UPTD Puskesmas I Dinas Kesehatan Kecamatan Denpasar Selatan (Densel) , Kota Denpasar,  Bali, tetap membuka pelayanan kesehatan bagi ibu hamil di masa pandemi COVID-19, namun kasus stunting/kekerdilan selama pandemi dinyatakan nihil.

"Selama pandemi kita tetap buka pelayanan, cuma yang jadi masalah masyarakat masih takut datang berobat ke tempat pengobatan. Kami sudah beri edukasi selama pelayanan kalau protokol kesehatan tetap diberlakukan. Paket pemeriksaan lengkap, tetap sama dan tidak ada yang berbeda dari biasanya," kata Kepala UPTD Puskesmas 1 Denpasar Selatan, dr. A. A. Ngurah Dharmayuda, saat dikonfirmasi di Denpasar, Kamis malam.

Ia mengatakan selama masa pandemi COVID-19 pelayanan kesehatan tetap sama, hanya saja jumlah yang berobat ke Puskesmas tidak banyak. Banyak ibu hamil yang masih takut untuk berobat, karena faktor COVID.

"Kami tetap melayani sesuai dengan prosedur yang di dalamnya bagaimana untuk mendeteksi stunting. Ada atau tidaknya pandemi pemeriksaan itu sama, cuma yang harus dilaksanakan sekarang ya menerapkan protokol kesehatan, itu saja perbedaannya sekarang. Pemeriksaan tidak ada dikurangi, cuma tambahannya harus mempersiapkan untuk protokol kesehatan saja. Jaga imunitas, jaga jarak," jelasnya.

Baca juga: Pakar Unair: Anemia saat hamil dan asap rokok picu "stunting" bayi

dr. Ngurah Dharmayuda menjelaskan sejauh ini di Puskesmas I Denpasar Selatan tidak ada ditemukan kasus stunting. Namun, menurutnya kondisi ini dapat menjadi ancaman ke depannya, karena selama pandemi semua kebutuhan sulit diperoleh.

Dampak dari COVID-19 ini, juga ikut mempengaruhi perekonomian yang tidak hanya terjadi di Bali, tetapi juga di Indonesia.

Ia mengatakan sekitar bulan Maret saat awal masa pandemi jumlah pelayanan dibatasi. Setelah memasuki masa adaptasi kebiasaan baru, pelayanan kesehatan khususnya untuk ibu hamil sudah dibuka seluas-luasnya.

"Perbandingan jumlah kunjungan sebelum dengan sesudah pandemi berbeda. Sebelumnya, saya sempat tanya di ruang pelayanan, kalau hari-hari biasa sebelum pandemi bisa ada belasan tapi sekarang ada 4-5 kunjungan,"kata dr. Dharmayuda.

Baca juga: Tim Penggerak PKK harapkan Badung bebas stunting/kekerdilan

Kondisi stunting ini lebih berpengaruh pada proses nutrisi wanita dari remaja hingga sampai di proses persalinan dan melahirkan anak. Selama proses hamil tetap dilakukan pemeriksaan yang lengkap.

"Dalam istilah kita pemeriksaan 10T seperti tinggi badan, tensi darah, berat badan dan sebagainya. Kemudian, kita beri PMT (paket makanan tambahan) bertujuan agar bumil tidak kurang nutrisi selama kehamilan," ucapnya.

Pihaknya mengimbau agar masyarakat tidak takut memeriksakan kondisi kesehatannya, dan untuk ibu hamil agar rutin memeriksakan kondisi kehamilannya. Segala bentuk informasi lebih lanjut terkait pelayanan kesehatan, sudah dibagikan melalui sosial media.

Pewarta: Ayu Khania Pranishita

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020