitia Ketut Jaman mengatakan sebanyak 12 rute perjalanan sudah disiapkan untuk program We Love Bali. Dari 12 trip tersebut sudah mendapatkan dukungan anggaran dari Kemenparkeraf.
Terkait teknis perjalanan, pertama peserta akan dibagi menjadi kelompok perjalanan, setiap kelompok terdiri dari 40 orang dengan menggunakan dua kendaraan bus, masing-masing bus berisi 20 penumpang, yang akan melalui satu rute perjalanan dari total 12 rute yang disediakan.
Baca juga: Komisi VI DPR-BUMN bahas pemulihan ekonomi - pariwisata Bali
Di setiap daya tarik wisata akan dilibatkan UMKM sebagai penyedia souvenir yang akan dijual kepada para peserta.
"Selain itu, juga mempromosikan pariwisata Bali Era Baru kepada masyarakat luar melalui media sosial peserta, menyiapkan pariwisata Bali untuk menyambut wisman sejalan dengan Pergub Bali Nomor 46 Tahun 2020 tentang Penerapan Disiplin dan Penegakan Hukum Protokol Kesehatan sebagai Upaya Pencegahan dan Pengendalian COVID-19 dalam Tatanan Kehidupan Era Baru dan meningkatkan ekonomi tempat-tempat yang dikunjungi," ucapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020
"Safety awarenes' itu tentunya juga memerlukan dukungan dari masyarakat (komunitas), akademisi, pengusaha, dan media," kata Putri Kesuma di Denpasar, Jumat.
Program We Love Bali, lanjut dia, yang telah diluncurkan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menjadi salah satu program pemulihan pariwisata, sekaligus edukasi mengenai CHSE atau Cleanliness (kebersihan), Health (kesehatan), Safety (keamanan), dan Environment (Ramah Lingkungan) di tempat wisata.
Baca juga: Menparekraf Wishnutama resmi luncurkan program "We Love Bali"
"Kegiatan ini bertujuan memberikan edukasi terhadap penerapan protokol CHSE sebagai daya tarik wisata dan desa wisata, termasuk melakukan pengawasan penerapan protokol kesehatan di hotel tempat menginap dan daerah tujuan wisata yang dikunjungi dengan mengisi form cek list CHSE," ucapnya.
Intinya, menurut dia, implementasi penerapan CHSE sangat penting untuk menunjukkan bahwa Bali sebagai destinasi wisata internasional, sungguh-sungguh berkomitmen dan mampu menerapkan protokol kesehatan.
Program We Love Bali untuk mempromosikan kepariwisataan Pulau Seribu Pura yang kini terpuruk. Promosi itu dibarengi dengan kunjungan ke daya tarik wisata dan desa wisata.
Tak sekadar berkunjung, We Love Bali juga diikuti dengan sosialisasi protokol kesehatan bidang pariwisata. Program pemulihan pariwisata bertajuk We Love Bali melibatkan setidaknya 4.400 peserta dari kalangan dosen, guru, mahasiswa, ASN, karyawan perusahaan swasta, karyawan usaha wisata, Pokdarwis, komunitas hobi, fotografer, dan lainnya.
Peserta akan mendapatkan fasilitas berupa akomodasi selama dua malam di hotel atau home stay yang ditetapkan panitia, konsumsi, transportasi, tiket masuk daerah tujuan wisata, biaya tes cepat, dan perlengkapan lainnya.
Baca juga: Pemprov Bali dan BI dorong asosiasi MICE bersatu bangkitkan pariwisata
Putri Kesuma mengemukakan salah satu trip program We Love Bali yakni trip 11 dari 21-23 Oktober 2020 dengan rute Denpasar- Sangeh-Carang Sari-Plaga – Kintamani-Payangan- Ubud- Kemenuh-Denpasar.
Peserta berangkat dari Denpasar, Sangeh,Carang Sari dan Plaga serta menginap semalam di Plaga (Badung). Di sini mereka mengunjungi Pura Taman Mumbul Sangeh, Desa Sangeh, Desa Carangsari, Jembatan Bangkung.
"Keesokan harinya naik ke Kintamani (Bangli), terus menuju Payangan dan lanjut menginap di Ubud (Gianyar). Mereka mengunjungi Desa Wisata Blok Sidan, Kopi Gunung Batur, Sekar Bumi Desa Kerta, Pasar Seni Ubud, dan Bali Cacao Park. Jadi, ada kombinasi menginap di Plaga dan Ubud," ujarnya.
Sementara itu, anggota Tim Percepatan Pemulihan Pariwisata Bali yang mendampingi panitia Ketut Jaman mengatakan sebanyak 12 rute perjalanan sudah disiapkan untuk program We Love Bali. Dari 12 trip tersebut sudah mendapatkan dukungan anggaran dari Kemenparkeraf.
Terkait teknis perjalanan, pertama peserta akan dibagi menjadi kelompok perjalanan, setiap kelompok terdiri dari 40 orang dengan menggunakan dua kendaraan bus, masing-masing bus berisi 20 penumpang, yang akan melalui satu rute perjalanan dari total 12 rute yang disediakan.
Baca juga: Komisi VI DPR-BUMN bahas pemulihan ekonomi - pariwisata Bali
Di setiap daya tarik wisata akan dilibatkan UMKM sebagai penyedia souvenir yang akan dijual kepada para peserta.
"Selain itu, juga mempromosikan pariwisata Bali Era Baru kepada masyarakat luar melalui media sosial peserta, menyiapkan pariwisata Bali untuk menyambut wisman sejalan dengan Pergub Bali Nomor 46 Tahun 2020 tentang Penerapan Disiplin dan Penegakan Hukum Protokol Kesehatan sebagai Upaya Pencegahan dan Pengendalian COVID-19 dalam Tatanan Kehidupan Era Baru dan meningkatkan ekonomi tempat-tempat yang dikunjungi," ucapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020