Grup band asal Bandung, bernama Alir, yang terdiri dari empat personel yaitu Sayed sebagai vokalis, Mufti pada keyboard, Boyan sebagai cellist dan Fathur gitaris, akan menciptakan lagu yang menggambarkan situasi terkait COVID-19.
"Jika mengaitkan dengan pandemi, ada satu lagu yang akan rilis di waktu mendatang. Ditulis memang khusus setelah melihat dan merenungi dampak pandemi bagi orang-orang. Namun, pada album Cornucopa ada satu lagu yaitu Di Luar Jendela Op. 3/5 yang rasa-rasanya cukup relevan jika dikaitkan dengan keadaan belangan ini," kata vokalis grub band Alir, Sayed dalam keterangan persnya di Denpasar, Jumat.
Ia mengatakan lagu tersebut bercerita tentang bagaimana seorang manusia yang lebih memilih diam di kamarnya sendiri, setelah melihat begitu kalut dan carut marutnya dunia di luar kamar, di luar jendelanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020
"Jika mengaitkan dengan pandemi, ada satu lagu yang akan rilis di waktu mendatang. Ditulis memang khusus setelah melihat dan merenungi dampak pandemi bagi orang-orang. Namun, pada album Cornucopa ada satu lagu yaitu Di Luar Jendela Op. 3/5 yang rasa-rasanya cukup relevan jika dikaitkan dengan keadaan belangan ini," kata vokalis grub band Alir, Sayed dalam keterangan persnya di Denpasar, Jumat.
Ia mengatakan lagu tersebut bercerita tentang bagaimana seorang manusia yang lebih memilih diam di kamarnya sendiri, setelah melihat begitu kalut dan carut marutnya dunia di luar kamar, di luar jendelanya.
Selama pandemi ini, Sayed merasa lebih produktif dan karena sebelum pandemi ketiga personel lain masing-masing mempunyai pekerjaan tetap, dua di antaranya adalah guru di sekolah negeri di Kota Bandung dan satu lagi bekerja di agensi dan media yang tentunya sangat menguras tenaga dan pikiran.
"Karena lebih produktif di masa COVID-19, 1 stand alone single dan dua album telah kami keluarkan di tahun ini. Beberapa karya juga sudah kami siapkan untuk rilis pada bulan depan dan Desember. semoga diberikan jalan,"ucapnya.
Sayed menambahkan sebelum isu pandemi di Indonesia ramai dan lonjakan kasus sangat tinggi, pandemi justru sangat memudahkan kami dalam mengasah aspek-aspek yang terkandung di dalam album Cornucopia. Kata dia, karena kondisi itu dan terpaksa harus berdiam di rumah, maka tidak ada pilihan lain, selain fokus dalam proses produksi dan memilah bebunyian yang paling pas.
Sedangkan jika tidak ada masa pandemi ini, mungkin konsentrasi tiap personel akan terbagi seperti tahun sebelumnya, terutama dalam menyelesaikan proses yang paling sulit berupa perekaman gitar, cello dan vokal.
Band Alir yang terbentuk pada pertengahan tahun 2017 di Yogyakarta ini, telah merilis Album terbaru secara virtual yang bernama 'Cornucopia’ pada tanggal 18 September 2020. Dalam setiap karyanya memuat unsur-unsur yang bersifat sinematik dan setiap lagunya menyajikan komposisi padat serta lebih eksperimental dengan memasukkan elemen-elemen chamber, ambiens, serta soundscape.
Menurutnya, Cornucopia merupakan album kedua yang dirilis secara digital oleh Alir, pada tahun ini. Di masa pandemi yang mencekik habis hampir seluruh aspek kehidupan, Alir, justru berusaha keluar dari perspektif itu. Sayed merasa jauh lebih produktif dibanding tahun-tahun sebelumnya dengan merilis total 12 lagu pada tahun 2020 ini.
“Kami berharap pendengar dapat merasakan energi yang kami coba bangun dan akhirnya bagikan melalui tiap lagu yang ada di dalam album ini, karena, sebagai sebuah band kami hanya ingin mencoba menyampaikan perspektif dan bagaimana cara kami melihat dunia melalui bunyi dan kata-kata," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020