Dalam acara yang diikuti Gubernur Bali Wayan Koster, Pemimpin Wilayah BRI Denpasar Ida Bagus K Subagia, dan pejabat Pemkab Tabanan itu, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Trisno Nugroho, mengatakan Bali mulai memberlakukan transaksi nontunai di setiap tempat wisata untuk meredam penyebaran COVID-19.
Selain destinasi wisata tersebut, pembayaran lewat transaksi non-tunai ini juga diberlakukan pada 141 pasar di Bali. "Untuk warga Bali yang ingin membeli bahan kebutuhan pokok saat ini, para pembeli tidak harus datang ke pasar, tapi mereka cukup meng-klik pasar.co.id," katanya.
Setelah meng-klik dan memesan, kemudian penjual di pasar akan mengirimkan barang pesanan sesuai dengan alamat pembeli. "Para wisatawan dan warga Bali dapat membayar transaksi non-tunai dengan menggunakan aplikasi QRIS dan BRIZI," ucapnya.
Trisno Nugroho berharap acara peluncuran itu akan mampu meredam penyebaran virus COVID-19 di Pulau Dewata.
Baca juga: BPD Bali dorong transaksi gunakan QRIS di Klungkung dan Karangasem
Sementara itu, Gubernur Bali Wayan Koster memberikan apresiasi terhadap kebijakan dan regulasi dalam mempermudah transaksi pembayaran antara pedagang dan pembeli, karena itu pihaknya akan mendorong agar fasilitas ini dapat digunakan oleh pelaku UMKM di Bali, karena pandemi COVID-19 memang berdampak sangat besar terhadap perekonomian Bali.
"Pertumbuhan perekonomian Bali mengalami kontraksi yang cukup parah untuk pertama kalinya. Sesuai data BI dan BPS Bali pada kuartal I Bali mengalami kontraksi 1,14 persen, tapi pada kuartal II Bali justru mengalami kontraksi 10,98 persen, karena itu inovasi di masa pandemi yang dilakukan BI dan BRI ini akan meningkatkan kualitas layanan dalam penyelenggaraan di bidang kepariwisataan dengan menggunakan teknologi digital," katanya.
Pasar-pasar tradisional juga sudah masuk dan aktif menggunakan layanan teknologi digital yakni melakukan promosi dan transaksi elektronik melalui online dan tergabung dalam web.pasar se-Bali dengan jumlah 141 pasar, hingga menembus komunitas perekonomian rakyat Bali paling bawah. Hal ini menunjukkan spirit BRI yakni spirit kerakyatan.
Hal ini, ujar Gubernur, menunjukkan kemajuan pesat bagi pelaku-pelaku perekonomian tradisional yang mau bergeser melakukan transformasi ke arah atau terobosan yang lebih baik dan bersifat modernisasi. Karena dengan menerapkan sistem layanan seperti ini, transaksi akan dapat dilakukan dengan cepat, mudah, murah dan aman serta mengurangi risiko-risiko yang berkaitan denagn aktivitas yang berkaitan dengan kondisi sehari-hari.
Baca juga: BI ajak masyarakat Bali cintai produk lokal untuk bangkitkan ekonomi
Dalam kesempatan itu, Pemimpin Wilayah BRI Kanwil Denpasar Ida Bagus K Subagia menyatakan pihaknya mendukung pemulihan ekonomi nasional, khususnya Bali, melalui program digitalisasi kawasan pariwisata berbasis QRIS dan BRIS yang hingga saat ini jumlah penyaluran QRIS BRI se-kantor wilayah BRI Denpasar mencapai 2.402 dan untuk Provinsi Bali 1.790 merchand UMKM yang sudah berbasis QRIS, sedangkan untuk uang elektronik BRIZI penggunaan BRIZI se-kantor wilayah Denpasar 862.000 dan untuk Provinsi Bali mencapai 688.000 pengguna.
"Untuk mendukung pemulihan perekonomian di masa pandemi COVID-19, BRI juga menerbitkan desain khusus edisi kebun raya yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran di kawasan Kebun Raya Bali bagi pengunjung," katanya di kebun raya yang menjadi salah satu destinasi kunjungan pariwisata favorit dengan rata-rata kunjungan sebelum pandemi 1.000 sampai 3.000 wisatawan per hari dengan banyaknya usaha UMKM yang bergerak dengan hasil bumi dan pertanian.
Video oleh Pande Yudha
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020