Kuta (Antara Bali) - Masyarakat sebagai konsumen media massa semakin sulit mengakses informasi yang berimbang dan tidak berpihak sehingga proses pembodohan makin terbuka lebar.

"Itu terjadi di tengah himpitan motif keuntungan dan semakin pudarnya ideologi yang melingkupi industri media," kata Direktur Kemitraan Komunikasi, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Dr James Pardede di Kuta, Rabu.

Ia menyampaikan hal itu pada acara Forum Pengembangan Literasi Media Dalam Rangka Penguatan Sadar Media" yang diikuti berbagai elemen masyarakat, termasuk insan media dan kehumasan di Bali.

James yang mewakili Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik, Kemkominfo, Freddy H Tulung, mengingatkan bahwa sajian media umumnya telah terkontaminasi oleh kapitalisme. Hal itu menyebabkan kesenjangan komunikasi antara pengelola lembaga media dengan publiknya, yaitu masyarakat sebagai penerima informasi.

Dalam menghadapi budaya media secara global, masyarakat membutuhkan tiga hal, yakni berpikir kritis, mampu mengekspresikan diri dan berpartisipasi dalam kehidupan demokrasi.

Media literasi merupakan salah satu wujud dari upaya membekali masyarakat agar mampu memilah dan memilih isi media massa secara kritis, katanya.

Dalam rangka pengembangan literasi media, Kemkominfo menempuh tiga cara, yakni mendorong peningkatan profesionalisme di lingkungan media, meningkatkan literasi masyarakat melalui pembekalan pengetahuan dan memfasilitasi masyarakat untuk melakukan pengawasan dan koreksi kepada sebagai masukan bagi Dewan Pers.

Acara tersebut menghadirkan sejumlah pembicara, diantaranya Dr Ida Bagus Radendra Fakultas Komunikasi Universitas Dwijendra, Denpasar, Ketua Dewan Kehormatan PWI Tarman Azzam bersama M Noeh Hatumena, dan Amin Sar Manihuruk dari Badan Litbang SDM Kemkominfo.(T007/M038/T007)

Pewarta:

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012